16

835 126 6
                                    

"Jangan ajak aku bicara" kakinya baru melangkah masuk kedalam mobil, Jihoon sudah memberikan peringatan pada tunangan sipitnya untuk tidak membahas apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan ajak aku bicara" kakinya baru melangkah masuk kedalam mobil, Jihoon sudah memberikan peringatan pada tunangan sipitnya untuk tidak membahas apa-apa.

Soonyoung terkekeh, paginya menghibur sekali hari ini. Jihoon marah, tapi wajahnya merona. Kalian harus lihat semu merah itu ternyata cocok sekali dikulit putihnya. 

"Aku bahkan tidak ngajak bicara, kau yang mulai" Jihoon berdecak, Soonyoung kalau membalik ucapannya begini membuat malunya bertambah parah saja.

Sudah arogan dia mengatakan untuk tidak dijemput oleh Soonyoung tapi taunya saat sampai kerumah mobilnya tidak bisa dipakai untuk berangkat pagi ini. Sial bukan?

Kalian harus tau seberapa Jihoon harus mengomel dulu dengan pelayannya dirumah utama hanya karena untuk mengirimkan pesan kepada Soonyoung.

Egonya bukan main harus diturunkan padahal cuman pesan singkat untuk tunangan sendiri.

Sebenarnya Jihoon bisa saja naik motornya, dia juga sebelum dengan Soonyoung lebih banyak mengendarai kendaraan roda dua itu tapi lantaran karena sedang tidak ingin. Maka Jihoon memilih Soonyoung.

"Sudah sarapan?"

"Jangan tanya-tanya"

"Cuman tanya, kalau belum kita beli dulu untuk dimakan disekolah" Jihoon masih marah tapi saat ditawarkan oleh tunangan itu, ia melirik Soonyoung dengan sekilas. Jelas refleks Soonyoung yang memperhatikan adalah tertawa kecil.

"Mau apa?" lembutnya cara Soonyoung seolah fana, karena selama ini mana bisa seperti itu.

"Bubur.."suaranya kecil sengaja Karena Jihoon dan egonya tidak satu kepala. Senyum tipis terukir, ah Jihoon kalau begini lucunya.

"Kita cari restoran sebentar ya?ini masi pagi banget soalnya..Dakjuk mau?" Jihoon mengangguk menyetujui, Soonyoung melajukan mobilnya lebih cepat.

Biar saja ia telat tapi Jihoon harus sarapan dan sampai sekolah tanpa keluhan. Mengeluhnya  pria manis ini petaka pada nomor kontaknya.

Jihoon pov

Ehm. Soonyoung terlampau baik akhir-akhir ini, aku tidak baik dengan sikapnya ini. Tidak biasa, kesannya jadi beda saja.

Nyaman? Tidak. Kalau Soonyoung terlampau lembut, aku yang keras kepala takut padanya. Berat punya ikatan pada yang tidak paham tingginya ego seseorang sepertiku.

Soonyoung yang mudah marah adalah Soonyoung tunangan ku, berapa kali aku harus bilang?

Lembutnya dia biar disimpan sendiri saja, berdebat nya tolong dilanjutkan. Nyamannya begitu, terbiasa nya juga begitu.

Soonyoung pov

"Manusia sombong, tolong kalau ga niat sekolah keluar aja? Jam berapa itu tadi??" Wonwoo menyambut dengan ocehan, karena ya tadi pagi aku terpaksa dihukum sebelum masuk kelas karena terlambat.

LAKUNA RIOTERS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang