Ku dorong kursi roda Fajar mendekati panggung pengumuman. Meskipun aku tau tahun ini akan kalah lagi.
"Juara Umum Festival Santri jatuh kepada...,"
"Aku sudah memenangkan ini dengan membawa mu pulang lagi,"ucapku tersenyum lebar. "Aish lengket terus pokoknya,"ucap Allisya. "Ustadz Fajar langsung flight to the moon,"ucap Ilyas membuat senyum mengembang di wajah Fajar.
"SMA Plus Al Fatimah ini,"
"MA Al Ikhlas yang jelas,"
"Yayasan Pondok Pesantren Ar Rahman. Silahkan saudari Isyana Utari Atmariani memberikan sepatah dua patah kata,"ucap MC membuatku tersentak. Yang benar saja aku aja gagal menangkap stick mayoret terakhir karena Fajar.
Sontak riuh tepuk tangan membuatku tak percaya. Yang benar saja, aku kan gagal selebrasi. "Maaf tapi saya gagal menangkap yang terakhir dan itu ngga sempurna,"ucap ku merasa ngga adil untuk yang lain. "Kami melihat ada keseriusan dalam pertunjukan.
Bagaimana cara menyampaikan pesan itu sampai ke penonton. Meskipun gagal dilakukan mayoret yang sama tetap saja di akhir di tutup dengan manis. Kami rasa cukup jadi alasan,"ucap panitia membuatku menatap Nayla meminta pendapat.
"Kamu bisa Nak,"ucap Nayla mengusap lenganku menumbuhkan keyakinan nyata. Apalagi Fajar kini telah kembali. Ku langkahkan kaki naik ke panggung menerima penghargaan. Dasarnya Allisya pemain biola untuk semua situasi bahkan di situasi begini pun main.
Penantian ini akan terbayar pasti
Ku lepas cadar yang membalut wajah ku membuat beberapa orang langsung heboh.
"Itu Isyana yang viral,"
"Iya yang cari suaminya hilang itu,"
"Mungkin sampai bosan Anda sekalian melihat saya berdiri di lampu merah ataupun di layar kaca Anda. Saya hanya makhluk yang meminta tolong pada masa itu. Nama saya Isyana Fajar Fathur Asyari. Isyana Utari Atmariani adalah nama lahir saya. Saya hanya bisa berterimakasih karena lewat Festival ini saya menemukan kembali dirinya. Hanya itu,"ucapku tersenyum lebar.
"Tapi kenapa masih nerima meskipun ya gitu. Cinta tapi harus realistis juga kan,"ucap salah seorang panitia membuatku tersenyum lebar. "Realistis. Saya hanya orang yang sesat yang di angkat menjadi keluarga dengan di nikahi putra Kiyai Besar Pondok Pesantren Ar Rahman, Fajar Fathur. Bukan karena popularitas tapi karena dirinya mampu membimbing saya menjadi lebih baik,"ucapku membuat tepukan tangan riuh.
"PP AR RAHMAN PASSWORD NYA,"ucapku begitu menerima piala penghargaan juara umum yang akhirnya jatuh menjadi milik kami."BISMILLAH ALLAHU AKBAR,"
"PP AR RAHMAN MANA SUARA ANTUM, "
"MENANG JALAN NINJA KU,"
Dengan langkah panjang ku angsurkan piala sembari mencium lembut pipinya mengabaikan suasana yang mendadak jadi ramai karena ku. Mengabaikan teriakan Najwa dan Dina, seminggu penuh depresi harus ku usaikan dengan manis. "Udah nanti lagi atuh kalo di rumah,"ucap Nayla membuatku terkekeh belum lagi wajah merah padam Fajar.
"Mbak Allisya sama Mas Rafael ikut kita aja ya,"ucap Usman. "Kami? Ngga papa memangnya,"tanya Allisya. "Ndak papa lah. Ayo ikut pulang,"ucapku menggandeng Allisya meninggalkan Fajar bersama Fahri di belakang. Tidak ada lagi yang ku tunggu, semuanya sudah lengkap. Hanya tinggal mengungkapkan kebenaran saat semua pada tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekawira Danadyaksa~Completed
RomanceMenikah dengan perjodohan bukan hal yang bagus ralat lebih tepatnya hanya pihak laki-laki yang sudah lebih dulu mencintai pihak perempuan. Bak kata pepatah menikah dengan orang yang mencintai dengan tulus, begitu Isyana diperlakukan istimewa seolah...