MengHolaa..
Mipau up nih, bilang apa dulu sama Pau? Hmm.. Iya sama-sama😌
Yang ga komen crush nya diambil orang😇
Enjoy
🍉🍉🍉
Malam harinya sepasang anak manusia yang sebentar lagi akan sah dalam ikatan pernikahan itu sampai di mansion Steven, dilihat dari luar tampak mansion ini sunyi tanpa pemiliknya. Garasi yang harusnya diisi jejeran mobil mahal kosong, menyisahkan ban mobil yang terletak begitu saja.
"Bang Niel nggaa di mansion?" Gumaman itu berasal dari mulut Ara, gadis itu duduk selonjoran di sofa lalu mendesah lelah.
"Nongkrong mungkin." Sisi samping Ara disini sosok tunangan yang kini membuka kemejanya, menyisakan kaus oblong warna hitam.
"Ra, laper." Keluh Alarik, wajah kalem itu berangsur melas sambil memegang perutnya.
"Laper lagi, Kak?" Heran Ara, padahal pulang tadi mereka sempat membeli bakso bakar pinggir jalan dan memakannya di mobil.
Kepala itu akhirnya mengganggu membenarkan, "Ngga tau, laper lagi." Alarik beringsut mendekati Ara, dipeluknya Ara dari samping hingga kepalanya menyelusup dengan lancar ke perpotongan leher Ara.
"Ngga ada kenyangnya Kakak tuh." Ara mengubah posisinya sepenuhnya menghadap Alarik, hingga laki laki-nya itu nyaman memeluknya.
"Laper.." Gemes Ara tuh jika Alarik mode merengek begini, ditambah sudah mendusel di lehernya.
"Nasi goreng mau?"
Lantas Alarik mengangguk, namun tak urung melepas pelukannya. Jika begini, bagaimana cara Ara membuatkan nasi goreng untuk Alarik coba?
"Yaudah lepas dulu Kak, katanya laper." Tangan Ara mencoba menjauhkan Alarik darinya, tapi apa daya dirinya kalah kuat.
"Kak.. Masa mau gini terus, katanya laper?" Desah Ara capek sendiri, mana Alarik mengukung dirinya tanpa bisa bergerak sedikitpun.
"Gini sebentar aja." Gumam Alarik, hembusan nafasnya menderpa derpa leher Ara.
Menurut saja, Ara membalas pelukan Alarik, diusap usapnya rambut cowok itu dengan lembut. Akhir akhir ini Alarik memang sibuk di kantor, katanya ada masalah dengan data perusahaan, hingga mengharuskan Alarik lembur.
"Sshh.. Kakak!" Kesal Ara, kulit pipinya terasa ingin copot.
"Gemesin sih." Cowok itu kembali menelusupkan kepalanya di perpotongan leher Ara, setelah mendongak menerkam pipi Ara.
"Sakit tau!" Menimpuk pelan punggung Alarik, didengarnya tunangannya itu terkekeh pelan.
"Kemmarn ada yasawjk chatshsj Rikha."
"Hah?" Suara Alarik tidak jelas terendam di lehernya.
"Ck! Budek sih." Alarik duduk dengan benar, ditatapnya Ara dengan wajah judes.
Salah Ara apa?
"Kakak aja yang ngga jelas." Ara memungut cangkir kotor entah milik siapa di meja. Selagi Alarik duduk dengan benar, Ara ingin masak nasi goreng untuknya.
"Sini dulu." Alarik menarik Ara, gadisnya terpekik pelan saat dirasa tubunnya terduduk di pangkuan Alarik.
"Ara mau buat nasi goreng dulu, katanya laper." Halus Ara, tidak tahu kenapa wajah Alarik terlihat sensi sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PROMISE
Teen Fiction"Dimanapun Kakak berada, Kakak tetep jadiin kamu prioritas pertama, Ra. Tetap disamping Kakak terus ya?" Alarik mendaratkan ciuman dikening tunangan. "Promise?" -Ara. "Sure," °°°°°° "Ngga dapet emaknya, anakny...