Jodi, Jackson dan Mack yang duduk di ruang tamu apartment Melvin dikagetkan oleh Melvin yang menendang meja di dekat mereka.
"Ada apa dengan Lo Fin?" Tanya Jackson yang melihat wajah Melvin yang marah.
"Gue mau pulang besok." Ucap Melvin dengan wajah datarnya.
"Bukannya perusahaan Lo masih ada masalah?" Tanya Jodi heran.
"Hm." Balas Melvin singkat.
Mendengar jawaban Melvin, Jodi, Jackson dan Mack saling memandang.
"Lo lagi ada masalah?" Tanya Mack ragu-ragu ke Melvin.
"Nggak." Jawab Melvin singkat.
Mereka bertiga merasa heran dengan Melvin, biasanya tiap ada masalah di perusahaan. Melvin akan selalu menyelesaikan masalah dengan tuntas, mereka juga tau alasan Melvin menerima Balab di luar negeri dengan Alfin, karena sekaligus untuk menyelesaikan masalah perusahaannya.
"Kenapa Lo pengen pulang? Jangan bilang Lo Uda kangen dengan Zelin." Goda Jackson.
Melvin mengepalkan tangannya mendengar nama Zelin disebutkan oleh Jackson dan wajahnya kembali datar.
Melihat wajah Melvin yang datar mereka yakin kalau Melvin memang lagi ada masalah dengan Melvin dan mereka nggak mau bertanya lagi sama Melvin lebih baik diam, karena Melvin nggak suka orang lain ikut campur dengan urusan pribadinya.
"Siap-siap." Ujar Melvin kembali ke kamar dan meninggalkan temannya yang masih memikirkan arti ucapan Melvin.
"Malvin nyuruh kita siap-siap untuk pulang ke Indonesia." Tanya Jodi yang mengerti maksud Melvin.
"Lo memang pantas jadi terjemahan Melvin yang katanya bikin gue pusing." Ucap Jackson.
"Ayo kita juga siap-siap buat paking, gue juga Uda kangen sama Indonesia." Ujar Mack.
Sedangkan dalam kamar Melvin, Melvin menyelesaikan dokumen perusahaannya dengan wajah seriusnya dan membiarkan handphone nya yang sudah pecah tergeletak di lantai sehabis nelpon dengan Zelin.
*****
Sedangkan di negara yang sama di tempat lain Alfan juga sedang menyiapkan barang-barang nya untuk pulang ke Indonesia.
"Tumben Lo pengen pulang cepat-cepat ke Indonesia?" Tanya Riko santai ke Alfan.
"Iya biasanya Lo lebih memilih lama-lama pulang ke rumah, dari pada di rumah ketemu sama Alfan kembaran Lo." Ucap Brian sambil memakan kripik.
Alfin dan Alfan selalu aja berdebat kalau mereka di rumah ada aja yang akan mereka debat kan. Orang tua yang melihat kelakuan mereka di buat pusing kalau mereka mulai berdebat. satu-satunya cara menghentikan mereka dengan cepat yaitu menyebut nama Zico dan Aldan, sepupu yang mereka takuti.
"Gue mau ketemu sama adek baru gue." Ujar Alfin.
"Lo benaran punya adek cewek?" Tanya Sean penasaran.
"Iya benaran, sialnya dia sudah ternodai sama Alfan, enak aja Alfan Uda sering cium adek gue sedangkan gue abangnya belum pernah." Ucap Alfin cemburu.
"Biasa aja kali, Alfan kan juga abangnya, kenapa Lo harus cemburu." Ucap Brian santai. "Kecuali dia di cium sama pacarnya, tapi nggak apa-apa juga sih di cium sama pacarnya sendiri Lo juga nggak berhak cemburu." Lanjut Brian tanpa melihat wajah kesal Alfin yang mendengar kata pacar.
"Gue boleh nggak daftar jadi adek ipar Lo?" Tanya Sean menaik turunkan alisnya.
"Daftar aja dan siap-siap aja Lo berhadapan dengan si singa Zico dan serigala Aldan." Ucap Alfin. "Lagian adek gue juga udah punya pacar." Lanjut Alfin.
"Gue jadi takut dengan nasib pacar adek Lo, kalau dia tau adek Lo punya saudara dan sepupu yang menakutkan. Apa dia masih berani untuk jadi pacar adek Lo." Ucap Riko bergedik ngeri melihat Zico yang pernah menghukum Alfin dan Alfan.
"Pacar adek gue Melvin." Ujar Alfin kesal.
"Apa? Melvin." Ucap mereka serentak.
"Nama Melvin masih banyak nggak mungkin Melvin Rival Lo." Ucap Brian membantah pikiran sendiri.
"Jadi ini alasan Lo nyuruh Melvin putus sama pacarnya, gue Uda curiga aja si sama Lo, tapi nggak nyangka juga gue alasan Lo nyuruh Melvin putus sama pacarnya, karena pacar Melvin adek Lo. Gue kira Lo suka sama pacar Melvin." Jelas Sean yang sudah curiga dengan Alfin.
"Gue nggak akan biarin Melvin dengan mudah dekat sama Zelin, dan sepupu gue yang lain pasti akan sependapat dengan gue, lagian Zelin cuma satu-satunya saudara perempuan di keluarga gue." Ujar Alfin yakin dengan pikirannya.
"Lo yakin akan berhasil, Lo tau bagaimana Melvin." Jelas Sean yang kurang yakin akan ide Alfin.
"Udahlah Lo lihat aja nanti." Ucap Alfin.
"Gue jadi penasaran dengan wajah adek Lo." Ucap Riko yang nggak sabar melihat wajah Zelin. "Sampai cowok kayak Melvin aja tertarik.
"Adek gue cantik." Ucap Alfin memuji Zelin. "Gue mau chat adek gue buat jemput gue di bandara." Lanjut Alfin.
"Gue juga nggak sabar ketemu adek Lo." Ucap Brian.
*****
Siang harinya Zelin sengaja meminta izin ke sekolah untuk pergi ke bandara dengan Alfan yang nggak sengaja dia temui di koridor sekolah. Alfan bersikeras pengen ikut dengan Zelin ke Bandara.
"Kamu ke Bandara mau jemput siapa?" Tanya Alfan saat duduk di kursi tunggu Bandara.
"Mau jemput bang Alfin la bang, siapa lagi." Balas Zelin sambil memperhatikan orang-orang yang ada di bandara.
Alfan yang nggak tau kalau Alfin pulang sekarang jadi kaget. "Apa? Alfin pulang nya sekarang." Ucap Alfan kaget. "Kenapa dia nggak ngomong sama Abang kalau dia pulang sekarang." Lanjut Alfan kesal.
"Udah lah bang, bentar lagi bang Alfin juga sampai, ayo kita ke sana supaya nanti bang Alfin bisa cepat menemukan kita." Saran Zelin sambil mengajak Alfan.
"Kamu aja kesana, Abang nunggu disini aja." Ujar Alfan yang nggak mau ikut.
"Ok." Balas Zelin sambil berjalan ke arah tujuannya.
Setelah beberapa menit Zelin berdiri, Zelin melihat Alfin dengan teman-temannya. Zelin langsung aja mengangkat tangannya sambil memanggil nama Alfin.
Sedangkan Zelin nggak sadar ada seseorang yang melihatnya dengan ada sedikit senyuman di bibirnya tapi itu cuma sebentar, tetapsetelah mendengar Zelin memanggil nama cowok lain selain namanya dia jadi dingin dan membuat teman-temannya jadi takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEHIDUPAN ZELIN (End)
Teen Fiction(Follow akun Wattpad author dan jangan lupa tinggalkan jejak) Typo bertebaran 😅 Bagaimana kalau kalian jadi Zelin yang tiba-tiba kebangun dalam kamar yang bukan milik kalian sendiri. Saat kalian sadar ternyata kalian masuk dalam dunia cerita yang...