Number Three

3.5K 118 3
                                    

"Turunin aku didepan, jangan masuk!." Pinta Kayla ketika melihat kampus sudah lumayan ramai, dia tidak mau mengambil resiko.

"Nggak!! Kamu turun didalam, nanti cari parkiran yang agak jauh dari keramaian. Gak usah aneh-aneh," final suaminya.

Yasudahlah, Kayla ikuti apa kata paduka Raja. Kayla yang panik sampai menutup wajahnya dengan tas selempang yang dia bawa, padahal kaca mobil suaminya tidak tembus pandang kedalam.

Sang suami yang melihat tingkah istrinya hanya memutar mata kesal, kalau semisal dia mau go internasional. Eh, maksudnya go public. Kan nggak akan sembunyi-sembunyi begini.

Emang dikira mereka pasangan mesum apa, walau mesum juga toh nggak akan ada yang sewot apalagi sampai perkarakan ke polisi.

Kan melakukannya juga didalam ruangan yang cuma ada mereka berdua.

Dia tidak habis pikir dengan istrinya, memang benar ya. Kadang pikiran wanita tidak dapat ditebak dengan logika laki-laki.

Sampai diparkiran yang strategis dia memerhatikan bagaimana tingkah istrinya ketika akan turun dari mobil, tengok kanan tengok kiri. Hadap depan hadap belakang, sampai buat kesal.

"Udah, turun aja. Kalau ada yang nanya, bilang aja ketemu dijalan terus diajak bareng." ujarnya dengan nada malas.

"Oh iya!! Pinter banget suamiku, muahhh."

Kayla berikan kecupan ada sang suami yang mana disambar bibirnya langsung sama bibir. Yang mana panik karena suaminya main nyosor. Pegang dua sisi wajah sang suami dan menariknya paksa.

"Udah. Udah mas!! Ya Allah, bisa telat beneran kita."

Setelah itu Kayla benar-benar turun tanpa drama seperti tadi, dia enjoy saja tanpa mikir berat buat turun mobil.

Sedang sang suami terkekeh melihat tingkah istrinya, menunggu sampai dia menghilang dari pandangan. Barulah ia turun dan berjalan menuju kelas.

Ketika Kayla sudah ancang-ancang, karena melihat pintu kelasnya tertutup sedang hordeng kelas juga tertutup, biasanya itu ada sinyal dosen sudah masuk.

Kayla yang telatnya sudah tau akhir tragisnya, kalau dia nggak akan boleh masuk kelas. Tapi nekat dikit gapapalah. Sapa tau dosen sedang baik jadi mengijinkan Kayla masuk.

Eh, pas muka Kayla baru saja muncul diambang pintu. Anak kelas langsung menyorakinya.

"Anak teladan dateng, woiii!!—Hahahaha. Anjir, " teriak salah satu laki-laki dikelasnya heboh.

Mereka semua ngakak habis liat muka Kayla cuma bisa senyum-senyum kesal, padahal dalam hati sudah sujud syukur karena dosen belum masuk.

"Alhamdulillah, dosennya kagak masuk ya?." Tanyanya memastikan sambil bergerak menuju kursi miliknya.

"Belum masuk apaan anjir, udah keless!!. Kita cuma dikasih tugas perkelompok, hasil diskusinya nanti kasih ke dosen buat laporan." Jawab Rasya.

Mulut Kayla langsung membulat dibarengi suara vokal O yang panjang.

"Yaudah sih. Gue aman ini dosen keluar,"

"Aman dari mana? Orang absen aja dah kelar dari 15 menit yang lalu anjir." Ini kata salah satu teman kelas Kayla yang duduk didepannya.

"Makannya lu jangan telat!!." Kata Ojan, ikut nimbrung. Kesal banget.

"Yeuuu, kek lu pada nggak pernah telat aja!!" Jawab Kayla sewot, sebal deh.

Kebiasaan banget bully Kayla kalau telat, emang sih. Dia anak paling rajin kalau perkara terlambat.

Udah, Kayla langsung mingkem sehabis di sudutkan sedemikian rupa. Sampai males mikir buat balesnya.

Orang yang kaya begitu kalau diladeni nanti makin panjang, padahal yang mengawali perdebatan mereka tapi nanti yang merasa jadi korban juga mereka.

Di akhir mereka bilangnya begini.

"Itukan cuma bercanda awalnya, dianya aja yang baper."

Dan kata baper menjadi senjata pamungkas bagi orang-orang yang sungkan meminta maaf lebih dulu.

Payah sekali, kasian mental mereka. Mental nggak jelas, gedein aja tuh gengsi!.

Uh, Kayla sebal. Semuanya karena suaminya. Coba saja dia bisa bersabar sedikit. Mereka tidak akan kesiangan begini, nanti Kayla beri hukuman. Perlu di kompromikan lagi agar kejadian begini nggak terulang.

Ets, tapi. Ada tapinya, kalau kamu memang orangnya sensitifan. Harus bisa bedain mana masukan dan pendapat untuk kemajuan diri kamu, jangan anggap semua itu jelek untuk menjatuhkan kamu ya. Perlu pengendalian diri kalau memang kamu orangnya baperan, jangan malah menolak masukan dan informasi seakan kamu paling benar.


Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang