[Welcome Back to My Lapak]
Komen kalian sangat berpengaruh dalam kecepatan cerita ini update
So
Ramein kolom komentar.Suku Karo, Tidur-medem
Tidur dalam bahasa kalian apa?
🍉
Mobil Niel sudah sampai didepan gedung yang menjulang tinggi, kantor Alarik.
Ara berjalan anggun kedalam gedung P.S Group, kantor Alarik. tadi Niel sempat menawarkan untuk mengantarkan ia sampai kedalam ruangan Alarik, namun Ara menolak, abangnya pasti sudah letih.
Beberapa karyawan sudah kenal dengan Ara. Gadis itu melempar senyum ramah kepada setiap karyawan yang berpapasan dengannya.
"Selamat sore Nona Ara, Tuan Alarik sedang meeting. Anda bisa menunggu di ruangan presdir, Nona." sapa resepsionis Alarik ramah.
Ara diam sebentar, biasanya Alarik akan menjemputnya kebawah. Ingin naik lift tapi takut, apalagi ini masih jam kerja, orang orang tidak ada yang menggunakan lift.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" tawar resepsionis Alarik, sepertinya tunangan bosnya ini butuh bantuan.
"Emm.., saya takut naik lift Mbak." Ara memilin bajunya.
Resepsionis Alarik dibuat gemes sendiri, bagaimana gadis dewasa seperti ini bisa sangat menggemaskan, jika tidak takut dipecat, mungkin sudah dari tadi ia menggigit pipi nona dihadapannya ini.
Resepsionis itu tersenyum, menahan greget. "Tunggu sebentar Nona." tampak resepsionis Alarik memencet angka ditelepon kantor.
"Kelantai dasar sekarang, Nona Ara butuh bantuan." kata resepsionis Alarik ditelepon.
"Sebentar lagi sekertaris Tuan Alarik akan mengantarkan Nona ke ruang presdir. Anda boleh duduk disofa sembari menunggu Nona." ujar resepsionis Alarik.
"Wahhh.., terimakasih Mbak." Ara senyum manis kepada resepsionis itu, kemudian berlari kecil ke sofa.
Pintu lift terbuka, sekertaris Alarik menghampiri Ara. "Selamat sore Nona Ara. Mari saya antar ke ruangan Tuan Alarik, Nona." ujar Charolinne, sekertaris Alarik.
Ara mengangguk, kemudian mereka masuk ke dalam lift. Charolinne memencet angka 30, sudah biasa seperti ini, Charolinne membiarkan kemejanya diremas oleh Ara.
Pintu lift terbuka, Charolinne menuntun Ara kedalam ruangn presdir P.S Group.
Ara masuk kedalam, ternyata Alarik sudah selesai rapat. "Kakak!!" Ara berlarik kearah Alarik, sontak cowok itu langsung berdiri dan memeluk Ara.
"Keluar," usir Alarik pada Charolinne dan asistennya, Satya.
"Iyaiya! Tanpa disuruh juga saya pergi bos. Ngga baik untuk kesehatan mata saya." cuma Satya asisten yang tidak ada sopannya terhadap atasannya. Alarik memaklumi itu, karena sahabatnya.
"Kalau begitu saya permisi," pamit Charolinne.
Alarik menarik pinggang Ara merapat, ia menuntun tunangannya kesofa. "Kenapa ngga ngomong mau datang," menatap Ara lekat, jari telunjuknya merapikan anak rambut Ara.
"Aku udah kirim pesan ke Kakak. Mungkin belum Kakak baca," Alarik mengangguk, memang seharian ini ia tidak banyak memegang ponsel.
"Kakak udah makan?" tanya Ara, tunangannya itu menggeleng, membuat Ara mencabik kesal, kemudian membuka rantang bawaannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PROMISE
Teen Fiction"Dimanapun Kakak berada, Kakak tetep jadiin kamu prioritas pertama, Ra. Tetap disamping Kakak terus ya?" Alarik mendaratkan ciuman dikening tunangan. "Promise?" -Ara. "Sure," °°°°°° "Ngga dapet emaknya, anakny...