L I M A

71 36 1
                                    

Hari ini, hari yang sangat melelahkan bagi Sabrina kerena sejak dia sekolah mendapatkan banyak tugas dari setiap mata pelajaran belum lagi di tambah dengan kegiatan ekstrakulikuler, sungguh melelahkan bagi Sabrina hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini, hari yang sangat melelahkan bagi Sabrina kerena sejak dia sekolah mendapatkan banyak tugas dari setiap mata pelajaran belum lagi di tambah dengan kegiatan ekstrakulikuler, sungguh melelahkan bagi Sabrina hari ini. Baru saja ingin merebahkan tubuhnya dikasur ia dikejutkan dengan panggilan sang mama yang ingin meminta tolong Sabrina segera menghampiri sang mama.

"Na, tolong beliin mama bakso yang ada di simpang rumah kita," pinta sang mama Sabrina pun hanya mengangguk kan kepalanya dan segera keluar rumah untuk memenuhi permintaan mamanya itu.

Sedang asiknya berjalan sambil bersenandung ria, tiba-tiba jalannya terhenti karena melihat orang yang tak asing di matanya ia pum segera menghampiri orang tersebut.

"Oik!! ngapain lo di sini?" tanya nya saat sudah sampai dan berhasil mengejutkan orang tersebut, yang di kagetkatkan pun lantas terjinggal sedikit ke belakang untung saja tidak mengenai orang.

"Astaga, apaan sih lo ngagetin aja," sinisnya, mungkin karena efek terkejut kali ya sampai membuatnya sensitif. " Ya, beli bakso lah masak mau guling guling di jalanan, sarap lo mah," sambungnya.

"Yaelah selow man, sensitif banget lo," balasnya dengan diakhiri cengiran yang menyebalkan menurut orang yang sedang ia ajak bicara, "ngapain lo beli bakso jauh-jauh kesini, memangnya di komplek sebelah nggak ada apa?" Yang diajak bicara hanya memutarkan bola matanya malas, menanngapi gadis di depannya ini.

"Emangnya nggak boleh apa gue beli bakso di sini? mang masak saya ngak boleh beli bakso ke amang sama temen saya mang," adu nya pada amang tukang bakso, lantas amang tukang bakso hanya tersenyum dan Sabrina menatapya dengan tatapan aneh dan sedikit mencebikkan bibirnya.

"Boleh atuh den, masak nggak boleh," balas amang bakso setelah tadi ia tersenyum ternyata ia juga memberi respon pada Diki. Yup orang yang di sapa oleh Sabrina itu si Diki ngeselin itu biasalah tiada hari tanpa adu bacot, tanpa ada cemooh diantara mereka, mereka memang dekat sejak pertama masuk SMA ini dan mendapat jurusan yang sama dan satu kelas selama tiga tahun ini

"Tuh dengerin kata amang bakso, lo aja yang nggak ngebolehin," cibirnya dan bertepatan dengan pesanan Diki jadi, "Yaudah deh gue duluan ya, besok ada tugas yang akan di kumpulkan lo jangan sampai lupa ngerjainnya dan kirim ke gue, oke." Setelah mengatakan itu tanpa menunggu jawaban dari Sabrina ia segera melenggang pergi.

"OGAH!!! LO KERJAIN AJA SENDIRI NGAPAIN MINTA KE GUE!!" jawabnya sambil berteriak karena Diki sudah melenggang jauh dari dirinya dan samar-samar cowok itu dapat mendengar ucapan dari gadis itu.

Tanpa memikirkan Diki lagi ia segera memesan bakso, tak perlu menunggu lama bakso pesanannya jadi dan dia segera pergi dari sana, takut kena semprot sama Wina sebab terlalu lama tapi yang namanya mamanya Sabrina beliau akan selalu tenang saja hanya saja Sabrina yang terlalu takut kalau kena marah.

****
Sesampainya di rumah ia segera memberikan bakso itu ke mamanya dan melenggang pergi menuju kamarnya, mengerjakan tugas yang di berikan guru tadi. Hanya membutuhkan waktu satu jam bagi ia untuk dapat menyelesaikannya, ia pun membaringkan tubuhnya sambil memegang benda pipih miliknya itu dan melihat lihat isi dari notifnya ternyata sudah banyak yang masuk padahal ia hanya menganggurkan benda pipih itu hanya dalam waktu satu jam namun sudah banyak notifikasi yang masuk, Sabrina mulai membuka satu persatu yang pertama ia membuka aplikasi whatshaap di sana sudah banyak mendapat chat, ia pun terus mensecroll kebawah meneliti siapa saja yang mencarinya dan kini jarinya terhenti bergerak saat melihat notifikasi yang menganggap dirinya spesial namun tidak dengannya yang hanya mengenggap dia sebagai teman saja tidak lebih dari itu.

Yudha : hay cantik

Satu pesan yang membuat keningnya berkerut membacanya, berarti feelingnya selama ini benar kalau bahwasanya Yudha menyukai dirinya ya walaupun Yudha belum mengungkapkannya langsung tetapi terlihat dari sifat dan cara dia berucap saat di chat, Sabrina yang bingung ingin menjawab apa ia pun segera mengetikkan sesuatu tanpa pikir panjang lagi.

Sabrina : Hallo, Yudha

Dua kata yang ia kirimkan, saking bingungnya mau balas apa jadi lah ya itu yang dia balas, seenarnya ia ingin sekali menolak Yudha tapi ia urungkan ia hanya mengikuti alur dari Yudha dulu karena Yudha belum ada mengungkapkan perasaannya secara langsung, masak iya menolak tanpa ada pengungkapan kan nggak lucu hehehe.

Yudha : Udah makan, belum?

Kalau dibilang Yudha ini cowok yang langsung the pont kalian salah, cowok yang satu ini selalu memberi kode yang terkadang Sabrina sendiri harus berfikir sebelum menjawab, kalau dia sudah bertanya hal semacam itu pasti cowok itu ingin ia perhatikan, meskipun ia bertanya balik kepada Yudah dengan perkataan yang singkat namun cowok itu tidak pernah mempesalahkan hal seperti itu, sebelum mereka sampai sedekat ini Sabrina sudah pernah bilang kalau dia tidak bisa bicara panjang lebar sama cowok, dah dia memahami itu ia akan senang hati menerimanya.

Sabrina : Udah tadi, lo udah makan?

Yudha : Belum, rencana tadi mau ngajakin lo makan di luar eh ternyata lo udah makan gagal deh ;(

Benar saja, dia cowok dengan sejuta kode yang sebenarnya sudah di pahami maksud dan tujuan pesan itu oleh Sabrina namun ia berpura pura tidak peka karena malas menanggapi cowok modelan kek gitu. Lagian ia juga sudah tau kalau Yudha hanya basa basi saja padanya, kalau di iyain juga belum tentu pergi

Sabrina : Sorry ya Yudh, gue udah makan.

Sebenarnya ia belum makan sih namun terpaksa berbohong karena selain ia tidak di bolehkan keluar malam ia juga mager ingin beranjak dari kasurnya itu, lelah menguasai tubuhnya saat ini.

Yudha : Yaudah gapapa ko, next time kita bisa pergi.

Sabrina : Oke

Yudha : Oke, tidur gih besok kan sekolah nanti telat bangunya.

Sabrina : Siiip, lo juga tidur jangan begadang.

Yudha : Iya, ni mau tidur lagi.

Kalau boleh jujur, Sabrina orangnya tidak suka berbasa-basi seperti ini namun apalah dayanya yang haya mengikuti alur dari cowok itu mungkin ya bisa dibilang kalau dia sedang memberi harapan saja pada Yudha, ya inilah dia suka nggak enakan pada orang lain kalau tidak orang itu yang akan pergi dengan sendirinya tanpa harus repot memberi sakit pada orang lain.

Percakapan mereka berakhir sampai di sini, ya mau ngomongin apa lagi orang Sabrina tidak ada bakat untuk cari topik kalau nggak penting dia juga nggak akan chat orang duluan, dia terbiasa di cari bukan mencari. Beralih ke pesan-pesan yang lain yang belum sempat ia baca dan balas, karena kantuk yang menguasai ia hanya membacanya saja tanpa ada niat an untuk mebalasnya dan meletakkan benda pipih itu di atas nakas dekat ranjangnya itu.

 Beralih ke pesan-pesan yang lain yang belum sempat ia baca dan balas, karena kantuk yang menguasai ia hanya membacanya saja tanpa ada niat an untuk mebalasnya dan meletakkan benda pipih itu di atas nakas dekat ranjangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Hay aku kembali lagi, mungkin kita tidak setiap hari akan bertemu ya karena aku sibuk :)
Masih penasaran ngak sama kelanjutan dari ceritanya, kalau penasaran spam next ya😊😊

Seee you next part 😘😘🥳

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang