35

738 133 12
                                    

Soonyoung mengikuti langkah Jihoon dari belakang, menyusuri jalanan disekitar rumah mereka tanpa tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soonyoung mengikuti langkah Jihoon dari belakang, menyusuri jalanan disekitar rumah mereka tanpa tujuan.

"Ji"panggilnya, Jihoon tidak menoleh padanya tapi membalas panggilan itu.

"Ya?"

"Maaf, lagi"singkat, dan langsung pada tujuan awalnya mengajak Jihoon bicara berduaan saja.

Tidak ada balasan, Jihoon terus melangkah sampai entah kemana. Tapi Soonyoung tau, langkah mereka kian menjauh. Jauh dari rumah, jauh dari rasa.

"...tidak apa Jika kau tidak mau memaafkan ku sepenuhnya..salahku kelewat dari waktu ke waktu"

"Malam itu.. Memang kesalahanku, harusnya aku tetap punya kesadaran disaat kita berdua sama-sama mabuk..."bagaimanapun ocehan yang diucapkan oleh Soonyoung, Jihoon tetap tidak mengatakan apapun.

"..sungguh.. Setelah ini.. Aku tidak akan meninggalkan mu, aku tidak akan membatalkan pertunangan kita.. Aku akan bertanggung jawab"ucapan itu membuat Jihoon terkekeh sarkas.

"Young, kamu mau aku berapa kali bilang?"menoleh kearah Soonyoung yang dibelakangnya, Jihoon membuat jantung Soonyoung berhenti sesaat

"Kau pikir.. Aku ini wanita? kalau memang tidak mau.. Kau tidak perlu repot-repot minta maaf bahkan sampai bilang tanggung jawab.."

"Itu menjengkelkan untuk aku dengar"biar jengkel katanya. Kata bertanggung jawab memberi sisa gelisahnya lega.

Jihoon pov

Aku ga mau munafik lagi, setelah dipikir beberapa waktu belakangan. Soonyoung dan tanggung jawab yang dibicarakan memang memberikan rasa aman dan lega tapi aku yang tinggi harga diri masih takut mengiyakan nya.

Aku takut, waktu ke waktu bersama Soonyoung sadar dia ga perlu repot-repot terikat dengan ku yang keras kepala. Sadar bahwa malam itu harus dilupakan seolah ga ada. Aku takut ditinggal ga pakai aba-aba. Bagaimana kalau Soonyoung begitu nantinya?

Toh Soonyoung ga pakai rasa. Resikonya besar, aku takut dan kalut.

••••

Jalanan sepi masih jadi saksi. Soonyoung ga bisa balas ucapan Jihoon yang sarkas dan dingin padanya. Langkah masih menyusuri entah kemana, Jihoon diam sambil pikirkan ketakutannya yang ga bernama.

Soonyoung? Dia lagi pikirkan kata-kata paling baik buat menjelaskan keadaan pada Jihoon. Karena dia tau, dengan Jihoon ia harus pilih kata yang ga menyinggung egonya.

"Young" Soonyoung menoleh singkat ia meringis menatap punggung yang berjalan didepannya ini. Jihoon rapuh, Jihoon ga tangguh.

"Kamu sempat bilang maaf, sempat bilang udah paham..kamu paham apa?"Jihoon, kamu pukul telak Soonyoung yang bahkan masih banyak kebingungan. Kasihan dia, coba bahas pelan-pelan dulu perasaan mu.

LAKUNA RIOTERS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang