11. 🍉Cilok

6.4K 839 175
                                    

   Selamat datang kembali,
Mari masuk, mari masuk
Janglup
Comment, tap star, share to your social media this story

Kok up-nya lama qaqa? Comment-nya sepi sist(
Author kadang males ngelanjut cerita ini karena ngga dapet notif komen dari kalian. So komen buanyak buanyak okay🤗🤗

Sippp

ENJOY🍉🍉

Jajan yang diharapkan Ara benar benar terwujud. Setelah memberi berkas ke kantor, pasangan itu singgah cari cari jajanan di pinggir jalan.

  Deru motor Alarik melenggang pelan, pinggang cowok itu dipeluk dari belakang, bahunya menahan beban dagu seseorang. "Kak ituu..." Ara menunjuk tukang cilok, dan lihat pedagang itu dikerumuni anak anak yang berebut ingin beli.

  "Rame. Mending tukang putu bambu aja tuh, sunyi." Kata Alarik, ingin berbelok terlanjur kepalanya yang berbalut helm digeplak dengan sadis. "Gak sopan!" Marah Alarik, Ara malah mecibir dibalik punggungnya. "Gik sipin." Bibir Ara monyong monyong.

  "Araa!!" Tegur Alarik, menyetak bahunya hingga dagu Ara yang bertumpu disana jatuh dan membuat kepalanya terjedut helm. "Mampus!" Gumam Alarik pelan.

"Kak tukang ciloknya udah kelewatan! Beli cilok ayoo..." Ara membentur benturkan kepalanya ke helm Alarik.

   Alarik bedecak, "Jatuh ni! "

  "Kak Arik..." Rengek Ara.

  "Apa?"

  "Apa? Beli cilok." Rengek Ara lagi, kepalanya ndusel ndusel di punggung Alarik.

  "Ngga, kamu tadi manggil apa?" Ulang Alarik.

  "Kak Arik." Ulang Ara juga, jari jarinya yang melingkar di perut Alarik menulis nulis abstrak disana, mengikuti perpotongan abs cowok itu.

  "Geli." Cegah Alarik menahan tangan Ara yang begerak aktif. "Kenapa manggil Arik?" Tanyanya.

  "Nggapapa. Panggilan sayang, emang ngga boleh?" Ara mengigit gigit bahu Alarik yang berbalut hoodie hitam.

  Tanpa disangka Alarik putar balik ke penjual cilok. "Panggil suami juga boleh." Kata Alarik dibalik kaca helmnya yang gelam, mesem mesem sendiri karena panggilan baru itu.

  "Boleh beli cilok ni?!!" Pekik Ara.

  "Tadinya sih ngga boleh." Kata Alarik, gara gara panggilan sayang itu ia jadi luluh, bucin mah beda!

  Motor klx Alarik parkir di depan tukang cilok, ia menyuruh Ara duduk diatas motor saja. Melihat anak anak yang rusuh itu ia takut Ara kegencet.

   "Bang ciloknya satu." Pesan Alarik pada abang abang tukang cilok.

  "Ngantri dong om!!" Gas bocah laki laki yang memegang dengan kesusahan layang layangnya, takut robek.

  "Gua bukan Om lu!" Nyolot Alarik.

  "Makanya ngantri! Hisram aja noh sampe disuru Emaknya balik aja belom dibuatin sama Abangnya!" Semprot anak itu.

  "Kok nyolot!" Gas Alarik.

  "Seterah deh Om, yang nyolot juga si Om, dasar tua!!" Kata bocah itu lagi, Alarik melotot garang.

  "Om, yang itu pacarnya ya?" Tanya bocah laki laki yang satunya lagi sambil membawa satu botol besar kelereng. "Iya, kenapa?" Tanya Alarik, ia menoleh sebentar ke Ara yang main hp.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang