[7] Topeng

6 2 5
                                    

Previously On Given Taken

Sagara menceritakan mitos rakyat Magellan dan Andromeda, namun siapa sangka Mahesa tahu siapa pembunuh kejadian dua dekade yang lalu. Bagaimana dia bisa tahu dan siapa dia sebenarnya?


***


Sagara terlihat fokus memainkan game di telepon cerdas miliknya, hingga sebuah telepon masuk menghentikan aktivitasnya. Secara tidak langsung membuatnya kalah dalam permainan itu.

"Ck, mengganggu saja," decaknya kesal. Hanya terdapat deretan angka-angka yang ia tidak kenali. Haruskah dia menjawab telepon masuk itu atau dia biarkan saja? Selagi dia berpikir keras mengenai kedua hal tersebut, telepon masuk itu terhenti karena tidak diangkat olehnya. "Huh? Sudah mati."

"Aish, gameku!" teriaknya frustrasi saat melihat karakternya mati karena telepon masuk tadi.

"Nomor asing itu menyebalkan sekali!"

Sagara meletakkan handphone-nya di atas nakas, dan bangkit dari kasurnya hendak keluar. Namun, sebelum dia membuka pintu kamarnya ponsel tersebut kembali berbunyi pertanda telepon masuk.

"Nomor yang tadi lagi?!"

"Oh Tuhan, sepertinya orang ini tidak tahu bahwa dia salah sambung!" pekiknya tertahan.


Nomor tak dikenal

Accept ✔   |  Decline


Sagara menyentuh tombol Accept yang tertera di layar handphone miliknya. "Halo?" panggilnya. Tidak ada suara dari seberang sana. Sepertinya telepon iseng.

"Maaf sepertinya Anda salah sam-"

"Salah sambung menurutmu?" sela orang tersebut, Sagara tidak mengenali suaranya. Suara itu terdengar berat seperti orang berumur 30-an mungkin?

"Ya, sepertinya Anda salah sambung, Tuan."

"Dengan Aaric-" ucapan orang tersebut terhentikan karena Sagara mematikan telepon masuk itu.

Sagara menatap handphone-nya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Telepon itu kembali masuk dan Sagara dengan cepat menolak telepon itu. Tetapi telepon itu masuk tanpa henti membuatnya pasrah dan mengangkatnya.

"Tuan, tidak sopan bukan bila Anda mematikan telepon orang lain seperti itu?"

"Anda salah sambung, Tuan. Saya bukan Aaric yang Anda sebut tadi."

"Ohh ... saya lupa bahwa Anda menyamarkan namamu, hahaha," tawanya terdengar berat seperti suara tawa seorang pria tua.

"Hentikan, Tuan."

"Tunggu sebentar. Saya hanya ingin berterima kasih, salahkah saya?"

"Untuk apa Anda berterima kasih kepada orang yang Anda tak kenali, Tuan?"

"Saya mengenalmu, Sagara Ganendra. Oh, maaf maksudku Tuan Muda Aaric Wilhelm?" ucap pria itu sambil terkekeh kecil. Lain halnya dengan Sagara. Rahangnya mengeras bersamaan dengan tatapan tak bersahabat darinya meski orang itu tak akan bisa melihatnya.

***

"Kau tidak mengenali orang itu, Aga?"

"Tidak, Sa. Telepon itu mendadak masuk begitu saja."

Given Taken | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang