26. 🍉2-H

4K 579 112
                                    

  
    Kira-kira masih jam empat sore, panas matahari yang belum meredup malah terasa sangat panas. Jalanan padat juga truk besar berwarna kuning menghalangi laju jalan mobil hitam milik Alarik, sedikit macat.

   "Kak, kenapa milihnya baju yang itu sih. Kan lebih bagus yang satunya." Tanya Ara, mereka baru saja dari butik Violetta memilih baju pengantin, bersama.. Dayana--Anak Arlon dan Ayu.

  "Kin libih bigis ying iti.." Cibir Alarik, lantas Ara bingung, gadis itu membuka aplikasi game di ponselnya dan memberikan pada Dayana yang duduk manis di pangkuannya.

   "Niat nanya nggak sih!" Kesal Alarik karena Ayang-nya memilih tidak peduli.

   "Tadi Ara nanya Kakak jawabnya begitu, jadi Ara harus gimana Kak Arik??" Keluh Ara, kenapa seperti wanita saja sih.

    Ara menghela nafas sejenak, "Kakak kenapa nggak mau aku pake baju yang itu? Kan bagus." Ulang Ara, berinisiatif menggengam sebelah tangan Alarik.

  "Terlalu terbuka."

  Ara menangguk mengerti, "Jadi Kakak nggak mau Ara pakai baju yang terbuka ya?" Lantas Alarik mengangguk singkat dan berdehem, "Ara juga nggak mau kok pakai baju yang tadi. Soalnya kan, cuma calon suami Ara yang boleh liat tubuh Ara." Beritahunya, menatap sang tunangan.

   Perlahanan kedutan di bibir Alarik semakin menjadi. Cowok yang dijuluki prince ice sewaktu SMA itu melengkungkan bibirnya, membentuk satu senyuman khas yang menawan. Ara kembali jatuh ke pesona Alarik, senang rasanya jika Alarik selalu tersenyum. Tapi, tidak baik untuk kesehatan jantung Ara.

     "Bucen! Bucen!" Batin Dayana ingin muntah, bocil itu fokus dengan game zombie-nya, seakan-akan tidak mendengar apapun.

  "Jantung Ara dug dug terus." Keluh Ara, ia memalingkan wajahnya tidak tahan.

   "Hah?! Sakit?" Spontan Alarik khawatir.

  Mobil ditepikan, kedua tangan Alarik menangkup wajah Ara. "Ada yang sakit, Sayang? Yang mana?" Runtun cowok itu, perasaannya dilanda ketakutan.

  Ara menggeleng, "Enggak ada yang sakit.. Ara cuma deg-degan kalo Kakak senyum gitu. Ganteng soalnya." Cengir Ara, cucu mafia itu cengengesan sehabis membuat tunangannya khawatir.

  "Beneran?" Tanya Alarik memastika, perempuan manis di depannya itu hanya mengangguk saja.

   "Kalau ada yang sakit bilang ya.." Alarik mencium kening Ara singkat, keduanya saling bertatap.

   Hingga...

   "HAAAAA.. BUNGA MATAHARI ANA DIMAKAN ZOMBIE NI!! SI OM KANAPA MEPET MEPET TERUS SIH!! KAN TANGAN ANA KEJEPIT!!" Amuk Dayana, tanpa sadar Alarik menghimpit sebelah tangan Dayana. Akibatnya Dayana bermain satu tangan dan kalah.

   "Sial, bocil bar-bar!"

🍉A_Promise🍉

    Max dan Bara menandatangani sebuah surat jual beli di mansion Max. Keduanya baru saja transaksi sesuatu untuk hadiah pernikahan adik kesayangannya.

   "Masih bingung memberi apa?" Tanya Max pada Arlon yang sedari tadi diam memikirkan hadiah apa yang cocok ia beri kepada Ara dan Alarik nanti.

    "Vila, mansion, mall, atau zet pribadi gitu? Nggak tertarik?" Saran Bara, ia baru saja menandatangani surat jual beli pulau untuk adik dan calon adik iparnya.

   Arlon menggeleng tidak minat, ia tidak mau berlebihan seperti keluarganya yang lain. Ini pesta pernikahan, bukan ajang menimbun kekayaan. Masih bingung-bingung memikirkan apa yang akan ia beri, Arlon menyeruput teh manis hangat buatan Dewi guna merilekskan pikirannya.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang