D U A P U L U H S E M B I L A N

44 25 0
                                    

Satu Minggu lagi Ujian Nasional akan diadakan tapi Karin tidak juga masuk sekolah, selama satu Minggu terakhir gadis itu selalu absen masuk sekolah tidak ada yang mengetahui keadaan Karin kecuali pihak sekolah dan Diki bahkan Sabrina sendiri sudah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Minggu lagi Ujian Nasional akan diadakan tapi Karin tidak juga masuk sekolah, selama satu Minggu terakhir gadis itu selalu absen masuk sekolah tidak ada yang mengetahui keadaan Karin kecuali pihak sekolah dan Diki bahkan Sabrina sendiri sudah berulang kali menghubungi nomor Karin tapi hanya suara operator yang menyambutnya, ia juga sudah pergi ke rumah Karin tapi rumahnya kosong tidak ada seorang pun yang menghuni rumahnya. Akhir akhir ini Diki juga terlihat murung ia juga akhir akhir ini selalu menghilang tanpa meninggalkan jejak.

"Dim lo lihat Diki ngak?." Suara Refin menghentikan aktivitas yang sedang dilakukan Dimas.

"Kayaknya ngak masuk deh." Jawabnya acuh, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu mencatat materi yang berada di papan tulis.

Sabrina sudah cemas setengah mati memikirkan Karin selama seminggu belakangan ini tidak masuk sekolah, ingin bertanya tapi kepada siapa bahkan saat ia bertanya pada Diki, lelaki jangkung itu selalu menghindarinya dan pergi entah kemana, Diki menjadi sosok yang misterius bahkan teman temannya juga heran dengan sikapnya. Perubahan itu terjadi saat Karin absen sekolah.

"Rin dimana lo sekarang, bentar lagi ujian Rin tapi lo kok ngak ada kabar gini sih." Gumamnya pelan, ia menengok kearah bangku Karin yang kosong tidak ada sang empunya selama seminggu ini.

Sabrina sedih hidupnya tidak sesempurna kemarin saat Karin bersamanya kini semuanya telah berubah bahkan tawa yang selalu mengembang kini tidak lagi ada saat Karin tidak bersamanya.

"Rin kapan lo sekolah gue kangen banget pake banget lho ini." Gumamnya lagi, raut wajahnya sudah ditekuk menatap sedih bangku di sebelahnya, memalingkan wajahnya dari bangku di sebelahnya.

****

"Dik, gue mohon sama lo untuk jujur." Saat ini Sabrina dan Diki berada di taman belakang, dengan susah payah ia menemukan Diki dan akhirnya bertemu juga dia di taman belakang sedang sendiri, entah memikirkan apa yang jelas saat ini Diki tampak melamun, Diki bolos jam pertama pelajaran. Sabrina menghampirinya dan saat sudah berada di samping Diki baru dia membuka suaranya.

Diki yang duduk tersentak saat mendengar suara lemah dari seorang gadis di dekatnya, perlahan Diki mendongakkan kepalanya, menampilkan Sabrina dengan tatapan sendu serta memohon penjelasan dari Diki.

Diki sadar tatapan itu tapi ia tetap diam tidak ingin menjawab pertanyaan Sabrina, bahkan ia sudah memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Dik, gue mohon jawab di mana Karin, gue tahu lo pasti tahu sesuatu kan?." Tambahnya lagi, tapi itu tidak meruntuhkan pertahan Diki untuk tidak membuka mulutnya tentang kondisi Karin.

Kesal tidak mendapatkan respond Sabrina mulai menjulurkan tangannya meraih pundak Diki yang sedang duduk dan dengan gesit ia menggoyang kuat tubuh Diki,membuat sang empunya tergoyahkan tapi itu tidak membuatnya membuka suara, "Dik jawab dimana Karin!!!??." Bentak nya kali ini kesabaran sudah habis air matanya pun sudah luruh tetes demi tetes membasahi pipinya.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang