Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.
*****
"Mau ngapain kamu?" tanya Johan dengan suara tegasnya.
Semua teman-teman Angelpun saling diam seketika, bahkan beberapa dari mereka ada yang menundukkan kepalanya demi menyembunyikan rasa takut mereka, bagaimana tidak takut? Johan berdiri dengan wajah garangnya, sebelah tangannya mencengkram kuat rambut Jefran, sementara dibelakangnya ada 4 bodyguard dengan pakaian serba hitam.
Jefranpun menoleh, refleks kedua mata Jefran membola ketika tahu orang yang menarik rambutnya adalah Johan, papa Angel. Johan menatap Jefran datar lalu merenggangkan cengkramannya pada rambut Jefran.
Andika dan Vino saling senggol.
"Ada bapak mertua anjir" bisik Vino.
"kampret, deg-deg an gue" sahut Andika.
"Papa kok disini?" tanya Angel sambil menjauhkan tubuhnya dari Jefran.
"Hm..."
Jefran meneguk ludahnya sendiri, ia cemas karena pria itu tak kunjung melepaskan cengkraman dirambutnya, Jefranpun menatap Johan sambil cengengesan lalu memamerkan barisan giginya.
"Eh ada calon mertua"
"Si bangke, Jefran dapet nyali dari mana anjir?" bisik Andika.
"Sssttt... diem" sahut Vino.
"Om lepasin dong, sakit banget om kepala saya nanti saya botak, kalo botak Angel gak akan mau sama saya" ucap Jefran lagi, Johan malah melotot tajam sementara Angel buru-buru mencubit pinggang Jefran pelan, meminta agar cowok itu diam.
Johanpun melepaskan cengkraman dirambut Jefran membuat cowok itu segera mundur beberapa langkah dari Johan, lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Angel, katanya mau beli nasi goreng?" tanya Johan sambil menatap tajam pada putrinya, sontak Angelpun meneguk ludahnya sendiri, ia harus menjawab apa sekarang?.
"Pa... aku-
"Kamu yang namanya Jefran?" tanya Johan beralih menatap Jefran, anak itu mengangguk perlahan.
Jantung Jefran berdebar-debar seketika, kenapa Johan menanyakan namanya? apa Johan akan memarahinya karena sikapnya tadi? atau bahkan Johan akan melarangnya untuk mendekati Angel lagi? banyak sekali pertanyaan yang ada didalam benak Jefran saat ini, bahkan ia sempat ingin menghilang saat ini juga, tapi bukankah Jefran ingin menikahi Angel? lalu bagaimana cara ia mendapatkan restu Johan jika ia sendiri tidak berani berhadapan dengan Johan?.
"Makasih ya"
Deg!
Jefran dan teman-temannya saling pandang, mereka semua tidak salah dengar kan? mereka sempat bingung dengan cara Johan berterima kasih, tatapan dan suaranya sangat datar, tidak ada tanda-tanda ketulusan dalam mengucapkannya.
"Terima kasih buat apa om?" tanya Jefran sehati-hati mungkin, Johanpun merangkul pundak Angel.
"Makasih karena kamu sudah menjaga anak saya dengan baik, makasih karena kamu bersama teman-teman kamu telah berhasil membongkar kejahatan anak tiri saya sehingga membuat saya sadar akan semua kesalahan saya, kejadian ini menyadarkan saya bahwa anak yang harus saya lindungi dan saya kasihi adalah Angel, bukan anak orang lain" tutur Johan, Jefran menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Sekali lagi makasih..." ucap Johan lagi.
"Sama-sama om, ini kan juga demi calon istri saya-
Johan melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [ END ]
Teen Fiction"Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan" ***** Ini bukan kisah antara dua orang yang saling menyayangi, lalu menjalin hubungan seperti...