[18] Segala Permasalahan

6 1 0
                                    

Setelah menemui Aaron, mereka semua pulang ke rumah masing-masing termasuk Langit dan Mahesa. Mereka mengganti nama mereka untuk berjaga-jaga. Langit sebagai Dean, Arga sebagai Harka, sementara Mahesa dan Daffin memang tidak mengenalkan diri mereka, tetapi mereka sudah menyiapkan nama cadangan.

Mereka berdua mendapatkan pesan dari Arga mengenai Aaron yang akan mengunjungi mereka, mau tidak mau mereka menyelinap memasuki rumah Daffin. Mereka berdua hanya bungkam meski diberi banyak pertanyaan oleh Arga dan Daffin.

Sekarang Langit dan Mahesa sedang berada di kamar mereka masing-masing, mereka mendapat bahan-bahan untuk memasak dari Daffin. Setidaknya untuk beberapa hari ini mereka tidak perlu membeli makan diluar.

Langit duduk diam di kasurnya menatap pemandangan diluar melalui jendela kaca yang tertutup. Pohon hijau itu seakan menghipnotis untuk terus menatapnya. Pikirannya kembali pada saat Aaron berkata.

"Itu takdirku, Tuan Dean. Kalau Tuhan membuat hidupku seperti ini berarti Dia tahu bahwa aku sanggup menjalani alur cerita ini,"

Benarkah perkataannya? Kalau memang Tuhan tahu bahwa dia bisa menjalani alur kehidupan ini, apakah suatu saat nanti, hal ini akan berakhir? Tetapi benarkah? Akan ada saat dimana dia terbebas dari segalanya. Apakah itu nyata?

Bagi Langit, hal tersebut hanyalah sebuah mimpi. Karena sampai akhir dia akan terikat dengan keluarganya. Bahkan ia yakin, suatu saat nanti ia akan dijodoh-jodohkan oleh orang tuanya dan dipaksa untuk berkeluarga dan memiliki keturunan. Hanya memikirkannya saja dia sudah sangat lelah bagaimana bia nantinya ia mengalami hal itu?

Langit menggelengkan kepalanya pelan, lalu bergumam kecil "bagaimana dia bisa seperti itu."

Dari cerita Aaron mengenai Sagara, kisah Langit dan Sagara lumayan sama, namun tampaknya Sagara lebih beruntung karena dia masih bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya berbeda dengan Langit yang sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi.

Pria itu membenturkan bagian belakang kepalanya ke dinding, "sadarlah Langit, akhir-akhir ini kau banyak sekali berpikir hal yang tidak penting. Lebih baik pikirkan tentang Arga."

"Tidak ada gunanya kau merenungi hidupmu yang seperti pasir untuk bangunan rumah. Seperti pasir, sudah tidak berbentuk. Bahkan rumah itu tidak ada pilar. Satu tendangan maka kau jatuh hancur."

Hidupnya seperti bangunan yang dibuat dengan pasir, pilarnya tipis, sentuhan lembut pun bisa menghancurkan rumah itu.

"Oh ayolah!" pekiknya dengan suara kecil, pikirannya tidak bisa berhenti merenungi hidupnya. Dengan satu ayunan ke belakang, suara kepalanya yang terbentur dinding menggema di kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

"Langit apa kau baik-baik saja?! Aku mendengar seperti suara benturan dari kamarmu," sahut Mahesa dari luar.

Langit yang di dalam sontak menegapkan tubuhnya, lalu merutuki dirinya sendiri yang terkadang suka lupa dengan Mahesa yang sangat peka dengan sesuatu.

"Aku tidak apa-apa. Tadi hanya tidak sengaja terbentur."

"Kau tidak terluka 'kan?" tanyanya.

"Tidak."

"Kalau begitu aku kembali ke kamar 'ku, kalau kau butuh sesuatu panggil saja," ucapnya.

"Iya."

Seperti lirik di lagu Falling  milik Harry Styles  yang berbunyi, "What if I'm someone I don't want around?"  yang bila diterjemahkan, bagaimana jika aku seseorang yang tidak aku inginkan?

Namun, lagu Fix You berkata demikian,

But if you never try, you'll never know.

Jadi ... apa yang harus Langit lakukan? Haruskah dia tidak mencoba melawan pergi dari sana atau dia pergi dari sana?

***

Mahesa duduk bersandar pada sandaran kasurnya sambil mendengar lagu yang terus berputar, sedikit mengumpat karena sedari tadi lagu yang terputar, adalah lagu sedih semua. Dia tidak ingin mengingat masa lalu yang tidak ada gunanya.

Ia melipatkan tangan di dada dan memejamkan matanya mencoba untuk jatuh tertidur tapi sialnya air matanya turun saat mendengar lagu Fix You. Benar-benar pilihan lagu yang buruk untuk dirinya yang berusaha tetap ceria.


(Play the song in media for the best experience)

When you try your best, but you don't succeed~

When you get what you want, but not what you need~

When you feel so tired, but you can't sleep~

Stuck in reverse~

And the tears come streaming down your face~

When you lose something, you can't replace~

When you love someone, but it goes to waste~

Could it be worse?~

Lights will guide you home~

And ignite your bones~

And I will try to fix you~



Mahesa mengusap kasar air matanya, lalu berujar "Siapa? Siapa yang akan menjadi rumahku? Di mana? Apakah ada?!" dia menatap pemutar musik itu dengan matanya yang berkaca-kaca, melampiaskan semua emosinya ke pemutar itu.



And high up above or down below~

When you're too in love to let it go~

But if you never try, you'll never know~



"Aku sudah ... aku sudah mencobanya. Mau bagaimana? Lagi lagi aku harus mengalah. Sebenarnya siapa yang kakak dan siapa yang adik sih?" dia terkekeh pelan, tawa miris kepada kehidupannya.



Just what you're worth~

Lights will guide you home~

And ignite your bones~

And I will try to fix you~



Mahesa menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sela lutut itu dan menangis sepuasnya, sudah lama ia tidak menangis seperti ini. Rasanya begitu lelah untuk menghadapi dunia setiap harinya. Bertemu pandang dengan orang-orang yang membencinya, baik di rumah maupun di luar rumah.

Pikirannya kembali berkelana saat mengetahui bagaimana selama ini Sagara menyembunyikan hal besar dari mereka yang merupakan sahabatnya. Besarnya perjuangan Sagara selama ini, benar-benar tidak sebanding dengannya. Dia bingung, bagaimana bisa Sagara menahan semuanya selama ini.

Kini, apa yang harus dia lakukan?

Arga dalam bahaya, Sagara menyembunyikan hal besar, Langit yang juga sepertinya menyembunyikan sesuatu dari mereka semua, dan Daffin yang terlihat misterius. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Kenapa semuanya menjadi hancur dan tersembunyi? Jadi ... apa hubungan mereka sekarang?

Apakah mereka tetap sahabatnya, atau mereka sebenarnya adalah orang asing yang dekat dengan satu sama lain.

Semuanya lelah dengan kehidupan mereka. Lelah menghadapi hari baru, lelah memakai topeng palsu dalam waktu lama hingga mereka lupa dengan wajah asli mereka. Apakah kehidupan yang mereka alami semua ini, akan memberikan kebahagiaan kepada mereka suatu saat nanti?












To Be Continued

Take a rest ya.. kalau kalian capek dengan segalanya, ambil waktu rehat, kita butuh istirahat dan bernapas tanpa ada beban. Berdamai dengan masa lalu bukannya kabur dari sana. Karena kabur dari masalah tidak akan menyelesaikan semuanya.

Publish: 4 Juli 2021

Revisi: 21 September 2021

Given Taken | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang