21

849 137 29
                                    

Jihoon suka bingung, suka mempertanyakan ia dengan tunangannya ini seperti apa dalam menjalani hubungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon suka bingung, suka mempertanyakan ia dengan tunangannya ini seperti apa dalam menjalani hubungan.

Sesekali akan tinggi egonya, sesekali ya baik-baik saja seolah tidak ada masalah. Tapi kalau nyatanya tunangan keduanya ini bukan cuma formalitas saja, Jihoon rasa keduanya tidak banyak meluangkan waktu bersama.

Cuma sebatas antar jemput,

Atau tidak sebatas kencan taruhan itu. Sisanya Cuma panggilan telfon dan mengirim pesan yang banyaknya Cuma seperti basa-basi saja. Ya, sadar diri mungkin terjadi karena respon Jihoon pada Soonyoung yang suka tidak bersahabat.

“Kwon Jihoon”

Lwangcwang kwau mwengubwah nwamaku!” mulutnya masih penuh dengan makanan, Jihoon membalasi bagaimana cara Soonyoung memanggilnya. Mengubah nama keluarganya sesuka hati saja.

“Kau ngomong apa Ji? Aku ga ngerti…telan dulu..telan” ia diseberang sana sedang sibuk dengan kertas bertumpuk dimeja bersama kedua temannya, tapi tetap memaksa melakukan panggilan telfon.

Lancang kau mengubah namaku!” bahas soal makanan, jelas yang ditelan Jihoon dengan sekaleng cola saat ini adalah pemberian Soonyoung. Bantuan semangat selama masa persiapan sebelum keduanya sibuk dengan ujian.

“Ya, kau ku panggil ga dengar-dengar Ji”

Lagi makan, kau yang salah mengajak bicara” yang ini setengah memang salah Soonyoung, pria sipit itu haru mau mengalah dan mengaku saja. Jun dan Wonwoo yang ada disana menahan tawa, banyaknya rupanya Soonyoung dipaksa mengalah. Anehnya menurut saja.

Padahal lama keduanya mengenal anak tunggal keluarga Kwon ini, ia tidak sudi barang sedikit dipaksa menurunkan kepalanya. Ia banyaknya mendongak bangga, tapi bukan berarti kurang ajar.

“Ya-ya salahku”

Kau mau bicara apa tadi?” Jihoon alihkan saja perdebatan mereka tadi, ia sedang tidak berminat mulai keributan. Tangan Soonyoung berhenti mencatat rangkuman, biar anak yang bergaul bebas, Soonyoung sadar diri untuk tidak bikin malu keluarga dan nama yang disandangnya.

Jadi dia lumayan banyak belajar dengan serius, apalagi sekarang. Ya, meski balapan dan berkelahi masih rutinitas setiap harinya.

“Besok kau sibuk? Ada janji dengan temanmu?” coba ia pikir…ah!

Tidak

“Bagus, siang aku jemput sehabis kegiatan club” alisnya berkerut, besok hari libur. Kenapa juga Soonyoung punya kegiatan club?

Besok minngu, liburkan?”

“Iya, yang ini kegiatan tambahan…aku sedang ingin datang saja walaupun sudah resmi ga aktif lagi”

Itu namanya kau tidak konsisten!” makanan sudah habis, sudah dibereskan dan ia sedang merebahkan tubuhnya diatas sofa. Mata memandang atap rumah, ponselnya nyaman tertera diatas perutnya dengan mode loud speaker.

LAKUNA RIOTERS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang