KABAR BAIK DATANG

493 13 0
                                    

Yasa sudah berada di kelas, setelah membalas pesan salah satu mahasiswanya jika dia menerima pergantian kelas mereka nanti sore. Dia membuka kontak istrinya untuk mengabari, kemungkinan dia akan pulang telat karena kelas hari ini.

Yasa.

[Mau sampe jam berapa kumpulan kelasnya?]

Kayla.

[Kayaknya satu jam, sih. Aku males, cuman ini buat event jurusan juga. Jadi di wajibin dari pada kena denda 400 ribu, males keluar duit.]

Yasa tersenyum membaca balasan istrinya, membayangkan bagaimana raut itu memutar mata dengan lelah.

Yasa.

[Kan kamu tinggal minta ke aku, nanti pas tonigh show sama aku ya. Ada beberapa dosen juga ikutan datang buat amanin mahasiswa, takut ada yang berbuat hal nggak patut.]

Kayla.

[Ihhh, mau banget atuh. Di persilakan bapak dosen Yasa untuk ikut, sekalian bawa Rasya sama Bella aja. Ah iya!! Aku butuh penjelasan tentang mereka yang kamu kasih tau.\ _ /. Pokonya harus jelasin, karena mereka udah tau nanti di ajak bareng aja ya.]

Yasa.

[Apapun untuk nyonya:b]

Kayla.

[-_- Pulang gih!]

Yasa.

[Nggak mau, kalau aku pulang duluan ibu liat. Nanti kamu di salahin lagi karena pulang terlambat bareng aja kita biar nggak kena masalah berdua.]

Kayla langsung membalas dengan tawa.

Kayla

[Hahahaha, lupa aku. Tungguin bentar deh, nanti aku mau ijin dulu nih.]

Yasa

[Gapapa, lanjutin aja. Mas juga pulang jam 5 karena ada kelas sore, kemarin ada yang minta jamnya di ganti hari ini.]

Kayla

[Oke, kalau gitu aku juga mau nyicil skripsi sama Bella dan Rasya.]

Yasa tersenyum, dia sudah membeli beberapa testpack dan akan dia suruh istrinya mencoba. Dia sudah tidak sabar sebenarnya karena mungkin firasatnya benar. Sebelumnya dia tanyakan dulu pada Adel yang sudah ribut, sekarang pun Yasa masih mengirim pesan pada kakaknya.

Nyi Ratu Adel.

[Gimana, Yas? Udah di test belum istri lo?]

Yasa.

[Belum, dia lagi kumpulan kelas dulu sekarang gue juga ada kelas sore.]

Nyi Ratu Adel.

[Halah, udah pensiun ngajar lu! Join bisnis di perusahaan suami gue, pikirin masa depan anak lo. Masa mau makan gajih segitu mulu, lu pinter masalah real estate sekalian bantu. Siapa tau dapet promosi jabatan jalur orang dalem. Wkkwkwkwk.]

Yasa tertawa dengan guyonan Adel, memang sudah sedari awal Adel menawarkan pada Yasa. Walau dia masih memiliki pemasukan lainnya dari meneliti, yang di bayar pemerintah bukan main harga penelitian yang dia lakukan dengan beberapa dosen. Tentang sensus penduduk, kemudian tentang sampah dan lain sebagainya.

Hanya saja memang, jika di masa depan dia memiliki anak dan masih mengandalkan gajih mengajarnya sebagai dosen. Mungkin akan kurang, apalagi dia berniat ingin merenovasi rumahnya agar lebih luas dan nyaman. Pasti akan memakan banyak biaya, tabungannya di pastikan akan terkuras. Walau dia tidak miskin-miskin banget, Yasa sangat berkecupan. Semua barang dan rumah dia beli secara cash tanpa kredit.

Yang dia pikirkan pengeluaran nanti jika benar Kayla hamil akan lebih banyak pastinya, dia harus sudah membuat uang berjangka untuk anaknya.

Yasa

[Nanti gue pikirin, booking aja dulu jabatan direktur. Hahahaha.]

Nyi Ratu Adel.

[Wkwkwkwk, sialan lo. Kudu kasih liat skill lo dulu ke laki gue biar dia percaya, pake orang dalem juga kudu ngotak ngasih posisi dong jamet! Bisa bangkrut perusahaan laki gue nantinya.]

Yasa.

[Mulut lo kok berantakan sih ngomongnya, sekolahin lagi sono. Kasian laki lu!]

Nyi Ratu Adel.

[Yeyyy, gini-gini bibir gue kena emut laki mulu!]

Yasa.

[Najis!! Udahlah, gue mau masuk kelas.]

Waktu berlalu dengan cepat, langit cerah berubah warna menjadi oranye. Yasa masuk ke dalam mobil lebih dulu mengirim pesan menyakan posisi istrinya, tidak lama Kayla masuk ke dalam mobil setelah melihat jika lingkungan universitas sudah mulai sepi.

"Kamu mau beli sesuatu nggak hari ini?" Yasa menawarkan pada istrinya yang langsung berpikir dengan cepat kalau masalah beli membeli dia gerak cepat.

"Aku pengen salad buah sama sayur tau, nanti ke super market dulu bentar. Oh iya, aku mau kue cucur di alun-alun, kebayang keaknya enak gitu." Jawab Kayla dengan cepat.

Tidak lama setelah itu dia kembali teringat."Sekalian beli kelapa murni, yang sama kulitnya keras itu. Enak banget, nanti buat ayah sama ibu beliin puding kelapa, enak itu. Yang isi alpukat, sekalian beli alpukatnya juga. Di rumah kayaknya tinggal tiga biji deh." Ujar Kayla yang hanya Yasa angguki.

Dia tidak pernah membatasi istrinya jika itu baik dan benar, uang yang sudah dia berikan tidak akan dia tanyakan untuk di gunakan apa. Karena Yasa percaya pada istrinya, sekaligus selama ini dia tidak pernah di buat bangkrut oleh istrinya, kok. Malahan terkadang Kayla punya tabungan dari uang yang dia berikan, malah mendapatkan apresiasi baik dari Yasa.

Sebutan uang 10 ribu bisa digunakan jika ada di tangan istri yang tepat, pendapat ini tidak untuk semua kalangan. Jangan sama ratakan setiap opini dengan semua kasus.

Yasa memutar perseneling dan menginjak gas,"Oke, kalau gitu kita beli sekarang."

...

Mereka berdua tengah menunggu beberapa menit setelah stik kecil itu di taruh di tabung air kencing Kayla, sedikit menjijikan tetapi setelahnya dua warna samar muncul. Garis merah yang membuat Yasa langsung berteriak dengan cepat dan Kayla dia peluk erat, dia cium bibirnya dengan bahagia sontak teriakan keras itu terdengar sampai keluar.

"Akhirnya!! Akhirnya kabar baik datang pada kitaaaaa, ibu!! Ayah!!! Yasa sebentar lagi jadi bapak!!" Teriaknya lagi membuat Kayla bengong.

Dia masih tidak percaya, karena tiga bulan lalu dia baru saja keguguran untuk kedua kalinya.

Orang tua Yasa yang tengah berada di ruang tv terkejut, mereka bangun dari duduknya untuk melihat jika Yasa keluar dengan senyum merekah berlari kearah mereka dan memeluk keduanya dengan hangat.

"Bu, Yasa mau jadi bapak... istri Yasa, dia hamil buuu..." Yasa kemudian menangis, dia melepas pelukan untuk mencium kedua kaki orangtuanya penuh haru. Ini adalah kebahagiaan yang membuat semua orang menangis sebab medengar tangisan

"Alhamdulillah, nambah lagi cucuk ayah kalau gitu." Ucap sang ayah dengan senyum merekah. 

Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang