Niat jahat pelakor

654 20 1
                                    


Dia terdiam untuk beberapa saat dan Yasa pun tidak ambil pusing, membiarkan saja Laila berdiri tanpa menyuruhnya duduk. Dia tersinggung dengan ucapan Laila yang bertanya menuduh itu, apalagi dalam suasana hati seperti ini dia jadi semakin kesal saja. Lapar pun sudah hilang, ini semua gara-gara Adel mendahului dia bulan madu. Dia ingin menyicil bulan madu kedua dengan istrinya, tapi jadi terganggu akan kehadiran Adiba.

Dia berniat untuk memanjakan Kayla, karena selama ini dialah yang terus mendapati limpahan kasih sayang dan perhatian dari istrinya.

Laila sendiri kemudian sadar, jika dia sudah bersikap konyol dan begitu impulsif di hadapan Yasa juga Kayla. Terlalu mudah menuduh dan berprasangka buruk, dia kemudian menunduk dengan senyuman penuh rasa bersalah. Dia meminta maaf dengan rendah diri.

"Tolong maafkan saya pak Yasa dan... Kayla." Dia berhenti bicara untuk menarik napas meski sulit. "Karena saya sudah menuduh dengan begitu serampangan tanpa bertanya, sekali lagi saya minta maaf sebagai seorang akademis, selamat untuk pernikahan kalian kalau begitu, maaf karena terlambat mengetahuinya." Ucap Laila dengan bibir bergetar.

Kayla menjawab,"Terima kasih banyak bu, maaf membuat ibu jadi salah paham juga ini pun tak luput dari kesalahan saya yang meminta suami agar menyembunyikan pernikahan kami atas ijin pak rektor juga agar nantinya ada pihak yang menengahi kesalah pahaman seperti ini lagi di masa depan."Kata Kayla dengan jujur tapi malah membuat Laila terlihat tidak baik, ada air mata yang jatuh.

Karena bukan salah Laila berburuk sangka, sebab pernikahan keduanya masih di sembunyikan sampai saat ini. Itu permintaan Kayla sendiri, dia merasa tidak enak. Dan pilihannya jika ingin menyembunyikan pernikahannya dengan dosen kampus tempatnya berkuliah, niat baiknya agar di jauhkan dari fitnah dan omongan orang-orang. Tapi saat dilihat sekarang, sepertinya Kayla tiba-tiba saja berpikir mungkin dia kebalik ambil pandangan, karena di sembunyikan malah jadi fitnah.

Dikira dia mahasiswa penggoda atau malah di sebutnya ayam kampus lagi, itu yang bahaya!!

Kayla hanya melindungi perasaannya dan Yasa paham itu, sembari melindungi istrinya juga agar setidaknya lebih percaya diri. Selama ini, berat badan Kayla menjadi momok bagi istrinya. Dan timbangan berat badan adalah hal paling anti bagi Kayla, meski dia di perintahkan untuk timbang badan di klinik, rumah sakit dan instalasi lainnya yang mengharuskan timbang badan, Kayla memilih menolak keras sampai bertengkar dengan susternya pun tak apa.

Dia benar-benar benci timbangan berat badan pemirsah!!

"Tidak apa, sayapun minta maaf karena sudah menjawab seperti tadi." Tambah Yasa yang kini memiliki senyum di bibirnya.

Tadi dia melihat sikap bijaksana sang istri, itu terlihat cantik dan dewasa sekali. Dan hatinya yang panas menjadi hangat karenanya, dia akhirnya sadar sudah bersikap keterlaluan tetapi jika itu tentang harga diri istrinya. Tentu dia tak boleh lembek sebagai suami.

"Kalau begitu saya pamit dulu, selamat menikmati waktu kalian." Laila kemudian berbalik dan matanya yang tadi tegas kini bergetar tidak karuan.

Limpahan air mata dia tahan, tetapi sampai di depan meja teman-temannya air mata itu jatuh setetes demi setetes kemudian deras dan dia menutup wajahnya malu. Semua orang panik, bertanya tetapi Laila hanya menangis tertahan, dia malu karena ini masih di ruangan yang sama dengan Yasa walau berjarak jauh. Tetap saja dia tidak ingin sampai ketahuan tengah menangis.

...

Di meja Kayla marah besar dengan suaminya, demi tuhan kenapa mereka harus bertemu dengan Laila yang dia cemburui kemarin tapi kini malah menemukan dia bersama sang suami. Memang tidak salah, tapi kalau ada lagi satu orang yang tau status keduanya. Dia merasa berat, tidak tenang jika bertemu dengan Laila di kampus nanti.

Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang