Katakanlah bahwa sekarang, semakin lama hubungan mereka. Lebih banyak Soonyoung yang menahan amarahnya. Jauh lebih sabar dan harus tenang menghadapi Jihoon dengan sikapnya yang berubah-ubah.
Mulai dari permasalahan mengantarkan ke kampus, atau mungkin permasalahan sudah berulang kali Soonyoung ajak nikah dan menolak. Berbanding terbalik dengan Jihoon yang kembali melanjutkan kuliah musiknya, Soonyoung berhenti setelah mendapat gelar sarjana.
Langsung mengurusi dua perusahaan secara bersamaan atas permintaan ayah dan mertuanya. Lagipula Soonyoung sudah dari lama dibekali juga selama masa-masa remaja.
Sudah mapan, siap menikah. Jihoon ini masih saja melakukan hal aneh setiap kali Soonyoung mengajaknya dengan pertanyaan sederhana. Karena kalau dibuatkan kejutan tapi Jihoon menolak, malu.
"Ya ga mau? Belum ada dom—"
"Jangan sampai aku buat peternakan disini. Paham? Jihoon, aku serius"
"Mana cincinnya?" Astaga. Memangnya saat Valentine beberapa tahun lalu itu cincin apa? Cincin cikikah?
"Jihoon"
"Belum Soonyoung, aku belum siap menikah..."
"Kenapa?" Lagi, Jihoon selalu begini tidak menjawab. Dan kembali sibuk dengan kegiatannya sendiri. Soonyoung menghela nafas, keluar dari studio Jihoon untuk menghirup udara segar menghadapi tunangan nya itu.
Apalagi kali ini cobaan nya?
Jihoon pov
Aku punya alasan kenapa ga mau menikah dengan Soonyoung meskipun sudah dipenuhi semua persyaratan oleh nya, bahkan bercanda soal domba juga Soonyoung siap wujudkan.
Aku takut gagal. Kalau permasalahan cuma hubungan tunangan begini, gagal atau hampir berpisah aku tidak masalah. Tapi menikah? Aku rasa terlalu besar patah hati nya.
Aku tau, aku dan Soonyoung sudah jauh berubah. Bukan remaja kekanakan lagi yang semua hal akan jadi masalah. Bukan Remaja cemburuan lagi yang dengan siapa akan jadi amarah.
Hanya saja, aku punya Rasa khawatir sendiri. Melangkah dalam keadaan sadar masih keras kepala, aku takut masalah di jenjang berikutnya memisahkan dengan sangat menyakiti.
Aku, ga sanggup. Belum bisa, mimpi buruk menghantui saat memikirkan nya. Tapi menua dengan Soonyoung, aku mau. Hanya saja..
"Mau makan malam apa?" Ah, Soonyoung sudah selesai menahan amarahnya ya? Soonyoung jauh lebih sabar. Aku, aku berubah tidak ya?
"Aku mau yang pedas.."
"Oke, aku beli dulu. Cola masih ada?" Aku mengangguk, Soonyoung melangkah ke kulkas kecil di sudut ruangan. Selesai melihat isinya, Soonyoung mendekat padaku.
"Maaf tadi kesannya kasar, aku cuma bingung kenapa kau ga mau Ji..tapi oke, take your time..aku coba tanyakan tahun depan saja.."
"Semangat, aku beli cola dulu" kecupan hangat. Soonyoung hangat. Ah, kemana arogansi kekasih ku ini? Soonyoung yang begini terlalu membuat ku jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA RIOTERS ✓
FanficLakuna Rioters (Ruang Kosong Perusuh) setiap manusia punya ruang kosong sendiri yang tidak bisa dimasuki tanpa izin, tapi namanya juga perusuh maka dengan itu tanpa izin ia akan masuk. Berawal dari sebuah perjodohan dan berakhir sebagai kebahagiaan...