D U A P U L U H T U J U H

49 21 0
                                    

Setelah kejadian kemarin kini hubungan mereka kembali membaik seperti sediakala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian kemarin kini hubungan mereka kembali membaik seperti sediakala. Karin, sampai sekarang belum mengetahui secara detail apa yang sedang dialami oleh Sabrina, karena sahabatnya itu tidak memberi tahu apa apa dan ia tahu dari Diki, kini yang Karin butuhkan hanya penjelasan dari Sahabatnya.

"Gue marah sama lo, Na." Kesal Karin, baru saja datang sudah buat kekacauan oh ayolah ingatkan Karin, sekarang masih pagi dan dia sudah marah marah kepada Sabrina yang sedang santai di tempat duduknya sambil memegang sebuah novel.

Sabrina mendongak sebentar lalu kembali fokus pada novel yang sedang ia baca, hal itu membuat emosi Karin, meningkat lalu Karin, menggebrak meja sontak hal itu membuat Sabrina menjingkat karena terkejut.

GUBRAK

Sabrina, mengelus elus dadanya sebelum melontarkan sumpah serapah kepada Karin yang berada di sebelahnya, ia menatap Karin dengan tatapan tajam, "untung gue ngak punya penyakit jantung, napa lo marah sama gue?!." Sinisnya, sedangkan Karin, dia membalas tatapan Sabrina tak kalah sengitnya pula.

"Napa, napa, pala lo peang." Jari telunjuknya mendorong kebelakang kening Sabrina, "gue marah kenapa lo ngak cerita tentang si brengsek itu hah?!." Sabrina, kicep lidahnya kelu ingin menjawab apa, dan akhirnya ia gelagapan.

"Hm, anu itu." Karin sudah menatapnya dengan insten menunggu jawaban dari Sabrina, "ya masak masalah gue sama cowok gue harus gue umbar gitu kan ngak lucu." Elaknya dengan gelagapan, dikira dengan begitu Karin akan mempercayainya tentu saja tidak. Oh ayolah mereka bersahabat bukan sebulan, duabulan tapi sudah hampir tiga tahun. Karin, sudah hafal betul bagaimana seluk beluk dari Sabrina, jadi jangan coba coba mengelak seperti yang sedang dilakukan saat ini.

Karin, mengangkat sebelah alisnya lalu menatap wajah Sabrina, mencari celah pada gadis itu, dan celahnya gadis itu tampak gugup jadi sudah terbukti kalau masalahnya tidak sepele lagi, "lo, kira gue percaya gitu? Cerita sama gue kenapa lo ngak masuk sekolah kemarin dan ngak ngangkat telpon gue ngak itu doang yang lo lakuin chat gue juga ngak lo bales, jawab gue atau ngak gue hajar Refin seorang." Ancaman itu berhasil membuat Sabrina, melototkan matanya lebar lebar bahkan hampir copot.

Menimang nimang mau mengatakannya atau tidak jika di ceritakan yang ada Karin semakin nekat dan menghajar Refin. Jangan diragukan lagi kekuatan Karin, ia sudah masuk sabuk hitam jadi jangan main main sama dia. "Gue mau cerita tapi lo harus janji jangan hajar Refin, setelah ini kemarin waktu gue berantem Diki udah hajar dia." Ya, kemarin Refin, sudah menceritakan kepada Sabrina, tentang luka yang ada di wajahnya untung saja kemarin Sabrina sempat bertanya kalau tidak ia tidak akan mengetahui apa apa, marah? Iya Sabrina sempat marah sama Diki, walau itu kemarin hanya virtual sampai sekarang mungkin ngak mau bersapaan dengan Diki.

"Iya, tergantung cerita lo kalau itu ngak buat hati lo nyesek ya ngak bakal gue hajar, tapi kalau sebaliknya wajib nih bagi gue." Ucap Karin dengan santai.

Awalnya Sabrina ragi mau menceritakan kejadian detail nya atau tidak, tapi karena sulit membohongi Karin, akhirnya ia melontarkan secara jujur dan untung saja Karin tidak begitu tersulut emosi jadi gadis di sebelahnya mengurungkan niatnya untuk menghajar Refin. Itupun karena penjelasan penjelasan meyakinkan dari Sabrina.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang