Bab 34 : Menghitung waktu

140 13 0
                                    

Aileen POV

Video viral yang merebak di dunia maya tentang pertemuan dua orang kekasih sudah entah berapa kali ku tonton. "Kadang adakalanya kita menyerah untuk suatu hal. Mereka sudah saling menerima,"ucap Ratna menepuk pundakku.

"Aku ngga mungkin nyerah. Aku pasti menang dengan caraku,"ucapku berlalu menuju kamar ku. Ku tatap beberapa foto masa SMA ku bersama gadis manis yang selalu tersenyum. Mulai dari kami tengah liburan sekolah sampai menang dalam sebuah perlombaan. Ada juga beberapa foto saat ada marching band Gita Abdi Praja.

Senyum nya tak pernah berubah namun sayang saat dirinya memakai baju putih kebanggaan nya tak lagi ada diriku dalam satu frame. Selama ini kenapa aku harus terjebak dalam kehidupan buruk?

Ku buka komputer mencoba mengetik kan beberapa hal pada partner ku. Entahlah rasanya diam membiarkan Isyana bersama Fajar sangat sulit. Haruskah aku baru sadar setelah sekian lama?

Baru saja mau mengganti baju mau tidur mataku malah terpaku dengan hoodie navy yang ada namanya. Karena milikku menjadi miliknya begitu pun sebaliknya. Akh andai masa itu bisa diulang aku tak akan pernah melepaskan nya.

"Kak Isyana menikahi jiwanya Kak Fajar kak. Sampai kapanpun kakak ngga akan bisa merubah apapun. Biar pun kamu ambil tapi nggak akan menghapus apapun,"ucap Tegar membawa map coklat.

"Apa pedulimu? Apa itu?,"tanyaku. "Kamar Kakak ini sudah kayak kamar Kak Isyana aja. Lebih banyak fotonya daripada foto kakak. Beberapa hari lalu ada data masuk yang ya mungkin dengan itu kakak berhenti mengejar Kak Isyana,"ucap Tegar membuatku menaikkan sebelah alisku membuka map.

Ny. Isyana Utari Atmariani

"Kemarin waktu ku tanya dokter yang bersangkutan Kak Isyana diantar teman nya yang berambut bob, berseragam polisi. Ya karena Fajar masih lost contact. Lagian kakak kalo niat jadi pshyco ngapain setengah setengah,"tanya Tegar. "Pshyco itu cuma kedok.

Isyana selalu bercerita suara merdu Fajar mengaji, tatapan teduh, dan dirinya yang selalu berlomba lari saat senja di pematang sawah. Aku hanya ingin tau apakah setelah semua hal yang dia ceritakan itu ngga ada lagi apa masih ada lagi yang dia harapkan dari Fajar,"ucapku.

"Dan ternyata pernyataan itu pasti menampar kakak kan. Hah kenapa harus mencari satu gadis Kak. Tak bisa kah kau temukan sosok lain yang masih lajang. Setidaknya ngga akan ribet begini. Aku mau minta izin nikah, kau tau kan apa jawaban semua orang. Tunggu Aileen bahagia kembali,"ucap Tegar.

"Kau mau menikah pergi saja menikah kenapa harus berkaitan dengan ku. Aku sudah muak dengan Fani,"ucapku. "Kakak juga kenapa bisa goyah hanya karena berita. Berarti waktu itu kakak belum bisa tulus,"ucap Tegar. "Entahlah waktu punya misteri. Fajar yang berandal di jalanan diubah menjadi sosok baru yang dicintai semua orang.

Aku yang dulunya mantan duta bela negara bisa jadi penjejak dark Web,"ucapku. "Kedok mu. Tapi kamu pencipta aplikasi, dokter bedah hebat yang bisa melakukan operasi sendiri, pebisnis. Dengan menyodorkan kartu nama mu banyak gadis yang akan datang,"ucap Tegar.

"Dan berakhir seperti Fani. Dimana aku bisa mendapat gadis yang tak mengenal ku dan bisa merubah ku,"ucapku. "Dalam mimpi mu. Sudahlah kenapa kau tak buka map nya,"ucap Tegar. "Aku sudah menduga isinya. Untuk apa ku buka,"ucapku. "Ayolah Kak. Kenapa kau susah sekali melupakan satu perempuan,"ucap Tegar.

"Sekarang ku tanya kenapa kamu masih dengan pacar mu itu. Padahal aku dari dulu melarang karena pasti akan ribet perempuan dari desa,"tanyaku. "Ya kan itu ngga menjadi jaminan. Aku sudah terlanjur nyaman dengannya,"ucap Tegar. "Maka itu juga jawaban ku. Apa menurut mu kecerdasan akan di turun kan Ayah?,"ucapku.

Ekawira Danadyaksa~Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang