Chapter 33

314 56 1
                                    

Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.

*****
( I hate you, dad )

          Mayra dinyatakan meninggal dunia setelah 5 hari koma di Rumah sakit, kejadian itu tentu membuat keluarganya sangat terpukul, khususnya Angel.

Sejak kembali dari pemakaman sang Ibunda, Angel duduk diam disofa ruang tamunya masih lengkap dengan pakaian serta kerudung hitamnya, air matanya sudah berhenti menetes, wajahnya pucat pasi, mata sembabnya menatap lurus kedepan tepatnya kesebuah meja dekat jendela yang diatasnya terdapat dua foto, satu foto pernikahan Johan dan Mayra, dan satu foto pernikahan Johan dan Sofia.

Suara derap langkah kaki disekitarnya membuat Angel tersadar dari lamunannya, iapun menoleh, menatap keluarganya yang berdiri sambil menatap Iba pada dirinya.

Johan dan Iskandar atau om Angel sama-sama terdiam, terlihat jelas diraut wajah kedua pria itu bahwa mereka sangat terpukul atas kepergian Mayra.

Angel yang tadi menatap Johan dan Iskandar kini beralih pada Sofia dan Jessy yang juga tengah menatap dirinya, namun bukan tatapan penuh iba yang Angel lihat, melainkan tatapan sinis seolah kedua wanita itu berkata 'Tamatlah riwayatmu Angel'.

Menatap kedua wanita itu membuat Angel kembali teringat pada insiden jatuhnya sang Ibunda dari tangga, Angelpun bangkit dari sofanya lalu berjalan menuju meja dan meraih foto pernikahan Johan dan Sofia.

PRANGG!

Figura antik itu pecah berserakan didepan kaki Sofia, semua orang menatap Angel yang kini kembali meneteskan air matanya, mata sembab gadis itu kembali memerah.

"GARA-GARA KALIAN BUNDA MENINGGAL!" suara teriakan Angel menggema diseluruh mansionnya.

"Angel, sayang..." Johan berusaha mendekati Angel tetapi Angel memundurkan tubuhnya.

"JANGAN SENTUH ANGEL, INI SEMUA JUGA KARENA PAPA, KALO AJA PAPA NGGAK NIKAH SAMA WANITA INI, PASTI SEMUA INI GAK AKAN TERJADI!"

"Kak-

"DIEM LO JESSY GAK USAH SOK BAIK DIDEPAN PAPA, GAK USAH SOK SOK AN MANGGIL GUE KAKAK.... DIDEPAN PAPA LO MANGGIL GUE KAKAK, MUJI-MUJI GUE, TAPI DIBELAKANG PAPA LO GIMANA? LO SAMA NYOKAP LO ITU SELALU GANGGUIN GUE"

"AYO... SEKARANG SAKITI GUE, BUNDA UDAH GAK ADA, GAK AKAN ADA YANG NGELINDUNGI GUE LAGI, AYO PUKUL GUE KAYAK YANG BIASA LO LAKUIN DIBELAKANG PAPA, SINI TAMPAR GUE!"

"ANGEL CUKUP!" bentak Johan.

"PAPA YANG CUKUP! UDAH CUKUP PAPA BELAIN ISTRI KEDUA SAMA ANAK TIRI PAPA, UDAH CUKUP PA... BUNDA UDAH MENINGGAL!"

Rahang Johan yang tadinya mengeras, kini kembali melemas saat menatap putri kandungnya yang menangis terisak dihadapannya, terlihat jelas bahwa Angel begitu sakit hati saat mengatakan semuanya.

"Papa.... Angel benci sama papa" Angelpun menyeka air matanya lalu berlari menuju anak tangga.

"Angel...!" Johan berlari menyusul Angel, sementara Iskandar berjalan mendekati Sofia dan Jessy.

"Untuk sekarang kalian berdua bersenang-senanglah, karena minggu depan kalian sudah tidak akan tinggal disini lagi, itu janji saya"

Iskandar melenggang pergi dari hadapan Sofia dan Jessy setelah mengatakan janjinya, sementara Sofia mendudukkan dirinya disofa, ia benar-benar syok, ia sungguh tidak mengira bahwa ternyata Angel masih memiliki satu pawang lagi, Iskandar, orang itu terlihat cukup berbahaya baginya.

Dan akhirnya, 1 minggu berikutnya ucapan Iskandar terbukti, janji pria itu terpenuhi, Iskandar sengaja mengirim Johan dan menugaskan pria itu untuk mengurus perusahaan yang ada di Bandung sehingga mau tak mau Sofia dan Jessy harus menemani Johan, Iskandar tahu benar bahwa Angel pasti sangat sedih karena papanya harus tinggal di Bandung tanpa dirinya, tapi setidaknya itu lebih baik daripada Angel tinggal serumah dengan Sofia dan Jessy.

Dan sejak saat itulah perubahan sikap Angel dimulai, Iskandar selalu menasehati Angel dengan meminta agar gadis itu lebih kuat lagi dalam menghadapi keadaan, namun rupanya Angel salah mengerti ucapan Iskandar sehingga dia bersikap kuat namun dalam artian yang berbeda, Angel bersikap menjadi gadis pemberontak dan bersikap semena-mena disekolahnya.

#Flashback off

*****

"Piuwit, cewek"

Angel memutar bola matanya malas mendengar suara bocah petakilan yang berdiri didekat anak tangga, siapa lagi kalau bukan Vino Ryandra, sang bocah ML yang masih setia mengejar cinta Angel sampai saat ini.

"Beb... makin cantik aja"

Angel tidak menggubris ucapan Vino, iapun berjalan menaiki anak tangga, tetapi Vino bergegas menyusulnya dan berhenti tepat didepannya.

"Beb-

"Bab beb bab beb, lo gue aduin ke Jefran mampus lo!" potong Angel dengan pekikan suaranya.

Vino mengerjap-erjapkan matanya, masih tidak mengerti dengan ucapan Angel, sementara Angel sendiri langsung membekap mulutnya, ia lupa bahwa belum ada yang tahu mengenai hubungannya dengan Jefran selain Athifa dan Reza.

"Jefran? emangnya ada hubungan apa sama dia?" Angel dengan cepat menggeleng.

"Ya kan... Jef Jefran kan temen gue, kalo ada yang godain gue, gue aduin dong ke dia, mau lo?!" tanya Angel dengan suara cemprengnya, Vino terkekeh.

"Jangan deh, Vino pamit dulu beb, bye" Vinopun melenggang pergi, sementara Angel menghembuskan nafasnya lega dengan tangan kanan yang mengusap-usap dadanya.

"Huft... untung tuh anak percaya"

"Iya"

"Astagfirullah!" pekik Angel. Suara seseorang yang terdengar dari balik punggungnya secara tiba-tiba itu cukup mengagetkan dirinya.

Angel berbalik, rupanya ada Jefran yang tengah berdiri dibelakangnya, dan mungkin inilah alasan kenapa Vino tiba-tiba pergi, anak itu melenggang pergi setelah Jefran menatapnya dengan tatapan membunuh.

"J- Jef?"

"Hm"

Angel terdiam sesaat, lalu kemudian tersenyum senang.

"Umumuuu kangeeen" Angel merangkul leher Jefran dengan kedua tangannya, tak lupa ia juga menghentak-hentakkan kakinya dan bersikap seperti gadis manja yang sering ia jumpai didalam sebuah drama yang pernah ia tonton.

"Lepas, nanti ada yang lihat" ujar Jefran sambil berusaha menjauhkan tangan Angel dari lehernya.

"Gakmauuuu"

"Lepas, atau gue cium!"

Refleks Angel menjauhkan tangannya, iapun berbalik kemudian berlari menaiki sisa anak tangga dan bergegas memasuki kelasnya, sementara Jefran mengeluarkan ponselnya yang berdering dari dalam saku jasnya.

"Kelasnya dimana?"

"Lantai 2"

"Kamu dimana?"

"Tangga"

"Oke tunggu ya, jangan kemana-mana"

"Hm"

Jefran mematikan telfonnya sepihak, Iapun menyandarkan punggungnya dipagar pembatas tangga demi menunggu kedatangan seseorang yang baru saja menelfonnya.

*****

Omg, Jefran nungguin siapa kira-kira?

btw semoga suka:)

Jangan lupa vote:v

Feeling [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang