19. 🍉Gelar Baru

5.6K 643 128
                                    

    Malemm🌝
Nungguin kah?
Masaaa.. 😂

3.500 kata lebih, mamam noh!
Komen di setiap paragraf, kalau ngga kebangetan.
Author merajuk😤😂

Sebelum baca ritual dulu, jangan lupa vote, komen[wajib] kalau suka cerita ini ajak yang lain juga.
Rekomendasiin cerita ini ke semua sosial media kamu🌻🌻

Sok langsung ae..

ENJOYY

🍉🍉🍉

Hari hari penat bagi Alarik, seminggu melelahkan kini terbayar dengan gelar sarjananya. Tepat hari ini, Alarik Putra Soller resmi menyandang gelar S-1 nya.

   Gadis mungil berbalut kebaya abu abu dengan style sederhana senada dengan kemeja yang dikenakan sang tunangan. Ara berjalan anggun bak putri Keraton. Melangkah kecil kecil karena rok batiknya span, gadis mungil rambut tergerai itu membawa buket bunga menghampiri sang tunangan.

    "Congrats Kak Arik!" Memeluk Alarik singkat.

   Cup! Bibir semanis ceri milik Ara mencium tepat dibibir dingin Alarik, membuat cowok itu terkesiap sebentar. Tidak lama bibir Alarik menyungging senyum, mau lagi! Hehe..

   "Hadiah dari Ara, hehe.." Ara tertawa malu malu, sebelumnya ia belum pernah mencium Alarik duluan. Rasanya Ara ganjen sekali sekarang, tapi tak apa ia juga menyukainya.

   "Sering sering juga ngga apa apa, aku suka." Gantian Alarik mencium bibir Ara, sedikit lumatan tak berdurasi panjang.

   "Manis Ra." Puji Alarik jujur, jantung Ara konser lingserwengi full bass.

  "Ayo foto disana dulu." Ajak Alarik menggandeng Ara menuju papan bunga tulisan selamat untuk dirinya dari keluarga besar Fredric ada juga dari keluarga Soller.

   Ngmong ngomong keluarga Soller, mama dan papa nya dalam perjalanan ke kampusnya. Alarik bersyukur jadi bagian keluarga Fredric, dirinya merasa dianggap betul, semua keluarga Fredric ikut turut menjadi saksi perjuangannya mendapatkan gelar S-1 nya. Bahkan, opa Jhon yang dilarang ikut karena kondisinya, keukeh ikut. Alarik sungguh merasa disambut dengan baik di keluarga ini.

   Beberapa foto di papan bunga baik sendiri, berdua, ramai ramai dengan keluarga juga sahabat. Mama dan papa Alarik sudah sampai dan sekarang sedang bercengkrama dengan keluarga Ara, nampak baik ibu Ara dan Alarik langsung klop.

   "Wuihh.. Selamat Bro!" Kenzo merangkul bahu Alarik, menyerah buket uang dua ribu, "Nih, dari gua. Nggapapa, ngga usah ngga enakan lu, gua ikhlas ngga repot." Pungkas Kenzo menepuk nepuk bahu Kenzo.

  "Thank's, Zo. Lu sendiri? Kapan?" Menerima buket bunga dari Kenzo, yang kalau dihitung cuma sepuluh ribu. Tidak apa apa, yang penting niatnya.

   "Alah, gua lama lagi, kesel banget gua sama kampusnya." Sewot Kenzo, ia melepas rangkulannya.

  "Lah? Kok gitu, emang kenapa?"

   "Tau tuh! Asik ditunda tunda, pindah kampus juga gua lama lama." Membuka satu permen kiss, memasukan ke dalam mulutnya lalu mengantongi sampahnya.

  "Yakali, udah mau wisuda baru lu mau pindah."

   Setelah mengucapkan itu, Alarik meninggalkan Kenzo begitu saja, toh anak itu asik dengan ponselnya. Ingin main tiktok katanya. Alarik mengayun tungkainya ke arah Kenzie, Arsen, Satya, Niel dan Ara.

A PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang