D U A P U L U H S A T U

40 24 0
                                    

Setelah mengantarkan Sabrina pulang, Refin tidak langsung pulang kerumahnya ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara hubungan mereka akhir akhir ini, memanh hubungan mereka tampak baik tapi yang tidak baik dengan kondisi Sabrina ga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantarkan Sabrina pulang, Refin tidak langsung pulang kerumahnya ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara hubungan mereka akhir akhir ini, memanh hubungan mereka tampak baik tapi yang tidak baik dengan kondisi Sabrina gadis yang dia sayang sekaligus ia cintai itu.

Saat ini tujuan hanya satu bertemu dengan Karin, jika bertemu dengan Diki bukannya masalahnya selsai ang ada malah berantem. Ia menepikan motornya mengambil handphone yang ada didalam saku jaketnya, mencari cari kontak Karin kali ini ia berniat menelphone gadis itu agar segera menemuinya di Cafe yang sering ia kunjungi bersama Sabrina.

"Hallo."

" Ya, hallo Fin, ada apa?."

" Bisa lo ketemu sama gue di Cafe deke sekolah kita." Di sebrang sana hanya mematung ditempa setelah mendengar ucapan Refin, kali ini gadis itu tidak salah lagi kalau Refin sudah curiga akan sikap Sabrina.

"Mau ngapai Fin, ini udah mau senja lh?." Refin yang sudah malas mendengar alasan Karin hanya bisa menggertakkan giginya geram.

"Gue ngak terima penolakan Rin, kalau mau nyawa lo selamat sampai besok turutin ucapan gue." Putus Refin, ia memutuskan sambuangan telephon dengan Karin dan langsung menjalankan motornya menuju Cafe yang ia sebutkan pada Karin tadi. Sementara Karin hanya bisa menuruti saja perintah lelaki itu daripada dia pula yang kena batunya mending dituruti aja, dengan sigap ia mengambil tas dan dompetnya buru buru ia keluar kamar memesan ojek online, untung saja rumahnya sedang sepi kalau tidak sudah mendapat seribu peranyaan dari kedua orang tuanya, lima belas menit ia menunggu ojek online pesanannya.

****
Sesampainya ia di Cafe ia langsung menemui Refin yang sedang menikmati minuman orange miliknya. Karin langsung duduk di depan Refin ia merasa bingung antara mau menceritakan semuanya tentang Sabrina atau tetap membungkm mulutnya. Di sisi lain ia tidak ingin membuat Sabrina sedih lagi dengan memberi tahu Refin yang sebenarnya, dan disisi lain ia sudah sedikit terikat janji dengan gadis iu.

" Mau ngomong langsung atau gue yang tanya?." Ucap Refin memecahkan kehiningan antara mereka, cara bicaranya juga datar tidak seperti biasanya.

" Ngomong apa emangnya?." Tanya Karin berusaha tidak peka dengan maksud dari Refin.

" Gue tau lo ngak bego bego amat Rin, beri tahu gue atau yang tanya?!." Kali kesabarannya habis, ia tidak sadar kalau sudah membentak gadis didepannya hingga membuatnya takut, " Sorry." Jelanya agar Karin tidak takut padanya lagi.

" Gue akan cerita, sebernanya Sabrina selama pacaran sama lo dia selalu banyak mendapat teror dari orang yang berbeda tiap hari, selama ini dia ngak pernah cerita tentang ini sama gue tapi setelah beberapa hari gue lihat dia seperti itu terus gue bertekat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi." Ucapan Karin seketika terpotong oleh suara yang dikeluarkan Refin.

" Jadi selama ini dia sakit karena hadirnya gue dihidupnya." Suaranya parau, lidahnya bahkan kelu untuk mengucapkan kata kata lagi, hatinya remuk setelah mendengar ucapan Karin.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang