Bagian ini sudah direvisi, jika masih ada kesalahan pada penulisan mohon untuk dikoreksi.
*****
( Kiss )
"Mbok cepet suruh Jefran bangun, ih Angel takut!" pinta Angel sambil terus mengusap-usap telapak tangan Jefran dengan kedua tangannya untuk menyalurkan kehangatan pada tubuh dingin cowok itu."Iya sabar nduk ini mbok juga lagi berusaha" ujar mbok Rita yang tengah memegang sebuah botol minyak telon dan mendekatkan bibir botol itu pada hidung Jefran.
"Iiiihhh mbok ini gimana Jefrannya kok gak bangun-bangun juga?" tanya Angel dengan kedua kaki yang dihentak-hentakkan pada keramik rumahnya, Angel benar-benar takut jika keadaan cowok itu semakin parah, ia sadar semua itu karena dirinya.
"Jefran... bangun please..."
"BUKA MATA LO JEF!" teriak Angel sambil menggoyang-goyangkan kedua pundak Jefran, namun Jefran tetap setia menutup matanya.
"Mbok, telfon dokter aja" ucap Angel sambil menatap mbok Rita, mbok Ritapun mengangguk dan segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh nyonya mudanya.
"Jef, gue janji bakalan maafin lo, tapi lo harus bangun" lirih Angel sambil menggenggam kuat tangan Jefran, namun sepertinya Jefran sangat malas membuka matanya, ia bahkan tidak memberi tanda bahwa ia akan kembali sadar.
Seketika Angelpun menjadi kesal karena Jefran tak kunjung membuka matanya.
"Jefraaaan umumuuu anak kesayangan umik Rina, bangun please nanti dapet ciuman dari princess Angela Tamara, janji deh..."
Gila. Angel benar-benar sudah gila, apa yang baru saja diucapkannya? ciuman? apakah dia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya barusan? bagaimana jika Jefran benar-benar membuka matanya? apakah ia akan benar-benar mencium Jefran?.
Kira-kira seperti itulah banyaknya pertanyaan yang ada didalam otak Jessy, sedari tadi gadis itu memang berdiri diambang pintu kamarnya sambil terus mengawasi kegiatan Angel, sementara Sofia tidak ada dirumah karena Sofia tengah menemani Johan ke Jakarta untuk mengurus bisnis disana.
"Jefran... bangun!"
Angel mulai melakukan hal aneh pada cowok itu, ia memencet-mencet pipi serta hidung Jefran, kemudian membuka kelopak mata Jefran secara bergantian, lalu berganti pada bibir Jefran dan menarik-narik bibir bawah cowok itu.
Mbok Rita masih berdiri didekat telfon rumah sambil berusaha menghubungi dokter, ia sudah berkali-kali menelfon dokter tapi dokter yang dihubunginya tak kunjung mengangkat telfon darinya, dan sepertinya sedang ada gangguan jaringan juga dirumah majikannya mengingat hujan masih belum mereda.
Disisi lain, Angel mencondongkan tubuhnya untuk mendekatkan wajahnya didepan wajah Jefran, berada diposisi yang begitu dekat dengan jarak sekitar 7 cm membuat Angel merasakan hembusan nafas hangat Jefran yang menerpa wajahnya.
"Jefran-
Cup!
Angel menjauhkan tubuhnya saat tiba-tiba Jefran mengecup singkat pucuk hidungnya, Angelpun menutup hidungnya sendiri, dengan mata membulat sempurna Angel menatap Jefran yang masih berbaring diatas sofa dengan mata terbuka lebar serta seringai nakal dari cowok itu.
"Udah dimaafin kan?" tanya Jefran sambil menaik turunkan alisnya, Angel menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sontak Angelpun memukul perut Jefran membuat cowok itu mengaduh kesakitan sambil memegangi perutnya sendiri.
"Lo pura-pura pingsan?" Jefran tersenyum miring.
"Udah sadar? Alhamdulillah nak Jefran udah sadar, ya udah mbok bikinin teh anget dulu ya" kata mbok Rita lalu bergegas menuju dapur untuk membuatkan teh hangat.
Sementara Angel langsung membuang pandangannya kesamping dan melipat kedua tangannya didada, demi apapun Angel benar-benar kesal sampai dia melupakan rasa sakit hatinya.
"Sakit anj" keluh Jefran sambil mengusap-usap perutnya, perlahan Jefran bangun dari posisinya untuk duduk bersebelahan dengan Angel.
"Kenapa dipukul sih, by?" Angel menoleh dan menatap Jefran dengan tatapan membunuh.
"Lo pura-pura pingsan Jef?" Jefran menggeleng.
"Gue udah sadar pas lo nyuruh mbok Rita telfon dokter"
"Jefran lo..."
"Arrghh...!" Teriak Angel lalu memukuli pundak Jefran membuat cowok itu meringis, Jefranpun terkekeh lalu mencekal pergelangan tangan Angel.
"Maafin gue, gue bener-bener gak mau putus, bagi gue... Lo juga penting, bahkan lo paling penting dari mereka semua" tutur Jefran sambil mengusap punggung tangan Angel dengan lembut.
Cukup terjadi keheningan untuk beberapa saat, Angel terdiam menatap kedua mata Jefran, tatapan sepasang netra gelap cowok itu sangat lembut, dan terlihat ada ketulusan disana.
Angel menatap Jefran dengan mata berkaca-kaca, Angel mengangguk lalu memeluk Jefran dengan erat, Jefranpun tersenyum sambil membalas pelukan Angel.
"Gue maafin Jefran..."
"Makasih" lirih Jefran, Angel mengangguk pelan.
"Katanya... kalo gue bangun, gue bakalan dapet ciuman dari princess Angela Tamara, mana?" tanya Jefran membuat Angel tertawa geli lalu melepaskan pelukannya.
"Gak jadi"
"Dasar php" rutuk Jefran.
Angel mengusap pipi Jefran sambil menatap lekat wajah kekasihnya itu, benar-benar tampan. Bolehkah Angel berteriak pada dunia bahwa ia sangat beruntung memiliki Jefran? bolehkah?.
Angel terus menatap wajah Jefran hingga pandangan Angel teralihkan pada luka disudut bibir kiri Jefran, Angelpun menyentuh luka itu dengan jari telunjuknya.
"Ini kenapa?"
Jefranpun memegang tangan Angel yang menyentuh lukanya.
"Tadi pagi gue abis ditonjok sama Andika, gara-gara gue bikin lo nangis dikamar mandi sekolah" ucap Jefran sambil menjauhkan tangan Angel dari luka disudut bibirnya.
"Mmm... pengertian banget sih Andikanya, gue pacarin aja kali ya, gakpapa kan kalo gue selingkuh sama Andika?" Jefran tersenyum manis, sangat manis sampai membuat Angel bergidik ngeri.
"Gakpapa" kata Jefran sambil menekuk jemarinya sendiri, Angel menatap tangan Jefran yang terkepal, Angelpun cengengesan lalu meraih tangan Jefran dan melemaskan tangan cowok itu.
"Bercanda... eh itu tuh, teh angetnya udah jadi, minum gih!" seru Angel sambil menunjuk mbok Rita yang berjalan menghampiri mereka dengan membawa sebuah nampan berisikan 2 gelas teh dan sepiring kue kering sebagai camilan.
"Macem-macem gue mutilasi" gerutu Jefran, Angel yang mendengarnya hanya bisa terkikik geli.
*****
Semoga suka:)
Jangan lupa votenya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [ END ]
Teen Fiction"Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan" ***** Ini bukan kisah antara dua orang yang saling menyayangi, lalu menjalin hubungan seperti...