NO EDIT, PASTI BANYAK KEKURANGAN
"Kamu mau jalan-jalan nggak?" Marfel menawarkan meski pipinya terasa panas setelah di tampar begitu keras tanpa menahan diri oleh Bella.
Bella tidak segera menjawab, dia butuh tenaga yang banyak jika ingin buka suara. Marfel melihat jika kedua mata Bella tertutup, bibirnya pun sama. Dia tersenyum, entah kenapa hal itu membuatnya jadi semakin ingin lebih dekat dengan teman dari adik bugnsunya ini. Tidak pernah dia merasa begini, padahal Bella hanyalah anak baru gede.
Sedangkan kala dia di jodohkan dengan anak para kolega ayah dan ibunya, dia tidak pernah merasa tertarik. Mungkin awal dari rasa tertariknya karena iba, cukup terkejut melihat sosok perempuan muda yang dia gagalkan ketika akan bunuh diri.
Waktu itu Bella langsung meminta waktu kepadanya, dia mengirim pesan untuk bertemu dan Marfel menggapi jika mereka perlu bertemu di perusahaan miliknya saja, karena dia belum memiliki waktu untuk keluar saat banyak pekerjaan saat itu. Dan dia sungguh terkejut, kala ucapan pertama yang Bella katakan setelah basa basi untuk sopan santu adalah.
"Aku mau minta tolong, jangan kasih tau siapapun termasuk Rasya sama Kayla. M-mas mungkin tau Kayla, dia teman Rasya juga. Jadi saya mohon kejadian bodoh itu nggak sampai ke telingan teman-teman saya."Katanya dengan nada tegas dan penuh keyakinan yang teguh.
Marfel yang sedang menggunakan kacamata baca langsung menurunkan pandangan, untuk melihat bagaimana Bella duduk di sofa yang di khususkan untuk tamu. Kedua matanya yang gelap menatap ke bawah lantai, dengan kosong seakan mengatakan 'jika mereka tau ingin mengakhiri hidup, maka akan sulit bagiku untuk kembali melakukannya.'
Sampai Marfel berpikir, hal apa yang membuat perempuan muda ini menjadi begitu tertekan dan hampa.
"Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan."Marfel mengiyakan, karena lagi pula dia tidak begitu dekat dengan teman sahabatnya ini.
Kala dia berada di tempat kejadian Bella akan bunuh diri, mungkin hanya kebetulan saja. Tetapi, nyatanya itu mungkin saja sudah dalam garis takdir. Sebab setelahnya, dia menemukan jika Bella bekerja di bar cukup terkenal, di tempat dia melakukan pertemuan khusus dengan kolega yang baru saja datang. Ini pertemuan untuk memberikan pesta kecil setelah meeting formal di perusahaan.
Waktu itu dia selesai pertemuan, walau dia tidak minum setidaknya dia menghargai koleganya yang mengajak untuk minum di bar. Dia hanya meminum minuman tanpa alkohol saja, beruntung koleganya tidak memaksa walau sesekali terdengar ucapan menyindir karena dia tidak mau minum dengannya. Tapi kala langkahnya keluar dari ruangan VIP, yang kedap suara dan terisolasi dengan suara di luar dance floar.
Pada akhirnya setelah itu, melihat sosok Bella. Dengan pakaian biasa yang dia gunakan, memegang gelas minuman miliknya. Kemudian langkahnya berhenti, dia tua itu adalah teman adiknya. Sampai asisten di belakangnya juga orang dari koleganya mendekat dan bertanya, hal apa yang menganggunya sehingga dia berhenti berjalan.
Marfel menoleh dan berbisik pada asistennya.
"Kamu awasi perempuan dengan hoodie putih, perempuan paling tertutup dari semua orang di sini. Bawa penjaga di luat, jika ada yang mencurigakan. Gagalkan apapun itu."Katanya sambil menunjuk kearah sosok Bella yang tengah menenggak minuman di gelas miliknya.
Sang asisnte melihat kearah tempat yang di tunjuk oleh Marfel kemudian mengangguk, dia ijin bergerak dan Marfel pun kembali berjalan ke tempat di mana dia akan pergi.
....
Paginya dia harus mendapati kabar jika Bella bertemu seseorang yang begitu tertutup dan mencurigakan, kala mereka menyergap lelaki itu. Dia mengatakan jika ini adalah kompromi antara pembunuh bayaran swasta dan pelanggan, saat di tanya siapa target pembunuhan yang ingin di bunuh oleh perempuan muda yang dia temui. Dia menjawab dengan gelengan tidak paham.
Gila!! Pembunuh swasta, memang sinting dunia ini!
"Dia meminta saya untuk mengakhiri hidupnya, tapi saya menolak dan meminta dia untuk memikirkan kembali apa yang dia minta. Maka setelah itu saya akan terima tawarannya, ini adalah tindak bunuh diri yang tidak ingin menggunakan tangannya sendiri agar dia mati tanpa rasa takut. Saya sering menemukan hal seperti ini dan setelah di berikan waktu, mereka berubah pikiran. Tetapi ini sudah ketiga kalinya kami bertemu dan dia masih begitu yakin dan teguh akan pendirian, jika dia ingin mengakhiri hidupnya sendiri."
Begitu kata pria dengan masker dan baju serba tertutup itu, dia bilang."Saya hanya seorang pembunuh bayaran yang tidak membunuh tanpa di bayar, ini pekerjaan organisasi. Jika memang klien tidak menginginkan kami tidak akan bertindak."
Asiten dan dua penjaga terlatih akhirnya melepaskan dan memberikan uang untuk konpensasi pembatalan, dia awalnya menolak jika bukan klien yang menolaknya. Asisten Marfel mengatakan jika dia adalah keluarganya dan memiliki wewenang untuk menolak, akhirnya sang pembunuh bayaran itu pergi ketika mendapatkan uang yang lebih besar.
Dan Marfel membuat sebuah rencana di mana dirinya, menjadi seorang pembunuh bayaran dan menangkap sosok Bella yang sering sekali keluar di malam hari dan berjalan di tempat yang sepi, seakan memang menungu akhir hidupnya. Orang suruhan Marfel bersembunyi sebagai seorang pembunuh, kemudian memberikan obat bius pada Bella yang benar-benar pasrah tak menolak kala dia di sergap tiga orang lelaki bertubuh besar.
Dia memang sudah menyerahkan hidupnya untuk mati.
Dari situlah akhirnya Marfel mencari tau tentang keluarga besar Bella, dia mengetahui biografi hidupnya yang penuh kesakitan dan penolakan.
Marfel membawa tubuh Bella ke apartemen miliknya, di sana dia menaruh tubuh Bella di atas ranjang sambil membaca berkas riwayat hidup Bella selama ini. Dia juga mencari tau dari beberapa orang-orang yang dekat dan tinggal bersama Bella sebelumnya.
"Nenek, maafin Bella. Tolong pulang sama aku, jangan tinggalin aku... nggak bakalan marah lagi, Bella bakalan baik lagi, Bella nanti bakalan ketetmu sama ayah.... tapi pulang, jangan tinggalin Bella..."Suara itu tiba-tiba terdengar pilu.
Tangisan seseorang di atas ranjang mengalihkan pikiran dan pandangan Marfel pada berkas menuju ke atas ranjang, tubuh itu bergetar dan bibirnya terus meracau meminta maaf. Air mata mengalir deras dari sudut matanya, itu menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milik Pak Dosen. [Rewrite]
ChickLit[ROMANCE-COMEDY] Namanya Makayla Arzety Gunawan. Mahasiswa semester 6 yang percaya diri dengan tubuh berisi namun dianggap gempal oleh banyak orang. Dia punya kekasih sayangnya orang-orang tidak percaya dan menganggap dia sinting, tentang pacar kha...