13. 🍉Penikahan Bara

6.1K 801 72
                                    

  HaiHai kesayangan author
I'm back untuk menghibur kalian🌻
Jangan lupa coment yang banyak ya 💬
Happy reading❤

ENJOY WITH MY STORY

🍉🍉🍉

Hari yang ditunggu tunggu akhirnya tiba, pesta pernikahan Bara dihadiri banyak undangan dari berbagai kalangan.

  Kawasan pohon pinus ini menjadi mewah disulap oleh Dewi juga tim kerja lainnya. Dipelaminan sana, ada Bara lengkap dengan jasnya yang mengkilap, juga Aluna dengan dress putih panjang memukau.

  Dipinggir pantai kawasan pohon pinus ini menjadi saksi abadinya cinta Bara dan Aluna, diikuti cuaca yang hari ini sangat mendukung.

  Hari sudah semakin sore, pesta ini digelar sampai ujung malam. Max, pria dewasa cucu tertua Fredric itu berhadapan dengan mic, ia akan memberi ucapan selamat juga petuah kepada adiknya.

  "Selamat sore semuanya. Sebelumnya, saya mewakili keluarga Fredric mengucapkan terimakasih atas kehadiran rekan semua. Juga, untuk adikku Bara, selamat atas penikahan dengan Adik Ipar Aluna. Bara adikku, engkau yang akan membawa nama Fredric ke kediaman Tuan Damares, mengambil putri semata wayangnya untuk menjadi teman hidupmu. Dari itu, Bara, jaga Aluna seperti menjaga dirimu sendiri, ia yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang harus mendapatkan kasih sayang yang lebih besar setelah bersamamu." Sudut mata Max terasa berair, waktu begitu cepat. Dulu, mereka masih kecil dan belia. Sekarang, mereka semua sudah dewasa dan memiliki keluarga masing masing.

   "Jika dulu semua terasa mudah dikarenakan sendiri, maka sekarang akan terasa sangat sulit karena berdua. Jika dulu menuntut untuk dipahami, maka mulai sekarang harus bisa saling memahami. Jika dulu, berselisih paham dan diam adalah cara terbaik, maka sekarang saling menukar cerita adalah jalan paling terbaik. Setelah ini banyak persoalan yang akan kalian hadapi bersama, banyak perbedaan yang harus kalian satukan. Tapi ingat, setelah itu kalian akan memetik buah yang manis, manisnya berdua bersama dipengujung usia. Sekali lagi, selamat berbahagia atas pernikahan kalian, Bara dan Aluna." Max mengakhiri kalimat, tidak terasa matanya berhasil menangis bahagia.

    Max menghampiri Bara, diikuti istri dan kedua anaknya. Max memeluk Bara, menepuk nepuk punggung adik laki lakinya, rasanya punggung ini sangat mungil dulu, bahu ini tidak sekeras dulu.

  "Selamat, jadi masinis yang bisa menuntun kereta ke gerbong yang paling indah." Ucap Max, diciumnya puncak kepala Bara, bagaimana bisa waktu berjalan tanpa memberi isyrat untuk membuat berjuta kenangan, rasanya Max masih ingin mengulang hari lampau.

  Setelah itu, acara terus berlanjut. Dua sejoli Ara dan Alarik direcokin dengan adanya Elgajio dan Dayana--anak Arlon dan Ayu.

  "Oti, ayo ambil kue lagi!" Ajak Dayanan menarik keatas gaun pink pastel yang ia kenakan.

  "Eh Ana, ngga boleh diangkat gaunnya, malu dong." Ara menyikap gaun Dayanan agar kembali lagi rapi.

  "Ana susah jalannya Oti, tadi Ana mau pake trening aja, tapi Bunda ngga kasih. Padahal pake gaun susah, enakan pake celana." Oceh anak perempuan itu, ia memberegut kesal lalu menarik pita rambutnya dan membuang asal.

  "Eh Ana,  jangan dibuang dong." Ara tidak habis pikir dengan anak semata wayang Arlon yang satu ini, perempuan tapi kelakuannya seperti preman pasar.

  "Nggapapa Oti, Ana ngga suka, kayak perempuan." Jawab Ana watados, ia ngakak saat Elgajio menjitak kepalanya.

  "Bego!" Umpat Elgajio, jika pakai pita seperti perempuan lalu Ana apa? Laki laki.

  "El ngga boleh ngomong kasar." Peringat Alarik, "Tapi kalo orangnya kayak Ana maki maki aja terus." Usul Alarik kemudian, sepatu mengkilap Alarik hampir bolong karena dipijak heels tajam Ara kemudian.

  "Kok ngomong gitu sih sama anak kecil." Kesal Ara.

   "Mampus." Gumam El pelan membuat Alarik melotot dengan mulut tajam milik El.

"El ayo lah ambil kue, skuy brader!" Ajak Ana dengan gaya lebay, ajaran Niel. Dengan terpaksa El ikut karena ditarik tarik.

   "Jangan rusuh." Peringat Alarik, kedua orang tua anak itu menitip anak mereka ke Ara dan Alarik, sedangkan orang tua mereka asik mengobrol dengan masing masing udangan yang dikenal.

  "Ana, jangain El." Lanjut Alarik terkekeh melihat wajah kesal El, lagian Ana lebih garang daripada El, apalagi soal berkelahi. Dengar dengar dari kedua orangtua Ana, mereka kerap dapat teguran dari guru Tk Ana akibat dari anaknya yang menjadi pentolan di Tk.

   "Ra." Panggil Alarik.

   "Iya Kak?" Ara menoleh pandangannya kepada Alarik.

  "Nikah yok." Ajak Alarik tiba tiba, jujur Alarik masih takut kehilangan Ara, bersaing dengan Rio dulu cukup membuat Alarik sadar bahwa ia tidak sanggup melepas Ara barang sebentar atau selamanya. Apalagi Ara dikejar kejar oleh para mahasiswa di kampus, bukan tidak percaya kepada Ara, hanya saja Alarik cemburu.. Buta. Tapi ia tidak pernah bisa marah atau sekedar berkata keras dengan Ara, Aranya yang polos dan welcome dengan semua laki laki yang menurut pandangan matanya baik.

  "Tapikan Mommy ngga izinin sebelum Ara lulus." Jawab Ara, ia tesebut lembut kepada Alarik. Ara dapat melihat ketulusan dari pancaran mata tunangannya.

   "Kawin lari ajalah ayo gass!" Kesal Alarik, ia menatap dari jauh Elgajio dan Ana yang berlarian mengelilingi meja. Ia jadi membayangkan dirinya menjadi seorang daddy.

  "Cape dong Kak, Ara ngga mau ih. Kan lebih enak duduk kayak Bang Bara sama Kak Aluna." Jawab Ara polos, bayanganya ia akan menikah sambil berlari, mengucap janji suci sambil berlari, diberkati oleh pendeta sambil berlari, menyematkan cincin sambil berlari, kebayang kan capek banget pasti.

  "Huft.." Alarik mengembuskan nafasnya kasar, "Terus kalau nikah sirih, nikahnya sambil ngunyah sirih gitu?" Tanya Alarik kesal, ia mendegus mendapati wajah berpikir Ara.

  "Mungkin Kak, Ara ngga tau. Belum pernah nikah sirih soalnya." Jawab Ara, namun ia terus berfikir beharap mendapat jawaban. Alarik yang kepalang kesal hanya diam tidak mau menyauti.

   "Kalo Ara sama Rio dulu nikah apa ya Kak? Dulu Ara sama Rio nikahnya diatas pohon, ngga sambil lari, nguyah sirih juga engga, jadi namanya nikah apa Kak?" Tanya Ara membuat Alarik di puncak kekesalan, pakai bahas nikahan bersama Rio lagi.

  "Kak? Nikah apa namanya?" Tanya Ara kepada Alarik yang terus tidak mau menoleh kepadanya.

  "Kak?"

  "Kak Arik? Nikah apa?"

  "Nikah monyet!"

🍉

Holaaa..

Apa kabar kalian?

Gimana daringnya? Udah tatap muka belum?

Pejuang sbm tahun depan ada? Kita sama meng)

Just curhat, author lagi nyaman sama cp di rp, jadi kadang suka lupa waktu untuk ngetik hehe.. Jadi, kalian banyak banyak coment dan vote ya cinta, biar author dapet notif supaya author inget update hehe..

Oke?!

Thankyou for reading my beloved readers❤❤❤

Next?

See u my dear<3

 

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang