Number Ten

2.9K 79 0
                                    

Ini hari Rabu, jam pertama adalah mata kuliah Psikologi. Yang artinya Yasa mengajar dikelas istrinya, sesekali dia akan menatap kearah istrinya yang selalu menjadi bak robot yang patuh jika bukan dalam keadaan tanya jawab.

Dikelasnya, Kayla tidak pernah berulah dengan menggodanya. Istrinya adalah orang yang pemalu, mana berani dia menggoda dosen yang tidak lain adalah suaminya. Bisa dipanggil rektorat dia kalau sampai melebar luas satu kampus.

Yasa itu masih berkerabat dekat dengan keluarga rektorat kampus tempatnya mengajar, dia duduk dikursi dan menyaksikan anak kelas 5-B paud melempar argumentasi satu sama lain. Termasuk istrinya.

"Ini dari apa yang aku perhatikan, selama ikut mengajar dan berinteraksi dengan orangtua. Banyaknya mereka mengeluhkan,gawai itu merusak, namun karena banyak orang tua tidak sanggup atau belum sanggup memfasilitasi permainan anak didalam rumah. Banyak orang tua mengekang anak tapi tidak memfasilitasi anak selama dirumah yang akhirnya memberikan gawai hanya agar anaknya diam didalam rumah. Ini juga termasuk problematika kita semua." Kata istrinya yang memberi tambahan jawaban tentang permasalahan anak usia dini dimasyarakat.

"Betul, itu juga yang menjadi pr kita semua sebagai seorang pendidik. Saling bekerja sama dengan orangtua murid nantinya. Komunikasi sangat penting." jawab dipemateri yang Yasa belum ingat namanya.

Sampai situ, dia selalu memuji sang istri dalam hati. Istrinya yang menganggap dirinya paling bodoh, padahal belajar begitu giat. Masa lalunya yang digunjing karena tidak naik kelas dan menikah saat masih kuliah, sempat diragukan oleh sanak saudara.

Tapi sekarang, Yasa melihat jika istrinya sudah menampar semua mulut tidak bertanggung jawab itu. Jika Kayla bisa, rumah yang dia tinggali bersama sang istri selalu terasa nyaman dan tentram. Dia selalu ingin cepat pulang dan tidak tahan untuk terus berjauhan.

Kayla itu jika dirumah sering berbaur dengan tetangga untuk mendengarkan kisah hidup mereka sebagai pelajaran hidup baginya, dia juga kadang kala meminta ijin kepada Yasa untuk mengajar dipaud. Selama libur semester yang panjang, selalu dia manfaatkan dengan baik.

"Baiklah. Tugasnya dikumpulkan hari ini," tutup Yasa sambil memasukkan leptonya kedalam tas ransel miliknya. Menutup kelasnya yang sudah selesai.

Anak kelas Kayla langsung geger, ya kali resume dua persentasi dikumpulin hari ini. Bisa gempor jari-jarinya, segera saja anak kelas meminta nego dengan pak Yasa. Dosen yang terkenal enjoy tapi kalau tentang tugas itu peraturannya kerjakan dikampus.

Tidak untuk dibawa pulang.

Memang jarang kasih tugas, tapi kalau beri tugas harus hari ini juga. Sedangkan habis ini ada jam lagi, gimana cara mereka mengerjakan jika waktunya mepet.

"Pak gak bisa besok aja ya?,"Kata kosma, Ojan.

"Iya pak, masa hari ini sih, kasih waktu sampai besok pak. Kita masih ada dua kelas, waktu buat ngerjain tugas hari ini gak banyak pak." Imbuh teman kelas perempuan dibelakang tempat duduk Bella.

"Iya pak. Apalagi ada yang kerja sampingan pulang kampus, kasih keringanan pak." Timpal Rasya ikut-kutan.

"Kasih keringanan pak, sampai besok." Ucap Kayla juga.

Yasa berdiri dengan ransel pada pundaknya dan tersenyum yang mana langsung membuat jantung anak perawan seisi kelas kecuali Kayla, istrinya, dia sudah tidak perawan. Entah dengan yang lain. Bekerja dua kali dari biasanya karena damage pak Yasa kalau sudah senyum melemahkan.

"Tetap seperti perjanjian, tugas dikumpulkan hari ini. Sportif, kumpulkan pada satu orang. Saya tunjuk Kayla untuk menaruh tugasnya dimeja saya, terima kasih." Kemudian hengkang dari kelas 5-B paud dengan beban berat pada pundak mereka.

Gegerlah satu kelas, meminta agar kosma mereka melobi pak Yasa ke kantornya. Namun yang namanya sudah pasrah, Ojan hanya dapat mengangkat bahu tidak mau meminta keringanan.

"Padahal muka pak Yasa cerah banget, beda aja. Keliatan kaya orang abis dapet jackpot. Tapi minta nego waktu tugas, masih aja keukeuh. Jadi pen aduin ke istrinya kalau kenal..."Kata Bella disebelah Kayla yang menegang.

Kayla tentu saja langsung salah tingkah sendiri, sebab Bella sudah tau. Dengan itu Kayla berbenah, memasukkan buku dan pulpen dan mengajak kedua temannya ke cafe dekat kampus untuk mengerjakan tugas sebelum kelas kedua mereka.

Mumpung ada jam kosong sampai sehabis dzuhur. Sekalian sembayang jugakan, biar dimudahkan mengerjakannya.

Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang