Ekhem..
Tes tes, masih ada yang kangen?
Ada keluh kesal? Coba cerita😂Rindu Ara atau Author?
Ga rindu? Yaudin
/Nangis dipojokan😭Skip skip
Janlup vote, comment and share
Sudah?Enjoyy
🍉🍉🍉
"ABANG NIEL.. BUNGA MAWAR MOMMY MEKAR."
Pagi buta Ara dan Niel bangun dengan segala kerecokannya. Bisa bisanya keduanya bangun jam lima, entah apa niatnya. Padahal hari ini tidak ada kelas apapun di kampus, Niel bangun jam setengah lima, tidak bisa tidur kembali hingga memutuskan membangunkan Ara.
Sisa hujan tadi malam masih membekas, tetesan air kristal dari dahan pohon isyarat kenangan sang airmata langit pada saat dimana harusnya bulan melakoni perannya.
Dua pusara kecil dengan gundukan tanah basah dibawah pohon jambu air dihias cantik dengan batu warna warni, kenangan semasa hidupnya ditolak sang empunya untuk dilupakan. Kini sepasang si coklat dan susu tenang disana, Milly dan Billy.
"AMBIL DEK, KITA TABUR DIKUBURAN KELINCI KAMU, yang burik." Teriak Niel, walapun kalimat akhirnya membagongkan, tenang Ara tidak dengar.
Si lemah lembut Ara mengambil keranjang sayur punya bi Imah di dapur. Dengan keahlian brutal gadis itu meraup bunga merah semerah darah tersebut.
"Awsh.." Ringisnya, jari tengahnya tergores duri di ruas tengah.
"Isokey." Ucapnya, kembali mengambil bunga mawar, kali ini lebih hati hati.
"ABANG NIEL.. BUNGA KAMBOJA MOMMY MEKAR." Beritahu si polos Ara lagi, bunga mommynya banyak bermekaran hari ini.
"AMBIL AJA DEK SEMUA.. paling entar kena amuk." Si sesat nan iblis berlidah tajam Niel mulai tersenyum miring.
"BANYAK ATAU SEDIKIT?" Tanya adiknya, jarak kedua tidak terlalu jauh, namun memilih berteriak saja.
"HABISIN AJA." Bersiaplah menunggu amukan Violetta, bunga adalah sebagian hidupnya, siapa yang akan tanggung jawab setelah ini?
"OKE!"
Satu keranjang sayur bi Imah diisi pelbagai bunga, bayangkan seberapa banyak bunga Violetta. Ya, bunga adalah kesenangannya. Tapi sayang, baru saja monster cantik merusak kebunnya.
"Abang! Ini bunganya." Si periang itu meletakkan keranjang sayur--ralat keranjang bunga disamping pusara Billy.
Niel cengo, tentu saja! Bahkan bunga itu cukup untuk mandi meminta ilmu pada Nyi Roro Kidul, karena banyaknya.
"Ayo kita tabur." Ajak si bungsu riang, abangnya mengangguk ragu.
"Jangan nangis, nanti ada Mba Kun." Peringat Niel, ketika sang adik mulai nostalgia.
"Mba Kun belum dapat kost?" Ara menyeka airmatanya, menatap sang abang bertanya.
"Belum. Belum dapat pohon yang cocok." Jawab Niel asal, Ara mengangguk saja. Niel sudah kebal dengan sikap polos Ara, lagian mana ada kuntilanak nge-kost.
"Suruh pindah ke pohon mangga dekat kamar Bang Niel aja, kan disana adem." Usul adiknya, wajahnya seakan bersedih namun mulutnya berkata seakan tidak berdosa, Niel mendelik protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PROMISE
Teen Fiction"Dimanapun Kakak berada, Kakak tetep jadiin kamu prioritas pertama, Ra. Tetap disamping Kakak terus ya?" Alarik mendaratkan ciuman dikening tunangan. "Promise?" -Ara. "Sure," °°°°°° "Ngga dapet emaknya, anakny...