D E L A P A N B E L A S

36 27 0
                                    

Hari ini sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Refin bahwa ia akan mengungkapkan perasaannya pada Sabrina, bahkan jantungnya pun berdetak lebih kencang mungkin faktor ketidak sabarannya untukmenyatakan perasaannya pada orang yang selama ini ia nan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Refin bahwa ia akan mengungkapkan perasaannya pada Sabrina, bahkan jantungnya pun berdetak lebih kencang mungkin faktor ketidak sabarannya untukmenyatakan perasaannya pada orang yang selama ini ia nanti kehadirannya.

Pagi ini sekolah masih tampak sepi bagaimana tidak sepi ini masih jan 06.15 bahkan belum ada satu murid pun yang datang hanya Refin dan tukang kebun sekolahnya saja yang berada di sekolah, tidak biasanya Refin datang sepagi ini. Kalau biasanya akan datang terlambat bahkan sampai dihukum dan hari ini beda lagi demi mempersiapkan diri dan menghias beberapa tempat untuk ia menyatakan perasaannya pada Sabrina, ia rela datang sepagi ini. Perjuangan yang patut untuk diberi harga nilai yang tinggi.

" Duh, kenapa gue kok deg deg an ya biasanya juga ngak begini, oh shit!!." Umpatnya sendiri, sedari tadi Refin tak ada henti hentinya mengoceh sembari menghias ruangan. Sepuluh menit kemudian ia sudah selesai mempersiapkan semuanya kini saatnya menuju kelas, ia sungguh tidak sabar untuk memiliki Sabrina, tunngu saat istirahat nanti.

" Oke, Na akan gue buktiin pada lo kalau ucapan gue kemarin bukan hanya sekedar main main saja tapi ini serius dari hati yang paling dalam. Duh Refin kenapa lo lebay banget sih, hihihihih." Tak mau membuang watu lagi Refin segera berjalan menuju kelasnya, bel masuk sudah dari lima menit yang lalu namun ia tak menghiraukannya karena asik menghias tempat utuk ia menyatakan perasaannya, toh juga ia sudah biasa telat begini, sampai guru BK pun sudah kewalahan meladeninya.

Tap

Tap

Tap

Tap

Suara telapak sepatu terdengar begitu nyaring di setiap lorong yang di lewati Refin, lelaki itu bukannya mempercepat langkahnya ia malah bersantai menapakkan sepatunya di lantai, seperti orang yang tak kenal takut saja.

" REFINN!!!." Suara nyaring itu berasal dari belakangnya, spontan ia membalikkan badanya dan mendapati seorang guru bertampang sangar siapa lagi kalau bukan guru BK, dengan perlahan guru tersebut berjalan menuju kerahnya.

" Hmm, ada apa buk?." Tanya nya dengan santai tanpa rasa takut sedikitpun dan tanpa ada rasa bersalah tentunya, namanya juga Refin jangankan takut ia tidak segan segan untuk mengajak bercanda guru seperti ia mengajak bercanda guru dengan kepala botak yang terkenal guru paling killler dikalangan siswa siswi di Sekolah ini.
Pernah sekali ia mengajak bercanda lelaki paruh baya itu, dan berujumglah dia diruang BK, namanya juga Refin mau sekiller apapun guru disana ia tidak akan takut, prinsipnya ' kalau sekolah masih butuh uang gue kenapa gue harus takut sama orang termasuk guru.' Itulah motoya.

Tetapi kemaren itu sosok guru kepala botak itu sedang berserius dengannya eh malah dibawa bercanda kan jadi dia sendiri yang kehimpit oleh batu yang ia lemparkan.

" Kamu ini ya Refin, sudah berapa kali bapak bilang jangan merokok di sekolah atau di kamar mandi sekolah, heran saya sama kamu!!!!." Bentak pak Samsudin, namun yang diajak bicara bukannya takut ia malah mengumbar senyum manisnya, lirik sana lirik sini membuat guru berkepala botak dihadapannya geleng geleng kepala menahan emosinya.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang