Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.
*****
( Teror! )
"Dooooh... ini pulpen gue jatohnya jauh bener heran!" gerutu Athifa sambil membungkukkan tubuhnya untuk mengambil pulpennya yang tidak sengaja terjatuh kelantai, setelah berhasil mengambilnya, Athifapun kembali menegakkan tubuhnya.
"Btw gue kesel loh sama si Reza Ngel, masa dia banding-bandingin wajahnya sama Kai? dan gue dipaksa ngakuin kalo dia lebih ganteng dari Kai, gue kan gak suka bo'ong yaudah gue bilang kalo Kai lebih ganteng, iya Reza juga ganteng tapi masih gantengan Kai, eh dianya ngamuk dong, terus..."
Athifa yang semula sibuk mengemas alat tulisnya kedalam tas sambil mengoceh kini mendadak diam, dengan bibir sedikit terbuka ia menatap wajah sahabatnya yang terlihat seperti orang yang sedang kemasukam roh halus.
Angel terdiam dengan bibir terkatub sempurna dan mata menatap kosong kedepan, Athifa melirik tangan Angel, kedua tangan Angel terkepal erat diatas meja bahkan buku-buku jarinya memutih.
Athifa melihat ke sekitarnya yang rupanya kelas sudah sepi tinggal beberapa anak saja termasuk ia dan Angel karena yang lainnya sudah pulang, Athifapun kembali menatap Angel lalu memberanikan diri untuk menyentuh pundak sahabatnya pelan.
"Angel"
Angel tersentak, iapun menoleh pada Athifa.
"Kenapa?" tanya Athifa, Angel menggeleng lalu meraih tasnya dan bergegas pergi keluar dari kelasnya meninggalkan Athifa yang dilanda kebingungan dengan sikapnya.
"Dia kenapa?" batin Athifa sambil menggaruk-garuk rambutnya sendiri.
*****
"Lo tunggu Angel, kehancuran lo bentar lagi bakal dimulai dan ini baru awalan dari banyaknya deretan rencana yang gue susun buat lo"
Isi surat yang terdapat dikotak merah yang Angel temukan dikotaknya terus terbayang-bayang dipikirannya. Tentu saja Angel takut, Angel khawatir dan Angel sangat cemas, karena ini adalah kali pertama ia mendapatkan sebuah teror, terlebih lagi dibawah surat yang ia temukan terdapat seekor bangkai tikus yang dihiasi dengan banyak darah dan bau busuknya menyeruak menusuk hidungnya sehingga membuat Angel memuntahkan isi perutnya dikamar mandi, dan sialnya lagi, Angel tidak berani memberitahu siapapun tentang hal ini, pada Athifa maupun pada Jefran.
Saking sibuknya Angel memikirkan isi surat itu, ia sampai tidak sadar jika ada seseorang didepannya, Angel terus berjalan kedepan dengan pandangan menunduk dan alhasil keningnya yang mulus itupun mendarat sempurna didada keras orang tadi.
"Arrghhh....!" pekik Angel sambil mengusap-usap keningnya.
"Hm"
Angel mendongak, ternyata orang yang menghalangi jalannya serta pemilik dari suara deheman berat itu tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri, Jefran.
"Kenapa?"
"Hah?" Angel melongo, Jefran menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa apanya? sakit lah jidat gue, ini kedua kalinya gue nubruk dada lo Jef, dada lo emang nyebelin banget, udah rata keras lagi!" rutuk Angel sambil menatap tajam pada ketua osis itu sedangkan Jefran hanya menatapnya dengan tatapan datar seperti biasa.
"Gue cowok Ngel, gak mungkin dada gue empuk" mendengar kalimat Jefran, sontak Angelpun tertawa lepas membuat Jefran menyumpali kedua lubang telinganya dengan masing-masing jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [ END ]
Teen Fiction"Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan" ***** Ini bukan kisah antara dua orang yang saling menyayangi, lalu menjalin hubungan seperti...