NO EDIT
"Kita beneran jadi nginep? Terus kenapa muka kamu masih cemberut?"
"Aku telepon bang Kiky, tapi gak di angkat. Aku mau ijin buat nginap di resort dia aja biar gratis."jawab Yasa yang mendapatkan kekehan dari Kayla.
Melihat itu Dhika memilih untuk diam seakan tidak mengetahui apapun, dia mengambil langkah sambil menarik hoodie kupluknya untuk menutupi kepalanya dan berjalan sambil menunduk.
...
Perkara tentang Laila, dosen mata kuliah kuantitatif di faklutas Kayla itu sudah di belakangkan, karena selama dia berkuliah seperti biasanya beberapa minggu kebelakang. Jarang menemukan sosok Laila, bahkan Yasa pun sampai berkata dengannya.
"Sayang, masa dosen perempuan yang waktu itu liat dan tau kalau kita udah nikah jarang keliatan di kampus coba."Kata Yasa sambil menyentuh tubuh sang istri.
Sendangkan Kayla sendiri sedang membawa novel di ponsel miliknya, Yasa memeluk tubuh sang istri dari samping sedang tangannya bergerak di atas perut buncit Kayla yang terlipat dua. Dia sana sudah dua kali calon anak mereka berada namun kalah dengan dunia kejam yang belum mereka cecap rasanya, tetapi mungkin itu juga takdir. Yasa sudah ikhlaskan.
"Ya, bagus kalau begitu. Aku malahan panik, paranoid banget akalu sampe ketemua aku kudu gimana."Yasa malah tertawa mendengar penuturan sang istri dan kemudian memejamkan mata meninggalkan istrinya yang masih asik membaca novel online.
Dan kini ketiga orang itu tengah rebahan di atas lantai dingin dengan kipas angin yang menyala, kepalanya bergerak dari kanan ke kiri. Ketiga orang itu adalah Rasya, Kayla dan juga Bella yang sama-sama melamun menatap langit-langit kamar kos milik Rasya. Ketiganya kebosanan, sebab hari ini jam kosong semua dan mereka tidak memiliki jadwal untuk bepergian kemana, bingung karena dua hari tidak bertemu jadi merasa ingin saling diam dan merindu sambil bertamu ke kosan Rasya yang di tinggalkan.
Mata Bella memerhatikan kipas angin yang bergerak itu."Lu tau nggak, Kayla?"
"Nggak tau,"
"Gue bingung sama ini kipas angin, dari tadi tengok kanan, tengok kiri tapi nggak ada nyebrang-nyebrangnya!"Kata Bella dengan wajah tanpa ekspresi yang membuat Kayla juga Rasya tertawa karenanya.
Sumpah demi tuhan, kadang omongan Bella se-random itu kalau sedang saling diam menikmati isi kepala masing-masing. Tidak lama kembali hening, tidak ada yang bersuara sampai suara helaan napas terdengar letih.
"Hahh..."Rasya merubah posisi tidurnya menjadi miring menghadap kedua temannya yang masih di posisi.
"Gue kesel, ternyat jadwal gue di batalin. Ayah sama bunda mau ada perjalanan bisnis dadakan, terus tau nggak apa yang gue minta buat kepergian mereka?"
"Apa tuh?"Tanya Bella lagi.
"TIKET JALAN-JALAN KE JEPANG SAMA KALIAN!!"Ujar Rasya yang langsung bangkit dari tiduran untuk melebarkan kedua tangannya penuh semangat.
Kayla dan Bella hanya diam, mereka melihat bagaimana Rasya memukul udara dengan penuh semangat. Tetapi kedua temannya hanya menghela napas lelah, Rasya suak sekali seperti ini. Membuat jadwal tanpa ada kompromi, karena biasanya tiket yang Rasya beli itu tidak ada lagi diskusi dan tidak penting hari apa intinya mereka perlu pergi kecuali saat UAS.
"Dan kapan itu?"Tanya Bella pada Rasya.
"LIBURAN UAS!! AARGGHHHH... NGGAK KUAT GUE NAHAN SENENG, PASTI KALIAN JUGAKAN?"
Kayla sudah bangun duluan, dia dengan senang memeluk Rasya yang tumben-tumbennya penegrtian. Karena banyak rencana mereka tentang jalan-jalan selalu gagal dan tidak terkabulkan, semoga saja yang saat ini ketiganya bisa pergi ke jepang seperti yang sudah Rasya katakan. Memang ya, kalau rencana manusia sering kacau. Jadi pasrah saja dengan tuhan, karena tuhan selalu tau apa yang baik dan buruk bagi makhluknya.
"Tumben temen kita yang satu ini bener."Ujar Bella yang sudah di tarik kedua tangannya oleh Kayla dan Rasya kemudian di peluk bersama-sama.
Ada rahasia kecil di antara ketiga, di mana mereka ingin sekali mengunjungi jepang. Yang begitu terlihat indah dari video yang di liat, sebenarnya hanya sekedar lewat saja. Di sini pecinta anime adalah Rasya dan Kayla, walau begitu mereka lebih banyak sharing ketimbang Bella yang hanya ikut-ikutan kalau seru, kalau tidak dia pejamkan mata saja.
"Eh, kita UAS berapa hari lagi?"Suara Rasya pada kedua temannya.
Bella berpikir, dia sedang dalam mode lambat berpikir karena kesepakatan yang dia buat dengan kakak Rasya ini. Tetapi Kayla dengan semangat, mengangkat seperti di hadapan guru.
"Aku, aku tau!!"Rasya dengan girang pun menunjuk semangat.
"Yakkk! Kamu Kayla."
"Minggu depann!!!!"
"KAMPRET KOK CEPET!!!"Teriak Bella yang mendengar jawaban Kayla.
Bersamaan dengan Rasya yang bersuara."Lupa saya, tapi kok tumben nggak ada minggu tenang buat liburan.."Kata Rasya mulai berpikir.
"Nggak tau saya, bukan rektor."Jawab Kayla kemudian kembali menidurkan tubuhnya di atas lantai.
Dia menatap langit-langit kosan Rasya yang memiliki lukisan awan dan matahari yang indah dan terlihat begitu tenang, dia menoleh kepada pelukis akan hasil karya indah tersebut. Tetapi saat dia melihat lukisan itu kembali, rasanya sepi dan hampa. Walau tenang, dia merasa sedih kemudian menatap kembali kearah Bella.
"Bel, lu pas lukis itu langit-langit kosan. Perasaan lo kayak gimana?"Kayla memerhatikan matanya Bella yang terlihat tenang.
Karena memang beberapa hari dia merasa aneh saja, dia kedapatan sering melihat pandangan kosong, melamun dari diri Bella. Walau begitu, tidak ada yang berubah, sikap menyebalkan dan juga ucapan ceplas ceplos yang random masih sama saja. Bahkan tawa garingnya pun masih sama, hanya, pandangannya itu.
Bella tidak langsung menjawab, dia malahan tersenyum memandang ke atas di mana lukisannya berada.
"Nggak tau, waktu itu cuman pengen lukis aja. Untungnya langit-langit kamar Rasya nggak tinggi-tinggi banget, jadi memudahkan gue. Apalagi alat-alatnya tinggal gue pake, jadi makin enak."
"Jadi maksudnya, lo pas melukis itu rasanya senang dan bahagia?"Bella hanya tersenyum dengan seringai yang membuat Kayla mendengus.
Akhirnya memilih memejamkan kedua matanya, hari ini sudha pukul satu siang dan ketiga orang itu masih belum menemukan akan pergi kemana selain berdiam diri di kosan Rasya yang luas dan mewah ini. Seperti rumah sendiri, bahkan sangat lengkap sekali. Ini adalah basecam terbaik yang ketiganya miliki, Rasya juga jadi lebih sering berada di kosan bersama Bella dari pada pulang untuk bertemu dengan ruang sepi tanpa kedua orangtuanya.
"Hah... berarti kita udah mau semester enam aja, ya."Ucap Rasya kemudian melanjutkan."Gue nggak mau cepet-cepet lepas masa kuliha, jadi orang dewasa itu ribet."
Kayla dan Bella mengiyakan ucapan dari teman mereka itu, Rasya adalah perempuan paling cantik, palign kaya dan juga paling elegan dari ketiganya tetapi paling nggak bisa diam mulutnya. Harus ada Bella atau Kayla di sisi Rasya, agar dia tidak mudah memaki seseorang yang membuat emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]
ChickLit[ROMANCE-COMEDY] Namanya Makayla Arzety Gunawan. Mahasiswa semester 6 yang percaya diri dengan tubuh berisi namun dianggap gempal oleh banyak orang. Dia punya kekasih sayangnya orang-orang tidak percaya dan menganggap dia sinting, tentang pacar kha...