[END✅]
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, VOTE DAN COMEN, THK]
NO PLAGIAT, NO PLAGIAT KARYA.
Takdir selalu mempermainkan!!!, Jika hanya mempertemukan untuk di pisahkan kedua kalinya kenapa harus mempertemukan kembali, ini sungguh menyakitkan. Meny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Jadi, udah ada rencana untuk ngedeketin dia?." Tanya Diki lalu duduk disamping Refin, ia yang menyadari itu menatap datar Diki.
" Gue ngak mau bersaing sama temen sendiri,lo kalau mau dia ambil aja." Jawabnya dengan muka datar tanpa ekspresi, Diki hanya mengedikkan bahu acuh tak acuh saat melihat tampang dari Refin.
" Hhahaha, lucu lo. gue aja punya cewek kalau gue ngedeketin Sabrina terus cewek gue mau dikemanain, memang ya kalau cowok udah cemburu semua orang dimusuhi nya bahkan sama temen sendiri lo ngak percaya." Jelasnya panjang lebar, tangan nya juga tak tinggal diam melayangkan kekepala Refin membuaat sang empunya meringis kesakitan "Awwwsss."
" Gue bukannya mau ikut campur dengan urusan lo ya Fin, Cuma gue mau ngasih saran aja pada lo kalau memang lo ngak bisa mendam itu sendiri bisa lo ungkapin ke dia jangan terlalu lama memendam kalau lo ngak mau dia diambil orang contohnya gue." Saat mengatakan begitu Diki malah dapat tatapan tajam dari Refin, ia hanya nyengir tanpa dosa " berecanda Fin, pokoknya lo harus kejar, buktiin ke dia kalau lo beneran serius ke dia tapi kalau lo memang ngak serius mending lo 'up, because opprtuniy doesn't come twice', itu juga akan nyakitin hatinya Fin." Refin hanya menganggukkan kepalanya mendengar perkataan dari Diki barusaja kini ia berfikir apakah hatinya sudah mantap dengan Sabrina atau belum ia harus menimbang dulu tentang perasaannya itu.
" Gue yakinin satu bulan lagi." Ucapnya dengan singkat, padat dan dengan nada dingin.
" Gue akan tunggu , tapi jangan sampai buat hatinya terluka karna karma berlaku, dan gue ngak akan biarin lo hidup dihari itu kalau sampe lo nyakitin dia." Ucapnya serius, meskipun sebatas teman, Diki sayang pada Sabrina dan tidak ada yang boleh lelaki mana yang membuat hatinya sakit bahkan sampai gadis itu mnitikkan air mata.
" Gue ngak bisa janji Dik." Jelas ia masih tampak ragu dengan perasaannya sendiri.
" Gue Cuma ngingetin lo aja, Fin, mau lo ngikutin ya syukur tapi kalo lo ngak ngikutin juga gue ngak bisa maksa, 'all in your hands' , lo harus tau konsekuen dari gue, yaudah gue pergi kebangku gue, bentar lagi pak botak mau masuk." Refin hanya membalas dengan deheman tanpa berniat membuka suara.
Di saat hati mulai menemukan pengganti mungkin tidak seberharga yang lama, menemukan orang baru, mengenal sikap yang baru, berinteraksi dengan gaya yang baru lagi itu lebih sulit daripada harus tersakiti untuk kedua kalinya dengan orang sama, memilih untuk kembali pada yang lama menjadi alasan karena belum menemukan orang yang benar benar sama dengan yang lama. Bukan berarti belum move on.
**** Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu kini semua murid sudah berhambur pulang ke rumah masing masing, tanpa menyisihkan satu orang murid pun. Refin kini sudah berada di tempat biasa ia dan teman temannya nongkrong, ia yang lagi banyak pikiran mengambil satu batang rokok lalu di selipkannya diantara kedua bibirnya membakarnya menghisapnya kuat kuat dan menghembuskan secara perlahan, rokok adalah obat paling ampuh baginya untuk menghilangkan stres pada dirinya.
" Udahlah ngapain itu juga yang lo pkirin." Sentak Refin terkejjut dengan tepukan dipundaknya membuat ia sedikit menjingkal kebelakang.
" Gimana ngak kepikiran coba, hati gue ini antara serius atau tidak saat in di sisi lain gue masih mikirin orang yang akan pernah gue gapai lagi di sisi lain gue AAARGGHH, bingung gue!!." Kacau, satu kata yang ia rasakan saat ini, resah juga menjalar dalam tubuhnya ia bingung harus bagaimana Refin suka Sabrina namun bayang bayang masalalunya menghantui pikirannya, tak mau memikirkan itu lagi ia pun menghabiskan rokoknya, hisapan demi hisapan ia ngebulkan hingga tak terasa ia telah menghabiskan sebungkus rokok. **** Dilain tempat dijam yang sama seoang gadis tengah senyum senyum sendiri dengan novel ditangannya, hari ini dari ia pulang sekolah tadi novel yang ada ditangannya tak pernah lepas. Novel yang baru ia beli kemarin sunguh membuat nya senyum senyum sendiri, bahkan sampai nangis nangis sendiri saking bapernya dia dengan kisahnya itu.
" Kapan ya, kisah cinta gue se romantis ini punya pacar yang famous disekolah, pintar dan juga bad boy." Monolognya sendiri, ia terus membuka buka halaman berikutnya.
" Kayaknya ngak mungkin deh gue aja yang ngak secantik cewek diluaran sana, mana ada seorang yang menjadi primadona sekolah, pintar juga status bad boy yang melekat pada dirinya suka sama cewek kek gue, yang pecicilan, manja, ngak cantik, pendek, hitam lagi mana mau dia." Haluannya di buyarkan oleh overthinking nya sendiri, kalau di bilang dia ini hitam dan jelek itu salah ia bahkan lebih cantik dari apa yang ia ucapkan tadi kulitnya juga tidak hitam hanya saja berwarna sawo matang.
" Iiissshhh, apaan coba overthinking segala sih, gue udah cantik kok dimata orang yang tepat." Kini pikiran nethink nya sudah tergantikan dengan kata kata yang membuat ia bangga akan dirinya, begitulah Sabrina kalau sudah berfikir buruk tentang dirinya sendiriia akan membuat dirinyakembali bangga akan apa yang ia miliki sekarang. Fakta baru tentang Sabrina ia ini belum pernah pacaran sama sekali, sebenarnya ia ingin sekali pacaran namun kriteria cowok idamannya belum ada yang muncul, ya seperti yang ada dikisah kisah novel romance itulah kriteria cowok yang ia cari namun itu nampaknya mustahil berada di 'real life' namun ia selalu berharap mempunyai hal seperti itu dalam hidupnya.
" Daripada gue halu ngak karuan begini, mending gue nerusin aja baca nya nanggung kalau gue lepas karena penasaran sama kelanjutan nya, hehehe." Ia pun melanjutkan membaca nya halaman demi halaman baris demi baris, hingga tak terasa ia sudah menamatkan satu cerita dari novel yang ia baca itu, kalau masalah baca membaca novel, halu menghalu Sabrinalah jagonya.
" Selesai juga gue bacanya, dah ngak penasaran lagi dengan endingnya." Sejak tadi ia sibuk saja bermonolog sendiri, karna dengan ini lah hatinya bisa bahagia dengan membaca novel dann pergi ke dunia halu bisa membutnya merasa ia yang berada didalam novel, itu yang paling penting.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author rajin ngak nyapa kalian di setiap partnya? Pasti rajin dong😁
Ayo spam next jangan lupa tinggalin jejak ya terus jangan lupa follow akun author ya😁😊