Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.
*****
( Teror 2 )
"AAAAA!"
"SIAPA SIH YANG NEROR GUE?!" teriak Angel sambil menendang kotak itu hingga menjauh beberapa meter darinya, melihat darah yang berceceran dilantai dengan seekor bangkai tikus berukuran besar didepannya membuat Angel langsung berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya disana.
Setelah selesai dengan urusannya dikamar mandi, Angelpun bergegas keluar dari kamar mandi, ia berjalan menuju meja rias kemudian mengambil masker yang ada diatas mejanya.
Angel memakai maskernya lalu membersihkan lantai serta kotak berisikan barang menjijikkan itu, setelah itu Angel mengambil tisu dan mengelap sisa-sisa darah dilantainya.
Selesai dengan semuanya, Angelpun bergegas berlari menuju lantai bawah dan keluar melalui pintu belakang rumah, Angel melempar kotak itu ketempat sampah, lalu kemudian iapun kembali menuju kamarnya.
Angel dengan nafas yang terengah-engah mendudukkan dirinya ditepi ranjang, diusapnya keringat yang bercucuran disekitar wajahnya menggunakan tangan polosnya.
Angel kembali teringat pada apa yang dialaminya sejak pagi tadi, ia tidak tahu siapa yang menerornya dan apa alasannya mengirim bangkai tikus padanya, dan lagi lagi, Angel tidak berani menceritakan masalah ini pada siapapun.
Ditengah lamunannya, ponsel Angel berdering membuat Angel sedikit tersentak, iapun meraih ponselnya didekat bantal dan menatap kelayar ponselnya.
"Jefran?" batinnya.
Angelpun menekan tombol hijau diponselnya lalu menempelkan benda pipih itu ditelinga kirinya.
"Kenapa belum tidur?"
Angel memijit keningnya sendiri, suara berat Jefran yang terdengar dari seberang sana membuat Angel sedikit tersipu, bagaimana tidak? ini adalah kali pertama Jefran bertanya dengan suara lembut cowok itu, namun suara lembut Jefran tidak cukup menghibur Angel, ia masih terbayang-bayang dengan teror yang menimpanya dalam waktu dekat ini.
"Belum ngantuk" singkat Angel.
"Bentar"
"Kenapa?"
"Jauhin dari kuping lo, gelap" Angel mengernyit, iapun menatap ponselnya, ternyata Jefran sudah mengubahnya menjadi Video Call.
"Telfon biasa aja Jef" kata Angel sambil menatap Jefran yang sedang tengkurap diranjang, Jefran menggelengkan kepalanya.
"Lo ada masalah kan? cerita sama gue, gak baik dipendem"
Angel terdiam untuk sesaat, berpikir apakah ia harus menceritakan teror yang didapatnya kepada Jefran?.
"By"
"Iya gue punya masalah" kata Angel sambil menatap Jefran serius.
"Apa?"
"Masalah gue..."
"Kenapa?"
"Masalah gue... gue gak suka diVidcall malem-malem gini... ih liat nih gue gak pake make up pasti kusem banget kan? gue matiin ya?"
Jefran terkekeh.
"Iya baby, lo jelek banget"
"Aaaaaaaaaaaa!" Angel berteriak frustasi, sebenarnya ia berteriak bukan karena perkataan Jefran tetapi karena masalah barunya yang tidak bisa ia ceritakan pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [ END ]
Teen Fiction"Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan" ***** Ini bukan kisah antara dua orang yang saling menyayangi, lalu menjalin hubungan seperti...