Chapter 42

353 52 12
                                    

Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.

*****
( forgive me )

"Gue gak mau putus"

4 kata yang keluar dari mulut Jefran membuat Angel ingin menangis seketika, Angelpun mengalihkan pandangannya dari Jefran karena jika dia terus bertatapan dengan Jefran, dapat dipastikan air matanya akan keluar begitu saja.

"Pulang Jef, udah malem" lirih Angel.

"Angel maafin gue, gue gak mau putus, semua sahabat gue itu penting bagi gue tapi lo juga gak kalah penting dari mereka, gue minta maaf kalo ucapan gue bikin lo sakit hati, tapi gue mohon jangan kayak gini, kita jadian belom genap sebulan bahkan gue ngepost foto lo di Instagram juga baru tadi pagi, apa kata orang kalo mereka denger kita udahan?"

Angel mendesis pelan lalu berbalik, ia membelakangi Jefran demi menyembunyikan air mata sialan yang lolos dari pelupuk matanya tanpa diminta, Angelpun menutup kedua telinganya.

"Angel gue mohon, maafin gue... gue gak mau putus, gue sayang sama lo"

"PERGI DARI RUMAH GUE JEFRAN!" teriak Angel bersamaan dengan hujan deras yang turun mengguyur permukaan bumi, membasahi tubuh kedua anak muda yang saling mencintai tapi saling menyakiti itu.

"Angel..."

"Pak, jangan ijinin dia masuk!" tegas Angel pada kedua satpamnya yang berjaga digazebo rumahnya, kedua satpam itu saling pandang dan hanya bisa mengangguk, meskipun dalam hati keduanya sama-sama merasa iba pada seorang anak laki-laki yang berdiri didepan gerbang, tapi apa boleh buat? mereka hanya satpam dan harus menuruti perintah dari sang majikan.

Angel menyeka air matanya lalu berlari masuk kedalam rumahnya tanpa memperdulikan Jefran yang masih berdiri didepan pintu gerbang rumahnya.

Jefran menarik nafas panjang.

"GUE GAK AKAN PERGI SEBELUM LO MAAFIN GUE!" teriak Jefran begitu keras sampai menandingi suara hujan deras disekitarnya, Jefranpun menekuk lututnya dan membiarkan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya.

Jefran menyesal, ia benar-benar merutuki kebodohannya, seharusnya ia tidak perlu sepeduli itu pada Bella jika tidak ingin menyakiti gadis yang dicintainya.

Angel tetaplah Angel, meskipun diluar ia terlihat tegar tetapi didalam Angel adalah gadis yang begitu rapuh dan juga cengeng, terbukti dengan saat ini Angel yang sedang duduk bersandar pintu kamar sambil menumpahkan tangisannya disana.

*****

Bella menyalakan musik dihpnya lalu ia hubungkan pada pengeras suara dikamarnya melalui bluetooth. Ia memutar musik dengan suara yang sedikit keras tidak peduli jika hari sudah malam, toh tidak akan ada yang berani mengganggunya.

Bella menari-nari dikamarnya yang terbilang luas, sesekali ia menatap cermin sambil menyibakkan rambutnya kemudian tertawa seperti orang gila.

Bella terus menggerakkan tubuhnya kemudian naik keatas ranjang dan melompat-lompat disana, demi apapun hari ini Bella sangat bahagia.

Bella merebahkan dirinya diranjang sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah akibat terlalu banyak bergerak, ia menatap langit-langit kamar kemudian tersenyum.

"Jefran sama Angel putus"

"AAHHH DEMI APASIH GUE GAK PERCAYA KALO MEREKA PUTUS!" girang Bella sambil berguling-guling diranjangnya.

Iapun tengkurap sambil meremas selimutnya.

"Itu tandanya, gue punya kesempatan buat ngambil hati Jefran lagi..." gumamnya.

Disisi lain...

Jefran mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota yang begitu gelap dengan sedikitnya penerangan disetiap sisi jalanan.

Jefran terus melajukan motornya tanpa arah hingga tak lama kemudian seberkas cahaya terang terlihat dari depan membuat Jefran refleks membanting stirnya kekanan dan akhirnya motornya jatuh terpelosok kedalam jurang bersama dengan dirinya.

-

"JEFRAN!"

Angel bangun dari mimpi buruknya, dengan nafas tersengal-sengal Angel mengusap keringatnya yang membasahi leher serta pelipisnya, Angel mendadak panik ketika teringat dengan mimpinya barusan.

"Jef... Jefran?" gumamnya.

Angelpun bangkit dari kasurnya dan bergegas berjalan kearah balkon kamarnya, Angel melihat dari sana bahwa Jefran masih berada didepan gerbang rumahnya, hujan sudah reda tetapi Jefran tetap tidak mau pulang.

"Jefran!" teriak Angel pada dirinya sendiri, Angelpun berlari keluar dari kamarnya dan bergegas berlari keluar rumah untuk menghampiri Jefran yang masih berada diluar gerbang rumahnya.

Angel membuka pintu gerbangnya lalu berdiri dihadapan Jefran yang terduduk dengan kepala menunduk dihadapannya.

"Lo keras kepala banget sih Jef, disuruh pulang bukannya pulang!" omel Angel tetapi Jefran sama sekali tidak menyahut dan tetap berada diposisinya yang menunduk.

"Jefran, pulang sana!" Angel mengusir Jefran seperti sedang mengusir orang gila, bahkan Angel dengan tidak sopannya menyenggol lutut Jefran dengan kakinya.

Namun sesaat kemudian Angel menjadi khawatir karena Jefran sama sekali tidak menyahuti panggilannya, Angelpun mendudukkan dirinya dihadapan Jefran dan mengangkat dagu cowok itu.

"Ya ampun! Jefran!" pekik Angel begitu tahu bahwa Jefran tengah menutup matanya, wajahnya pucat pasi dan bibirnya membiru menandakan bahwa cowok itu sangat kedinginan.

"Jef... Jefran bangun!" Angel menepuk-nepuk pipi Jefran namun Jefran tak kunjung membuka matanya, bahkan tubuh cowok itu melemas seketika, Angelpun memeluk Jefran sambil mengusap-usap kepala cowok itu.

"Jef... buka mata lo ish! jangan bikin gue takut!"

"Jefran please deh gak usah pura-pura pingsan!"

"Jefran...!" tetap tidak ada sahutan.

"Jefran maafin gue"

"PAK HERMAN, PAK BUDI!" Teriak Angel, kedua satpam yang memiliki nama Herman dan Budi itupun seketika menghampiri Angel, mereka sama-sama terkejut.

"Loh dia pingsan non?" tanya pak Budi.

"Kenapa tadi gak disuruh masuk aja?" omel Angel sambil menatap dua satpam penjaga gerbangnya.

"Ya kan tadi non sendiri yang bilang kekita jangan kasih ijin buat dia masuk" ujar Herman diangguki oleh temannya, Budi.

"Ish... yaudah cepet bawa Jefran kedalem, cepetan!" teriak Angel.

"Siap non" Budi dan Hermanpun segera mengangkat tubuh Jefran dan membawa anak itu masuk kedalam rumah Angel.

*****

Semoga suka:)

Jangan lupa vote ya:v

Feeling [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang