14.🍉 Kembali Normal

5.8K 742 83
                                    

Hii pren🙌
Saya comeback

Ada yang masih nungguin cerita ini?
Atau udah di hapus dari perpus?

Ngerep konflik yang bengimana kalian?
Pelakor?
Salah paham?
Terlalu childish?
Atau ga ada konflik?

Komen yang buanyakkk pokonya!!

HAPPY READING DEAR❤


Setelah hari hari sibuk juga melelahkan sekaligus bahagia bercampur haru, kini semua kegiatan berjalan normal kembali. Alarik yang sedang sibuk sibuknya mempersiapkan sidang meja hijaunya minggu depan, juga dengan si cantik Ara yang semakin menjadi incaran para mahasiswa di kampusnya.

Pagi ini, Ara mengabari Alarik agar sang tunangan tidak perlu menjemputnya ke mansion. Selain Alarik sedang sibuk, alasan Ara menolak jemputan Alarik karena sahabat Clarine yang akan menjemput dirinya berangkat berang ke kampus.

Mobil sedan berwarna merah punya Clarine sudah parkir dengan apik tepat di depan pintu megah mansion Ara. Tanpa sapa tanpa salam sang sahabat bar bar Ara itu masuk dengan gaya songongnya.

"Ara nya udah siap Tante?" Violetta yang fokus membaca majalah terlonjat kaget, tidak lama setelah menetralisir keterkejutannya ia membalas sapaan Clarine yang tiba tiba muncul dihadapannya.

"Pagi Arin, susul ke kamar aja sana." Suruh Violetta, beberapa kali gadis itu diajak Ara main ke mansion, sedikit banyak Violetta sudah tahu sikap Clarine.

Sampai di depan pintu kamar Ara, gadis berambut ikal itu mengumpulkan tenaga lakik nya. Satu bogeman kuat Clarine layangkan pada pintu kamar Ara. "Woy Ara! Lama bener lo, keluar!" Teriak Clarine, untung Niel dan Steven tidak ada di mansion.

"IYA ARIN, SABAR..." Dengan gerak seribu bayang Ara keluar dari kamar dengan ngos ngosan, "Jangan teriak teriak dong, Ara kan terkejut." Ara mengsuap dadanya sabar, matanya melotot garang sambil mengancing dua kancing kemeja atasnya.

   "Duh mata gue. Gue normal gue normal, astagfirullah. Tutup Ra, punya gue lebih padet." Clarine menutup matanya, namun membuka sedikit celah di antara jarinya. Gadis itu berdehem setelah Ara selesai mengancing bajunya.

   "Biar padet emang caranya gimana Rin? Ara juga mau, kita Bang Sat temannya Kak Arik, padet itu lebih enak."

   "Bang Sat emang bangsat!" Umpat Clarine.

    Tangan Ara terjulur ke arah dada Clarine, mencoba meraih payudara sahabatnya, ingin mengukur perbedaan milik mereka. Namun dengan gerakan cepat, Clarine menepis.
 
   "Mau ngapain lo!" Clarine menutup bagian dadanya dengan dua tangan. "Geli gue anyink!" Katanya mengumpat.

   "Ih kasar." Keluh Ara, ia berjalan mendahului Clarine, cewek itu mengikuti dari belakang.

Jalanan ramai sesak pengguna jalanan, jam jam segini memang dipakai untuk berangkat sekolah juga kerja. Sangat menyebalkan dan menguji kesabaran, contohnya kesabaran Clarine.

   "Arinn... Seru banget!!" Teriakan Ara memenuhi mobil Clarine, cewek tomboy itu mengendarai mobil seperti kesetanan, banyak orang menyumpah serapahi mobil merah itu kala Clarine menyalip dengan seenak jidat. Jika saja mobil Clarine punya sayap, mungkin ia juga menerobos dari atas.

"Seru kan? Tancep gas lagi ngga ni?" Tawar Clarine, dalam hati gadis itu tertawa jahanam kerena sudah menyeret Ara dalam kehidupan bobroknya. Virus Clarine cepat menular pada Ara, setelah ini ia akan mengajari Ara bolos dan nongki santai di cafe.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang