D U A P U L U H D E L A P A N

51 22 6
                                    

Satu bulan lagi Ujian Nasional akan di adakan, kini mereka mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan belajar dan belajar, itulah yang sedang dilakukan oleh Sabrina dan Refin tidak hanya mereka berdua saja tapi juga sama halnya dengan Karin, Di...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan lagi Ujian Nasional akan di adakan, kini mereka mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan belajar dan belajar, itulah yang sedang dilakukan oleh Sabrina dan Refin tidak hanya mereka berdua saja tapi juga sama halnya dengan Karin, Diki, Dimas, dan Costa.

Sekarang Sabrina dan Karin sudah berada di taman belakang tujuannya hanya satu yaitu agar mereka bisa berkonsentrasi belajar ditemani dengan angin sepoi-sepoi dan juga suasananya tidak terlalu bising membuat mereka semakin konsentrasi dalam menghafal materi.

"Rin kenapa perasaan gue ngak enak ya?." Lama hening membuat Sabrina bosan apalagi terlalu serius dalam belajar sungguh membuatnya bosan. Sabrina ini bukan tipe cewek yang bisa serius dalam segala hal belajar saja sering main main tapi tetap dapat ia tangkap materi apa yang di jelaskan oleh guru.

"Ngak enak gimana?." Karin kembali bertanya, Sabrina hanya mengidikkan bahunya acuh.

"Kalau tahu, ya ngak bakal gue tanya kali Rin." Ia pun memutarkan bola matanya jengah lalu kembali membaca bukunya.

"Ye, ngegas." Cibirnya, ia pun kembali fokus dengan dunianya lagi tanpa memperdulikan Sabrina yang sudah mencibik kan bibirnya.

"Pokoknya perasaan gue ngak enak aja gitu Rin. Habis ini lo beneran mau satu Universitas kan sama gue?." Sontak matanya beralih ke arah Sabrina yang sudah fokus kearah lain. Ia berfikir mau menjawab apa pada sahabatnya.

"Hmm kayaknya deh." Ucapnya tidak pasti dengan apa yang ia lontarkan.

"Kan udah berubah pikiran aja lo, padahal baru beberapa bulan lo bilang 'iya' sama gue." Kesalnya sampai ia menatap jengah Karin yang sudah menunduk lemah tapi itu hanya sejenak ia pun kembali merubah raut wajahnya menjadi netral dan fokus dengan buku Yang ada di atas meja.

"Sekarang gue usahain ya Na, lo tahu kan nilai gue sama lo itu jauh banget bedanya." Elaknya, padahal jika mau ia akan mengejar Sabrina tapi karena beberapa faktor ia harus menghentikannya.

"Ya kan lo bisa berusaha, biasanya juga kita beda tipis kenapa sekarang lo males banget belajar." Ucapnya semakin kesal dengan Karin, ia pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Karin sendiri.

"Ngambek kan, kalau gue ceritain juga lo bakal tambah marah sama gue Na." Gumamnya pelan ia memilih tidak mengejar Sabrina karena ia tahu gadis itu sedang tidak mood berhadapan dengannya.

****

Melamun. Itulah hobinya akhir akhir ini yang ia cemaskan bukan masalah Ujian tapi masalah ia akan berpisah dengan sahabat sahabatnya termasuk Refin, mengingat Refin membuat ia tambah takut untuk kehilangan sosok lelaki yang selalu mengisi hari harinya dengan indah. Diki. Kalau cowok satu ini selalu membuat ia kesal setengah mati dibuatnya, ada saja tingkahnya yang membuat Sabrina maik darah. Karin. Sahabat yang selalu menemani Sabrina saat suka maupun duka dan selalu memberi semangat dalam setiap masalah yang dihadapinya, jika memang mereka harus berpisah Sabrina belum bisa menerimanya, ia masih butuh Karin dalam keadaan apapun. Masa masa putih abu-abu nya bisa berwarna karena adanya Karin, Diki dan Refin, bisa lebih ceria, dan selalu bersemangat dalam menjalani hari harinya walaupun banyak sekali rintangannya tapi itu bisa membuat ia sangat sangat beruntung dapat memilikinya.

Hilang dan Pergi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang