Hari ini har di mana Ani menjalankan misinya bersama dengan Riska mereka bahkan datang pagi pagi sekali agar rencnanya berjalan sempurna.
“ Nih gue ada screenshot an teror tentang gue dan diri gur sendiri.” Ucapnya sambil menunjukkan sebuah chat yang dimana Ani di kata katain tidak pantas dan omongan yang dibicarain juga bisa meyakinka para pembacanya.
“ Woow, hebat dan kata katanya juga pas tapi ini apa ngak ada yang curiga nantinya, masalahnya bahasanya terlalu elo banget.” Saran Riska, sebenarnya itu terlalu mencurigakan kalaupun mereka percaya namun itu bisa hancur juga.
“ Oke tinggal rubah bahasanya saja, terus ini rencana awal Ris haris berhasil ngak boleh gagal.” Mereka mengangguk dan bertos ria. Kelas masih sepi membuat mereka leluasa mengembangkan ide ide untuk menjatuhkan Sabrina.
“ Jadi nanti lo ini ke anak anak itu terus lo ngomong seolah olah semuanya mengarah ke tuh bocah.” Risaka hanya mengangguk menanggapi instruksi dari Ani.
Tanpa mereka sadari ada yang memantau mereka dari balik pintu, “ apasih yang lo irikan dari Sabrina, heran gue sama orang kek elo tu An.” Ucapnya lalu pergi dari tempatnya menuju kantin, daripada bersama setan dalam kelas mending makan meskipun perutnya sudah terisi tadi di rumah.
****
Kelas mulai ramai kini Sabrina sudah duduk ditempat nya, memikirkan tentang perasaannya kepada Yudha dia sudah mengira kalau dia mengungkapkan kalau dia sudah peka pasti akan begini mending ia kemarin kemarintetap berpura pura saja agar kejadian ini tidak pernah terjdi. Sabrina tidak perah suka sama Yudha, ia tidak pernah pakai hati kalau mengobrol dengan Yudha semuanya palsu, Yudha itu Cuma virtual dan tidak mungkin jadi nyata orang cowok itu kalau di ajak ketemuan pasti nolak, teleponan juga nggak pernah ya meskipun Sabrina tipe cewek yang males banget diajak telponan dan segala macamnya namun kalau ada orang yang buat penasaran seperti Yudha ya dia harus tau dong, pernah sekali ia mengajak cowok itu untuk ketemu sama dia eh ternyata banyak saja alasannya, diajak telpon malah nggak mau terus sekarang dia malah nyatain perasaannya lagi, orang pengecut menurut Sabrina yang tidak mau ketemu dan diajak telpon juga banyak alsan lagi.
Memikirkan cowok virtual yang enggak jelas asal usulnya dan tidak mau diajak untuk ketemuan ia jadi teringat dengan Karin,Sabrina mulai sadar bahwa gadis itu sedari tadi belum nampak puncak hidungnya ia berfikir ‘mungkin nih orang lagi dikantin, kebiasaan deh masih pagi juga udah duduk dikantin bukannya kekelas malah kelayapan dan ujungnya nanti udah bel aja baru masuk tu bocah, biarin ajalah nanti gue ceritain kalau dia udah dikelas males gue keluar’ Batinnya lalu menelungkupkan kepalanya dikedua lipatan tangannya. Tak lama dengan posisinya ada seseorang yang menarik kursi sebelahnya, Sabrina hanya berfikir mungkin itu Karin dengan tanpa melihat ke sebelahnya, dan tanpa pikir panjang lagi ia mulai menceritakan kejadian yang ia alami tadi malam.“ Rin, bener kan dugaan gue kalau temen lo itu sarap masak ia diajak ketemuan ngak mau terus diajak teleponan juga ngak mau, padahal kan gue juga pengen tau tuh bocah siapa lah ini semua ngak mau dah sekarang ia malah nembak gue, karna gue udah muak untuk pura pura peka ya gue pekain aja biar jelas lagian lo dapat teman dimana sih sarap gitu lo pelihara.” Tak ada balasan dari ucapannya Sabrina tanpa mengubah posisinya terus melanjutkan ceritanya tanpa peduli lagi, ia masih yakin kalau Karin pasti akan mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang dan Pergi (Revisi)
Подростковая литература[END✅] [JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA, VOTE DAN COMEN, THK] NO PLAGIAT, NO PLAGIAT KARYA. Takdir selalu mempermainkan!!!, Jika hanya mempertemukan untuk di pisahkan kedua kalinya kenapa harus mempertemukan kembali, ini sungguh menyakitkan. Meny...