Simulasi menjadi orangtua

687 18 1
                                    


Bella sendiri malahan sudah memejamkan mata, dia mau menjemput mimpi saja. Kepalanya sedikit pening di siang bolong berlari dari predator, walau pasti dia akan tertangkap. Tetapi setidaknya tidak ketika banyak orang, dia tidak ingin menjadi terkenal dadakan. Cukup ketika berada di kosan saja Marfel membuat keributan dan mencari perhatian, tidak habis pikir bagaimana bisa Marfel ini begitu tidak tau malu dan menyukai Bella yang sangat jauh dari kata anggun.

TINGGG

Suara notifikasi dari ponsel Rasya muncul, itu pesan masuk dari kakaknya. Ternyata Marfel masih belum menyerah pemirsah, demi bertemu dengan Bella yang sudah seperti belut. Sulit sekali di temukan, bahkan jika itu di kosan adiknya sendiri. Bella bisa tiba-tiba menghilang dan akan muncul jika keberadaan Marfel tidak ada di tempat lagi, hal itu sering sekali terjadi.

TINGG... TINGG...TINGGG...

[Kamu pergi bawa Bella kemana?!!]

[Hey adik durjana!! Kembalikan Bella gue!! Kalau sampe nggak ketemu juga di ruang rektorat, gue bakalan aduin lo ke mami kalau lu kuliah pacaran doang!!]

[Kampret!! Angkat telepon gue!!]

[Gue tau lu baca pesan gue, bales cepetan!! Atau gue bakalan batalin semua kerja sama dengan kampus lo dengan alasan lu menolak untuk gue mensponsori mereka yang nggak kompeten!!]

Pesan masuk semakin banyak dan cepat timbul dan menghilang dari popup, Marfel tidak sabaran dan panggilan masuk pun datang. Rasya dengan wajah datarnya hanya melihat tanpa mau menekan tombol hijau, dia mengantuk jadi akhirnya membiarkan saja Marfel meributinya melalui pesan dan telepon. Menaruh ponsel ke sisi tubuhnya, kemudian merubah posisi menjadi miring dia mulai memejamkan mata tanpa mau ambil pusing dengan keributan Marfel.

....

Kayla memerika tas berisi keperluan Adiba selama mereka jalan-jalan, suaminya bilang ingin membawa keduanya ke bandung untuk melihat resort baru yang dia bangun dengan kerjasama bersama suami mbak Adel. Suaminya adalah pembisnis di dunia real estate, kadang Yasa akan konsultasi juga kepada kakak ipar dan kakaknya sendiri untuk pembangunan resort yang dia inginkan.

Lebih tepatnya, keinginan Kayla. Dia tengah membuat mimpi Kayla menjadi kenyataan, walau sang istri belum tau hal ini. Dia ingin membuat kejutan saja dan berkata kalau dia sedang mulai bisnis bersama Kiky, nyatanya dia membuatkan resort khusus dengan nama sang istri sebagai pemiliknya juga sebuah tanah kosong yang tengah di bangun sebuah lembaga sekolah untuk istrinya.

Percayalah, Yasa selalu memberikan apapun barang yang dia beli dengan nama istrinya. Tidak semua, tapi kebanyakan adalah milik istrinya walau dia yang membelikan. Ini bukti limpahan kasih sayang penuh cinta sekaligus peringatan bagi dirinya jika ada benih-benih tindak perselingkuhan dia sudah pasti jatuh miskin.

Tetapi keduanya tidak menyadari, saat bazaar kali ini ada hal besar terjadi. Yang mungkin akan membawa nama baik Yasa sebagai dosen dan Kayla sebagai mahasiswanya.

"Udah siap?" melihat Kayla sudah berjalan menuntun keponakan suaminya Yasa tersenyum."Ayuk! berangkat," Ajak Yasa pada istrinya yang sudah membawa tas gendong milik Adiba.

Yasa sendiri mengambil alih Adiba dari sang istri, keduanya berjalan bersisian menuju bagasi mobil untuk segera pergi.

"Kita hari ini sampai besok nginap sekalian aja di resort, cuman bazar doang kan sampai seminggu ke depan." Ujar Yasa di angguki oleh istrinya.

"Oke, udah lama juga nggak jalan-jalan. Itung-itung sebelum masuk UAS aku udah refreshing dulu."Kata Kayla bersama tawa renyahnya.

.....

Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang