Bab 17

10.1K 761 3
                                    

Setelah mengantar Zelin ke kos-nya, Melvin pergi ketempat teman-temannya yang lagi mempersiapkan barang-barang yang mereka perlukan untuk Balab.

"Lo yakin mau ikut Balab?" Tanya Jodi ke Melvin yang lagi menghisap rokok.

"Hmm." Balas Melvin cuek dan bersandar di kursi.

"Pacar Lo bagaimana?" Tanya Jackson.

"Tinggal." Balas Melvin datar.

"Kok Lo nggak ngajak cewek Lo ikut?" Tanya Jackson lagi.

"Sekolah." Balas Melvin lagi.

"Kok gue yang sesak napas mendengar jawaban singkat Melvin." Ujar Mack yang lagi memasukkan barang-barang kedalam tas.

"Udah maklumi aja kulkas berjalan, untung dia Uda punya pacar." Balas Jackson.

Melvin hanya cuek mendengar ucapan Jackson kepadanya.

"Zelin tau Lo ikut balap?" Tanya Jackson.

"Tau." Jawab Melvin.

"Kalau Zelin nanti berpaling saat Lo nggak ada disampingnya Bagaimana?" Tanya Mack jahil.

Mack tau kalau Melvin membelikan Zelin mobil.

"Nggak akan." Jawab Melvin santai dan membayangkan kemesraan dengan Zelin tadi.

"Bucin." Ucap Mack.

"Udah-udah, Kita harus hati-hati saat Balab, pasti musuh kita akan melakukan sesuatu saat Balab." Ucap Jodi yang membuat mereka fokus membahas tentang Balab mereka.

"Gue heran sama itu orang, ada masalah apa dia sama kita dan ngapain mereka ajak kita buat Balab di luar negeri." Heran mack. "Apalagi tiap Balab dia kalah terus nggak bosan-bosannya dia nantang kita." Lanjut Mack kesal.

"Kalian tenang aja, mungkin mereka ingin malunya di luar negeri kalau kalah, nggak sanggup lagi malunya hanya di Indonesia." Ejek Jackson.

"Bodoh." Ucap Melvin yang melemparkan korek api nya ke Jackson.

Melvin memikirkan ucapan Zelin kepada dirinya tadi yang menyuruh Melvin untuk hati-hati dengan musuhnya.

"Yang penting kita harus jaga-jaga saat Balab." Ucap Jodi.

"Akhirnya selesai juga." Lega Mack yang telah selesai mengemasi barang yang mereka perlukan.

****

Zelin yang akan tidur dihentikan dengan bunyi handphonenya.

"Gawat Lin." Ucap orang yang menelpon saat Zelin telah mengangkatnya.

Zelin melihat nama si penelpon ternyata Geby.

"Gawat kenapa?" Tanya Zelin.

"Mendingan besok Lo nggak usah pergi sekolah." Ucap Geby yang menghiraukan pertanyaan Zelin.

"Ada apa Geb?" Tanya Zelin greget.

"Tamat Lo Lin, anak kelas kita sudah tau siapa Lo sebenarnya." Balas Geby.

"Santai aja kali." Ucap Zelin.

"Bagaimana gue bisa santai Lin, hidup dan mati Lo akan dipertaruhkan." Balas Geby yang berteriak saat nelpon.

"Telinga gue sakit ni dengar suara Lo." Ucap Zelin mengusap telinganya.

"Pokoknya Lo nggak boleh pergi sekolah besok." Tekan Geby.

"Lebay Lo santai aja kali, gue nggak takut menghadapi mereka." Ucap Zelin santai dan memainkan kukunya sambil tersenyum miring.

"Gue tau Lo kenapa santai, pasti lo mintak tolong sama kak Melvin." Ucap Geby yang mulai rileks saat mengigat kalau Melvin merupakan cowok Zelin yang sangat berpengaruh di sekolah Zelin.

"Siapa bilang gue mintak tolong kak Melvin." Ucap Zelin santai. "Lagian Kaka Melvin nggak akan pergi ke sekolah besok." Lanjut Zelin tersenyum miring.

"Kalau gitu Lo nggak usah pergi sekolah. Titik Nggak Pakai koma, nggak ada bantahan." Ucap Geby menutup telponnya.

"Gue penasaran apa yang akan dilakukan teman sekelas gue sehingga membuat Geby sangat ketakutan." Ucap Zelin tersenyum miring.

"Untung besok Nggak ada kak Melvin, jadi gue bebas di sekolah tanpa menjaga image lagi." Ucap Zelin senang.

"ZELIN SEMANGAT BESOK ADALAH HARI DIMULAINYA BAGAIMANA KEHIDUPAN ZELIN." Ucap Zelin tersenyum miring.

KEHIDUPAN ZELIN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang