L I M A B E L A S

44 27 0
                                    

" Na, gue minta maaf ya karena kejadian di kantin tadi gue beneran ngak maksud kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Na, gue minta maaf ya karena kejadian di kantin tadi gue beneran ngak maksud kok." Sabrina diam, tak mengeluarkan suaranya hanya mendengarkan Refin bicara, dirasa Sabrina tidak menanggapi ucapannya ia kembali bersuara.

" Na, tadi itu hanya bercanda kok ngak lebih." Suaranya mulai memelas, karena Sabrina orangnya baik hati jadi dengan suara begitu hatinya mulai luluh.

" Iya iya gue maafin, udah sana pulang gue mau maraton drakor." Ucapnya dengan lembut.

" Yaelah,diusir malahan ngak papa deh yang penting udah dapet maaf dari lo,gue sama Diki pamit."

Saat ini Diki dan Refin sudah berada di sebuah mobil milik Diki. Ya karena diusir secara paksa ralat bukan paksa tapi dengan lembut membuat meraka langsung pergi saja tanpa pamit pada mamanya Sabrina.

" Sabrina kalau lagi marah mukanya lucu, pengen gue cubit pipinya itu." Ucap Refin tiba tiba, ia sedang membayangkan muka garang Sabrina saat marah, gadis yang biasanya ceria dan bikin orang geleng geleng kepala ketika melihat tingkahnya, kalau sekalinya marah bikin orang gemes pengen cubit.

" Biasa aja tu, orang dia selalu marah ketemu gue." Curhat Diki, ya mana ada senyum senyum nya kalau Sabrina sudah bertemu dengan Diki bawaannya emosi mulu, bagaimana tidak Diki selalu buat dia naik darah, pernah kejadian waktu kelas sepuluh.

Flashback

" Diki, lo apa apaan sih sepatu gue lo umpetin dimana, masak iya bekas gue mau lo kasih ke cewek lo, ngak modal amat sih lo." Geramnya sambil menghampiri Diki yang sedang santai duduk di bangku nya.

Ceritanya Sabrina habis dari perpustakaan, karena Diki masih kesal pada Sabrina yang ngak mau nyontek in dia saat ulangan tadi terbesitlah ide jahil dari cowok itu, membawa kabur sebelah sepatu Sabrina yang masih baru itu, Sabrina baru tiga hari memakai sepatu itu sepatu yang ia inginkan dari dulu, dan Diki malah membawanya kabur membuat sang empunya kehilangan dan langsung berlari menuju kelas karena yakin pelakunya pasti Diki, siapa lagi kalau bukan dia yang dekat dengannya cuma Diki. Tanpa malu ia berlari dengan sebelah kaki tanpa sepatu dan berhasil membuat semua murid mengarah kepadanya dengan heran.

" Aish Diki, cewek lo mana mau bekas dari gue, cepetan balikin." Rengeknya, ia rela jadi bahan tontonan demi sepatunya kembali, itu sepatu limited edition yang baru keluar beberapa minggu lalu dan ia inginkan sejak dulu, baru ia pakai sekarang.

" Siapa juga yang ngambil sepatu lo, orang daritadi gue ada disini." Jawabnya dengan santai.

" Cepetan balikin, kalau ngak gue kasih tau lo sama Melani." Ancamnya namun tak berpengaruh pada cowok itu. " Udahlah, kalau lo mau ngasih Melani barang bekas jangan ambil punya gue lah, cari di rongsok an juga banyak, itu sepatu baru gue dapetin masak iya mau lo ambil sih." Diki masih diam tak menghirukan ucapan Sabrina, membuat gadis itu semakin marah dibuatnya.

" Balikin Diki, apapun yang lo minta gue turutin asalkan balikin sepatu gue." Kesal bercampur dengan memohon membuat Diki terpana sebentar lalu melihatkan senyum smirk miliknya.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang