30

698 119 0
                                    

Jihoon tidak berkedip sedikitpun saat dirinya menangkap sosok Soonyoung masih didepan rumahnya dengan cuaca yang dingin diluar sana, ia bergegas keluar kamarnya berlari dan membukakan pintu rumah untuk tunangan nya yang bodoh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon tidak berkedip sedikitpun saat dirinya menangkap sosok Soonyoung masih didepan rumahnya dengan cuaca yang dingin diluar sana, ia bergegas keluar kamarnya berlari dan membukakan pintu rumah untuk tunangan nya yang bodoh itu. Tidak bisakah sekali saja Soonyoung jauh lebih waras dari ini?

“Apa yang kau lakukan sih?”

“Kau tidak mau bicara,aku menunggu sampai kau bicara” ucap Soonyoung, Jihoon berdecih mendengar alasan Soonyoung.

Ia memberikan selimut kecil yang dibawanya pada Soonyoung, mempersilahkan mahluk sipit dihadapannya ini masuk pada akhirnya.

Soonyoung tersenyum singkat, ia senang karena Jihoon cukup peduli jika ia akan mati kedinginan diluar sana.

“Diam disini dulu, aku buatkan teh hangat” ucap Jihoon, melangkah ke dapur. Jihoon membuatkan minuman hangat untuk Soonyoung.

Soonyoung menelisik rumah itu, ini kali keduanya disini. Diizinkan benar-benar masuk oleh Jihoon untuk kali ini, karena yang lainnya terasa terpaksa membiarkan, lalu terakhir ia bisa masuk adalah awal dari pertengkaran keduanya yang sekarang.

“Nih”Soonyoung menoleh, ia menerima gelas yang diberikan Jihoon. Meniupnya beberapa kali sebelum membiarkan rasa hangat itu masuk ke tenggorokannya.

Jihoon masih didekatnya, duduk sambil memperhatikan Soonyoung dengan tatapan yang cukup sinis.

“Ji”

“Jangan bicara, aku tidak mau dengar”ucap Jihoon, sungguh ia tau Soonyoung akan membahas malam panas yang terjadi diantara keduanya secara tidak sengaja itu dan juga tanggung jawab nya lagi.

“Ta—“

“Aku bilang diam”

Jihoon pov

Ya, aku memang anak yang egois dari dulu, entah aku terlibat salah dalam kejadian malam itu atau tidak.

Aku tidak akan mau membahasnya sama sekali, lupakan dan berpura-pura itu tidak pernah terjadi akan terasa lebih baik untuk perasaanku sendiri.

Dan ga akan ada tanggung jawab. Tidak ada. Kalau dia masih nekat, aku akan lakukan yang lebih nekat.

“Harusnya aku memang tidak banyak minum malam itu... ” Soonyoung mendengarkan keluhan ku, entah mungkin ia sudah menyerah atau hanya membiarkan saja terlebih dahulu.

“Aku mau berta—“

“Aku sudah bilang kau tidak perlu, kau pikir aku bisa hamil sehingga kau harus bertanggung jawab?” ucapku dengan nada kesal, sungguh perkataan bertanggung jawabnya itu benar-benar menjengkelkan ditelinga ku.

“Bukan begitu Ji, tapi—“

“Aku tidak peduli, kau tidak perlu repot-repot merasa bersalah…”

“Ji, aku juga tidak mau merasa bersalah”ucap Soonyoung, nada suaranya naik satu oktaf. Sepertinya ia sudah mulai lelah berpura-pura tidak ingin marah setelah beberapa kali aku tidak mau mendengarkan perkataanya.

LAKUNA RIOTERS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang