[15.1] Arga Secret Diary

3 1 0
                                    


Aku lahir dan besar di rumah tanpa keharmonisan.


Aku memang bukanlah anak broken home,

namun semua konflik, serta perang tanpa akhir itu selalu menghantuiku.


Tanpa kusadari, aku besar tanpa kasih sayang,

aku tumbuh dewasa dengan luka,

yang mereka buat.


Aku bahkan tidak dibimbing oleh kedua orang tuaku,

untuk menjadi dewasa.


Aku tumbuh dengan segala kesepian.


Tindakan mereka membentukku menjadi seseorang yang pandai,

pandai berpura-pura bahagia dan baik-baik saja.


Membuat orang berpikir bahwa aku tumbuh dengan cinta dan kasih sayang orang tua,

padahal yang kuhadapi adalah rasa benci dan pertengkaran.


Aku sangat lelah dan lemah,

hingga bunuh diri membuatku berpikir bahwa itu adalah satu-satunya jalan keluar.


Kau tidak mengerti seberapa besar aku membenci diriku sendiri.

Separuh diriku ingin seseorang memperhatikan dan menghentikanku.


Keadaanku semakin buruk,

dan mirisnya, kau tidak tahu itu.


Aku penasaran siapa yang akan menyadari jika aku menghilang.

Tidak ada yang peduli, dan ...


Itu adalah awal dari pemikiran bunuh diri.


Aku mengatakan baik-baik saja,

tapi aku tidak pernah mengatakan bahwa itu tidak menyakitkan.


Aku tidak tahu aku sedang apa.

Hidup atau hanya bernapas.


Aku bahkan tidak sedih lagi.

Aku tidak tahu apakah aku semakin membaik atau hanya terbiasa dengan rasa sakit.


Kamu bahkan tidak pernah mencoba menyelamatkanku.

Ketika kamu melihat sebuah luka, kamu bertanya ...

"Apakah kamu berusaha bunuh diri?"

Aku hanya tersenyum tipis dan menjawab iya.

Dan kamu membalas ...,

"Harusnya kamu lebih berusaha keras untuk membunuh dirimu sendiri."

Aku hanya bisa tertawa.

Bukan tertawa bahagia, tapi tertawa miris.

Memang malang sekali hidupmu ini, Arga.


Seharusnya kau tidak pernah berharap kepada dia,

seharusnya kau tidak pernah mengharapkan secercah harapan itu.


Apakah akan ada orang yang merindukanku ketika aku pergi?

Bukan pergi berjalan-jalan.

Maksudku ... pergi untuk selama-lamanya dan tidak pernah muncul ke permukaan.


Memang benar keluargaku hancur di masa lalu,

namun untuk keluargaku di masa depan, aku tidak akan mengulangi kisahku. 


Adikku,

Kakakmu ini akan selalu menjagamu. Aku akan menjagamu dari segalanya. Aku akan membuat hidupmu lebih baik dan tidak sepertiku.

Aku janji.






[A/N]

Bukan tugas kita untuk membahagiakan orang lain. Manusia tidak akan pernah puas, ekspektasinya tidak akan pernah puas. Kita harus punya prinsip. Menjadi egois untuk sebentar saja tidak akan membuat kalian hancur, karena itulah tujuan sifat ego hadir di kehidupan manusia. Agar kita bisa menjadi egois untuk apa yang menjadi hak kita.


Sedikit penjelasan tentang lagu yang kupilih untuk chapter ini. Blue and Grey.

_ Warna biru melambang kesedihan dan depresi sedangkan warna abu-abu melambangkan kekelaman. Keinginan untuk sedikit lebih bahagia adalah permintaan yang manusiawi, namun di sisi lain mereka takut akan ditelan oleh bayangan yang kelam karena sedikit keserakahan itu.

_ Alasan kupilih ini, karena menurutku lagu ini sudah cukup untuk menggambarkan kehidupan Arga secara singkat kurang lebihnya.



To Be Continued

Publish: 28 Juni 2021

Revisi: 21 September 2021

Given Taken | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang