29. 🍉 Burung Alarik Ganas

4.8K 520 96
                                    

Hayo cari apa?

🍉🍉🍉

Pagi hari menyambut, masih di kamar hotel Ara dan Alarik. Sepasang suami istri itu masih tidur berpelukan.

Dari celah gorden dinding kaca kamar hotel, cahaya sang Surya mengintip masuk. Sang suami terusik, matanya menyipit menyesuaikan dengan cahaya terang.

Alarik membuka matanya, pagi yang indah di awali dengan melihat wajah terpejam istrinya cantiknya. "Morning Sayang." Alarik mengecup dua kali bibir merah alami istrinya.

Mengerti akan istrinya yang lelah sehabis melayaninya tadi malam, Alarik tidak berniat membangunkan Ara.

Pagi ini mereka akan pulang, langsung pindah ke rumah sederhana yang Alarik beli. Hanya rumah dua tingkat, lebih ke minimalis dengan interior sederhana. Rumah impian atas permintaan Ara, karena istrinya itu tidak mau memperkerjakan orang di rumahnya nanti.

Alarik beranjak dari ranjang, meraih handuk memasuki kamar mandi.

Kembali pada putri tidur yang masih bergulung nyaman di balik selimut. Suara gemericik air mengusik pendengaran Ara, matanya menyipit saat sinar matahari langsung menyambut dirinya.

Gadis, ah ralat wanita cantik itu bangun dari tidurnya. Ara menyadarkan sepenuhnya punggung di kepala ranjang. Perlahan pipi putih itu bersemu merah, panas menjalari sekitar pipi Ara.

"Haissh.." keluhnya mengingat adegan panasnya bersama Alarik tadi malam.

Bagaimana Ara yang awalnya kesal karena tidurnya di ganggu sang suami hingga Ara yang kesal karena suami menyudahi adegan panas mereka. Mengingat itu semua Ara malu bukan kepalang, merutuki dirinya yang sangat agresif tadi malam.

"Daddyy.. Adek maluuu.." racaunya setengah merengek, mau ditaruh dimana wajahnya? Malu sekali rasanya jika bertemu dengan suaminya.

Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka, menampilkan lelaki yang tampak segar dengan balutan handuk putih di pinggangnya, tetesan air mengalir di sekitaran dada laki laki itu. Alarik terlihat seksi, rambut basahnya berantakan, bahu lebar yang amat putih itu terdapat bintik bintik cairan bening.

Spontan Ara menaikan selimutnya, dirinya sama sekali tidak mengenakan pakaian apapun.

"Duh! Kalau di perkosa gimana ini.." spontan Ara membatin, tanpa sadar tadi malam jatuhnya dirinyalah yang memperkosa Alarik.

Alarik menatap istrinya, tersenyum kecil lalu menghampiri Ara di ranjang. "Morning, wife." Sapanya berdiri di sisi ranjang, merunduk menggapai wajah istrinya, memberi satu kecupan lama di kening Ara di lanjut di kedua mata istrinya.

"Morning, Kakak.." cicit Ara, jantung nya ingin meledak meletup rasanya, hiperbola.

Total Alarik merasa gemas, di ketuknya hidung mungil istrinya. "Ingin mandi, hm?" Alari mengusap pipi halus itu dengan lembut, hingga pipi Ara di terpa sensasi dingin akibat Alarik yang baru saja mandi.

"Iya, Kak." Jawab Ara, badannya memang terasa lengket bekas keringat yang di peroleh dari olahraga tadi malam.

Ara bersiap melilitkan selimut keseluru tubuhnya, baru saja ingin turun dari ranjang. "Akhh.." ringis Ara, merapatkan kembali kedua kakinya.

"Sayangg.." wajah Alarik spontan panik, mendudukan dirinya di samping Ara.

"Sakit?" Tanya Alarik, hanya dibalas anggukan oleh Ara.

"Maaf yaa.. maaf ya Sayangku.." Alarik menangkup wajah istrinya yang masih meringis.

"Kakak mandiin mau?" Ara cengo sebentar, mencerna baik baik ucapan suaminya barusan. Segampang itu mengucapkannya? Ara bahkan masih malu untuk mengingat kejadian tadi malam.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang