08. 🍉Rencana Pernikahan Bara

7.6K 834 67
                                    

   Ada yang kangen?
Kangen Author atau ceritanya?
Jangan lupa komen!
Jangan lupa tampol gambar bintang
Cari posisi wuenak
Mayan panjang, menurut author
Ready?
Go!

🍉🍉🍉

Minggu ini bisa dibilang minggu sibuk, bagaimana tidak, perihal menikahnya Bara benar benar akan diadakan secara besar besaran.

  Kolega kolega bisnis keluarga Fredric akan ikut meramaikan, sebagai keluarga terpandang mereka akan membuat pesta pernikahan yang tidak main main.

  Seluruh keluarga Fredric pergi ke Bandung menemui keluarga Aluna, di mansion tinggal Ara dan Niel, mereka tidak ikut karena jadwal kuliah yang padat.

  Kalau sudah Ara dan Niel di mansion, otomatis akan selalu perang saudara, seperti saat ini, dua saudara itu bertengkar perihal kue buatan bi Imah, padahal sudah di jatah oleh bi Imah, namun pada dasarnya Niel anak yang usil, diam diam anak itu mencomoti kue milik Ara hingga tinggal sedikit.

  "Eh! Udah abis?" Ara menatap terkejut piringnya, perasaan tadi masih banyak, kenapa tinggal segini, lantas cewek itu menatap Niel, sang pelaku cengegesan.

  "Kannn... Adek kan masih mauu. Abang gitu! Tadi punya Abang kan ada, kebisaan. Adek masih mau pun." kesal rasanya Ara, sampai matanya berkaca kaca, keasikan chatan dengan Charolinne, hingga tidak memperhatikan kuenya.

   "Yaudahsih! Minta buatin Bi Imah lagi kan bisa." dengan enteng Niel berkata begitu, menarik rambut Ara pelan kemudian tiduran di paha sang adik.

  "Awas! Adek ngembek!" Ara mendorong kepala Niel, sang pemilik kepala keukeh tidak mau memindahkan membuat kekesalan Ara bertambah.

  "Abaaanggg..." suara Ara bergetar, kesal benar benar kesal. "Awaasss.." lanjutnya dengan wajah melas.

  Bukan Niel jika tidak usil, anak degil, budak nakal, kalau kata opa. Cowok itu malah menyembunyikan wajahnya di perut Ara, adiknya hanya pasrah, diam tidak mau meladeni Niel, padahal hatinya sangat dongkol, Niel kalau dilarang akan semakin menjadi, ia tahu itu.

  Tidak habis sampai disitu, kesabaran Ara seakan diuji oleh abangnya sendiri, tangan cowok itu tidak bisa diam, menarik narik tangan Ara dan mengigiti jari jarinya, mati matian Ara manahan kesal agar tidak marah, apalagi terhadap yang lebih tua.

  "Abang, tangan Ara jangan digigit, Adek susah main hp nya." ujar Ara lembut, ini tingkat kesabaran paling maksimal miliknya.

  "Masa? Ngga usah main hp lah!" Niel acuh, semakin menggigiti jari jari mungil Ara.

"Abaanggg..." suara rendah ketaran menahan nangis, lantas Niel malah terbahak.

  "Ululuh... Gemesin banget sih, HAHAHA.."

  Sangkin kesalnya Ara, cewek itu bangkit berdiri hingga Niel terjungkal di lantai, abangnya itu mengaduh sakit di kepala, bukan kasihan Ara tetap menatap dongkol abangnya.

  "ABANG ARA DIEM ABANG GANGGU TERUS, ARA KAN GASUKA, HIKS.." akhirnya keluar juga unek uneknya, Ara menumpahkan kekesalannya, matanya dibanjiri airmata.

  "Aduhhh Dek, sakit ini kepala Abang." Ara tidak menggubris, malah melanjutkan tangisnya dengan kencang.

  "Duhhh.. Aduhh.. Sakit." Niel mengaduh sakit di kepalanya, posisinya masih dibawah di karper bulu.

  "Aduhh Dek, sakittt.."

  Niel terus mengaduh, berguling guling memengangi kepalanya, Ara yang menangis berhenti menatap abangnya, matanya mengerjab pelan, perlahan ia sadar Niel kesakitan.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang