kebun raya bogor

2.4K 251 51
                                    

I was half-wrapped in a towel, talking to Lia while shaving my bare beard this morning. Minggu pagi terakhir di Jakarta sebelum balik ke Melbourne lusa, I lowkey missing Melbourne a bit more than before, di sana gua bisa bebas pacaran sama Lia, ga kayak di sini.

"Sana gih mandi, Ya. Aku udah mau berangkat loh ini"

"Iyaaa bentar lagi, Pondok Kopi ke Bintaro kan jauh Baal, lama nungguinnya" suara Lia kenceng banget, karena emang gua nelpon dia pake loudspeaker mode.

"Trus kamu ngapain dong ini?"

"Liatin Mbak Min masak di dapur"

"Bantuin lah, masa liat doang"

"Aku kan observasi menunya, nanti bantuin plating aja deh"

"Hahahahaha, ngeles ya, cubit nih."

"Yang, kita mau kemana sih?"

"Pengennya sih ya ngemall Ya, nonton, makan, kayak orang-orang pacaran, tapi you know the rules kan?"

Hening.

"Ya?"

"Hmm, iya deh, trus jadinya kemana?"

"I have plans, tugas kamu hari ini dandan cantik aja buat ngedate"

Terdengar Lia tertawa, mungkin geli dengan kata ngedate yang gua pakai.

"Baal, pake mobil aku aja deh ya, kamu kesini minta anter Pak Agus, kasian kamu kejauhan nyetirnya. Lagian plat mobil kamu too obvious, ntar ada yang ngeh lagi"

Eh bener juga Lia, di rumah cuma ada mobil gua, tadinya mau minjem mobil Ayah, tapi ternyata dipake anter Bunda arisan.

"Yang?" Lia memanggil.

"Iya deh, aku minta anter Pak Agus. Udah sana kamu siap-siap ya, aku sarapan bentar trus jalan. Jangan pake baju yang ribet, Yang."

"Ribet gimana?" ada nada sebel di suara Lia, aduh salah ngomong gua.

"Kali aja kamu berencana pake hanbok atau baju zirah" Iqbaal ngeles Ramadhan, untung jago ya lo, hahahaha

"Ih apaan sih, yaudah mandi dulu ya, bye, see you"

"Eh Ya, ikut, aku switch ke video call ya ini" gua senyum-senyum sendiri bayangin ekspresi Lia.

"Bandel! Jangan ngarep ya!"

"Kan sama, biar adil, aku juga abis mandi loh ini, pake anduk doang, ga kangen kamu?"

"Baal! Hahahaha udah ah, bye miss you Sayang!"

Tanpa persetujuanku, Lia menutup panggilan, pasti dia lagi salting sekarang, hahahaha.

Apa yang gua bilang ke Lia tadi jujur, gua pengen ngedate kayak orang biasa lainnya, yang bebas ke mana aja, tapi benturan keadaan memaksa gua dan Lia untuk bersabar dulu, at least buat beberapa tahun ke depan.

"Dek, kamu serius sama Sasha?" pertanyaan Ayah di perjalanan pulang tempo hari terngiang lagi di telinga gua. Butuh beberapa saat sebelum gua menjawabnya.

"Insyaallah Yah, Ale sayang sama Sasha, Bunda juga kan?" gua menoleh ke Bunda yang duduk di samping gua.

Bunda mengangguk dan tersenyum, yang artinya iya. Ayah ga tanya lebih lanjut, tapi otak gua terus berpikir, apa iya gua serius sama Lia?

--------------------------

Gua udah jalan ke Bintaro, sesuai janji, gua minta Pak Agus anter, nanti gua dan Lia pergi pake mobil dia aja. I haven't tell her yet, kalo hari ini gua mau ngajak dia ke Bogor, nyamperin Rinrin trus main ke Kebun Raya, sounds nice, right?

Melbourne ApartmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang