[END✅]
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, VOTE DAN COMEN, THK]
NO PLAGIAT, NO PLAGIAT KARYA.
Takdir selalu mempermainkan!!!, Jika hanya mempertemukan untuk di pisahkan kedua kalinya kenapa harus mempertemukan kembali, ini sungguh menyakitkan. Meny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah Na, ikhlasin Karin dia udah tenang di tempat yang baru, tidak ada rasa sakit yang di rasakan ya lagi Na." Bujuk Refin, jangan anggap Refin tidak sedih ia juga merasa sangat kehilangan sosok teman yang ceria yang bisa memberi masukan masukan untuk mereka semua, bisa menjadi motivator yang bisa menyemangati mereka kala ada masalah.
"Enggak Fin, ini pasti prank Karin ngak mungkin meninggal Fin!!." Bentak Sabrina dengan berteriak tepat di depan mukaRefin, Refin hilang akal langsung mendekap Sabrina. Sabrina menangis sejadi jadinya ia meronta ronta dalam dekapan Refin.
"Ssstt, kamu tenang ya masih ada aku, Costa, Redan, Dimas, Diki, Sheli, Kiran, Della, Diva dan juga Rena. Kita masih ada untuk kamu Na, kamu ngak sendiri." Ucapnya dengan lembut, mengelus elus rambut Sabrina agar gadis ini tenang. Perlahan hati Sabrina tenang karena Refin memberikan kehangatan dan ketenangan dalam dirinya.
"Rin baru kemaren gue lihat tawa lo dan sekarang lo pergi dari hidup gue dan juga mereka." Ucap Redan sedih, kemarin mereka menghabiskan waktu bersama dengan Karin yang mengomeli Redan alasannya ia pengen banget mengomeli Redan, entah mengapa saat melihat Redan rasanya Karin ingin mengomeli Redan.
"Baru kemaren lo ngomeli gue terus sekarang lo udah pergi." Redan merasa sangat kehilangan karena hidupnya pasti akan lebih hampa lagi tidak ada yang dapat ia ganggu saat ingin tidur, tidak ada lagi yang mengomelinya saat di sekolah walaupun mereka sudah tamat tapi jika nongkrong tidak akan ada lagi yang dapat ia dengar suara sengit dari Karin.
Redan tidak kuat lagi berbicara dengan Karin ia memilih memundurkan langkahnya ke belakang menjauh dari kerumunan yang mengerumuni jasad Karin.
"Bangun Rin!!! Katanya lo bakal berusaha untuk sembuh terus kenapa sekarang lo malah pergi." Lirih Diki. "Gue mohon lo bangun gue yang lemah ini masih butuh lo, Rin." Sambung Diki ingin rasanya menjerit sejadi jadinya tapi ia tahan untuk saat ini.
"Mama udah ikhlasin kamu, kamu yang tenang di alam sana ya nak." Ucap Rahma meski masih tersendu sendu ia berusaha ikhlas agar nyawa anaknya tenang.
"Papa juga udah ikhlasin kamu pergi jika ini kehendak yang maha kuasa papa sama mama bisa apa." Rela tak rela tapi harus rela mengikhlaskan putri semata wayang, meski rasanya sangat berat.
"Meski lo pergi tanpa pamit sama kita tapi kita ikhlasin ko pergi. Makasih semua kenangan yang lo berikan pada kita Rin, sampai kapanpun gue bakal selalu inget sama lo." Ucap Kiran mewakili, meski mereka tidak terlalu dekat tapi mereka nyaman jika bercerita kepada Karin, Karin sosok yang mempunyai seribu jurus nasehat dan juga pendengar yang baik bagi mereka semua.
****
Pemakaman Karin telah usai kini hanya menyisakan orangtua Karin, Sabrina dan teman temannya.
Sabrina jongkok di sebelah Rahma yang memegang batu nisan Karin sedangkan papanya Karin duduk di seberangnya menatap sendu makam putrinya, Diki berada di hadapan Sabrina dan Refin berada di samping gadis itu, ia merangkul pundak Sabrina.