Setelah selesai menangis, dia mendekat ke arah Bella dan memeluk tubuhnya lagi untuk mendapati jika Bella berteriak kesakitan. Karena kebanyakan diam Bella jadi keram ketika memeluk Kayla yang menangis dan meracau banyak hal, demi sahabatnya dia tidak mendorong Kayla sampai jatuh terjungkal. Sampai vena biru di kepalanya muncul karena kesal, dia ingin memaki dan marah pada Kayla yang menangis meracau tidak jelas tanpa memberikan mereka hak untuk bertanya.
Tiap kali Bella ingin berucap Kayla malah semakin histeris sampai Kayla akan berteriak dan mengatakan.
"CAPEK!! POKOKNYA GUE JUGA CAPEK, TAPI BARU SATU HARI DAN BELUM ADA BEBERAPA HARI KEDEPANNYA." perempuan ini benar-benar membuat Bella semakin bingung kasian tapi telinga dia lebih kasian.
Jangan berharap Bella akan terus memberi ruang Kayla untuk menangisi rasa sedihnya yang sudah mulai berlebihan menurutnya.
Bella hanya bisa memejamkan mata untuk bertahan agar tetap waras , dengan Rasya yang menyemangati Bella dari balik punggung Kayla untuk tetap semangat, bahkan mengusap keringat yang mengucur di dahinya dengan tisu sedang kemudian dia tertawa menahan napas.
Tak butuh beberapa lama, Kayla menyadari jika dia sudah keterlaluan pada teman-temannya dan hanya mementingkan rasa sedihnya. Dia berhenti menangis, mengusap kedua matanya yang bengkak dan merah.
Kayla langsung berbalik kearah Bella,"Maaf ya. Aku tadi emosional banget, padahal harusnya aku cerita dulu, tapi aku kebanyakan nahannya jadi gak ketahan sampai begini." Kata Kayla menatap wajah Bella yang terlihat kesal sambil memijat lengannya.
Dan yang langsung maju pertama, mendorong Bella dari hadapan Kayla untuk bertanya.
"Jadi kasih tau gue, apa yang di lakuin mertua lo itu sampe bikin lo kayak orang gila?"
"Ya... gitu deh, tapi kok. Kalian nggak kaget gue bilang udah nikah?" Tanya Kayla kemudian membuat dua orang yang memang sedari awal tidak terkejut dengan semua pengakuan Kayla yang penuh emosioanl itu, akhirnya terdiam beberapa saat sebelum terkekeh bodoh.
"Sebenernya kita udah tau, tapi ya gitukan. Sama suami lo kita di ancem, BAYANGIN AJA!" Rasya langsung ng-gas bicaranya dengan nada tinggi."Kita kalau sampai buka mulut dan kasih tau lo, nilai kita di pertaruhkan nggak lulus di mata kuliah beliau. Bagimana kejamnya tuh laki ente!"Gerutu Rasya pada istri dosennya itu.
"Nggak kaget gitu?" kata Kayla pakai tanya.
Bella mendengar itu langsung menyerobot mendorong Rasya dari hadapan Kayla.
"Kate siape kita kagak kaget?! Mata lo peyang otak lo goyang apa, kita kaget bukan main. Bahkan hampir ikut serta di bawa ke rumah sakit jiwa gara-gara melongo di rumah sakit." timpal Bella dengan nada naik satu oktaf.
Kayla mengernyit, kok nyambung ke rumah sakit. Melihat tanya di wajah Kayla yang mengesalkan, Bella menjelaskan.
"Kita udah lama tau dari pas lu pingsan dan pendarahan di rumah sakit, kita ketemu wali lo yang ternyata suami lo dong! Gue awalnya udah curiga pas nyolong- nyolong baca pesan lo waktu di toko skincare, di kelas maupun kalau kita lagi kumpul di kosan atau caffe. Eh, langsung terjawab nggak lama setelah itu, kampret pak Yasa waktu itu emosi jiwa banget sampe kita aja kena teriakan dia gara-gara nggak jaga lo dengan baik."
Rasya kemudian memeluk Kayla dari samping,"Maaf banget ya, kita lalai sampe buat calon anak lo sama pak Yasa keguguran."
Kayla tertegun, dia diam setelah Rasya selesai bicara. Jadi selama ini, dia bertingkah bodoh dengan menganggap Bella dan Rasya tidak tau Kayla sudah menikah. Malahan sudah tau dan suaminya sendiri yang memberitahu.
Dia jadi merasa lucu saat tersadar, Kayla terkekeh dan balas memeluk Rasya.
Kayla memejamkan mata memeluk Rasya,"Harusnya gue yang bilang makasih banyak ke kalian udah ngertiin gue dan nunggu gue sendiri yang ngomong langsung. Di ingetin sama anak gue, jadi makin sedih."
Kayla menengadahkan wajahnya untuk menghalau air matanya jatuh dengan percuma, Kayla ingat sekilas rasa sakitnya dan dia merasa bersalah akan itu. Kayla tidak mengetahui jika di perutnya ada janin yang tengah berkembang, tapi kesedihan itu bisa cepat dia hilangkan namun kala di ingatkan Kayla tau dia masih berduka.
"Gue juga minta maaf, harusnya nahan lo waktu sok jadi pahlawan biar nggak kena tendang. Bambang juga tau kalau pak Yasa suami lo, makannya dia waktu di kantin minta maaf sekaligus terima kasih karena pak Yasa bantu lo atas nama Kayla Arzety Gunawan." Ujar Bella tengah menelengkan kepalanya dengan nada ejekan ketika menyebut nama lengkapnya.
Kayla kemudian melepas pelukan dan menatap keduanya,"Jadi selama ini gue yang bego, dong?"
"Memang! Mau aja di begoin kita semua. Tapi akting kita bagus, ya, anehnya lo nggak curiga kalau kita udah jarang cengcengin lo tentang pacar bayangan." Kata Rasya.
Bella sontak memunculkan dua tanduknya menimpali,"Ya, iyalah!! Gimana kita mau berani cengcengin kalau pacar bayangan yang di maksud Kayla itu suaminya sendiri yang ternyat DOSEN KITA, ANJI*** EMANG!"
PLAKK
"Mulut si Bella memang harus selalu di berikan pelajaran yang baik dan benar, kalau nggak ya begini. Ciri-ciri pas kecil nggak minum ASI begini nih!"Ucap Rasya tanpa tau jika perkataannya itu membuat Bella sedetik tertegun dan menunduk dengan kekehan penuh ironi.
Bella memalingkan wajahnya terkekeh,"Dahlah, mending kita turun nyok." Kata Bella tiba-tiba setelah Rasya mengucapkan hal itu, tapi Rasya menyadari kesalahannya begitupun Kayla.
Bella berjalan lebih dulu dan menggeleng, dia memang tak pernah dapat asi dari ibunya bahkan menerima kasih sayang ayahnya. Salahnya lahir dari kesalahan, memang salahnya hidup di antara dua insan yang tak ingin bersama.
"Yaudah turun yuk." Kayla mengikuti dari belakang pura-pura tak menyadari bersama Rasya.
Rasya yang sadar malahan jadi diam, dia berpikir keras dengan segera dengan otak udang miliknya. Sambil mengikuti langkah Kayla menuju tangga sebelum nanti bertemu di lift untuk turun ke bawah. Selama itu, Bella kembali pada tabiatnya yang memunculkan tebing tinggi tanpa mengijinkan orang lain melihat ke dalam hatinya.
Atmotfer yang berubah dari sedih, ke bahagia setelah melepas semua penat dengan menangis berubah menjadi membingungkan.
Mereka akhirnya berjalan menuju ke kelas kembali, ada satu mata kuliah lagi yang belum selesai ujian tetapi karena tangisan Kayla mereka harus keluar lebih dulu. Kala di belokan menuju kelas, ada Yasa yang berjalan dengan tas ransel miliknya. Dia tengah memegang ponsel di telinga dan bertepatan dengan itu ponsel Kayla berbunyi, dia merogoh tasnya dan mendongak untuk melihat jika Yasa sejenak menghentikan langkahnya sebelum terus berjalan. Walau tidak lama Kayla malah memilih menunduk, dia tau kalau Yasa pasti sudah melihat kedua matanya yang bengkak bersamaan dengan hidung memerah karena ingusan. Rasya pun Bella saling memandang dengan mata menyelidik, apakah dosen mereka melihat jika istrinya sehabis menangis.
Karena mereka berharap pak Yasa melihatnya.
Tapi karena ini masih kawasan Universitas, Yasa menahan diri untuk tidak bertanya dan berjalan melewati sambil menurunkan ponsel kemudian berkata perlahan pada Bella di sisi Kayla.
"Tolong katakan pada istri saya, tunggu di mobil sepulang ujian." katanya pelan sebelum pergi dari hadapan tiga mahasiswanya.
Langkah Bella berhenti kemudian berkata sendiri,"Baik pak." dia menjawab perkataan Yasa yang mana suara kerasnya membuat beberapa pasang mata menatap padanya.
"Lo kenapa?" tanya Rasya pada Bella.
"Nggak ada, buruan yuk ke kelas."
_____________
Dukung karya Aku Milik Pak Dosen di aplikasi Karya Karsa, aku uplod beberapa chapter saja disana ya. Sisanya tetap di uplod di Wattpad:)
Maaf aku lama update, aku mahasiswa semester akhir yang malah ambil kerjaan:'(. Ternyata malah makin pusing, seharusnya aku selesaikan kuliah dulu baru aku mulai kerja real life. Tapi gapapa, udah terjadi sekali lagi aku minta maaf pensinya kelamaan. T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]
ChickLit[ROMANCE-COMEDY] Namanya Makayla Arzety Gunawan. Mahasiswa semester 6 yang percaya diri dengan tubuh berisi namun dianggap gempal oleh banyak orang. Dia punya kekasih sayangnya orang-orang tidak percaya dan menganggap dia sinting, tentang pacar kha...