"kau terlihat bahagia sekali"

1.6K 135 1
                                    


"Sudahlah jangan tegang, nikmati saja" lisa mengambil bir itu
"Jangan minum, nanti kau bisa sakit lagi seperti kemarin"
"Sedikit saja"

Aku membuang minuman itu keluar agar lisa tidak meminum nya

"Kenapa kau membuang nya ishh?" Dia terlihat marah

Saat aku akan kembali menghampiri Lisa, rasanya beda sekali, tubuhku seperti melayang.

"Kenapa kau diam disana?"

Aku menjerit histeris lalu terjatuh ke lantai.
Dengan panik Lisa langsung menghampiri ku

"Kenapa Jennie? Apa kau sakit?"
"Lisa tolong aku, aku tidak bisa berjalan, aku tidak mempunyai kaki, rasanya seperti melayang"

Lisa tertawa dengan apa yang aku keluhkan

"Lisa aku seirus"

Lisa menggendong ku ke tempat tidur

"Kau berat sekali" dia membaringkan tubuhku ke tempat tidur

"Kau tertidur?" Dia bertanya

Aku menggelengkan kepalaku

"Lalu kenapa kau menutup mata mu seperti itu?"

Saat aku membuka mataku aku terkejut melihat Lisa yang berada tepat di depan wajahku

"Kepalaku pusing saat aku membuka mataku makanya aku menutup mataku saja"
"Entah kenapa badanku terasa panas, apa ini efek dari obat tadi ya?"
"Kau sudah membuka baju mu, AC juga menyala, lalu apa yang kau butuhkan lagi?"
"Aku tidak tahu, jantungku pun berdegup kencang"

"Mungkin kau lapar"
"Mungkin, tapi makanan nya tidak ada yang aku suka"
"Kau mau apa?"
"Aku ingin makanan yang teksturnya sama seperti Jelly"
"Jelly?" Aku membuka mataku

Aku melihat Lisa sedang memperhatikan bibirku

"Apa dari tadi kau memperhatikan bibirku?"

Lisa semakin mendekat padaku

"Heh kau mau apa?" Aku menyentil bibirnya
"Sakit" Lisa menutupi bibirnya
"Oww maaf, lagian kau sih.."

"Jantung ku semakin berdebar, aku tidak tahan lagi.." Lisa mengecup leherku

"Kau kenapa sih?"

Aku berpikir Lisa seperti ini karena efek obat tadi, aku tidak tahu obat apa yang lisa minum tadi.

"Ayolah kumohon.." lisa merengek padaku
"Ayo apa?"

Dia menutup matanya lalu mendekatkan wajahnya padaku, aku pun menutup mataku lalu ku rasakan bibir nya yang menyentuh bibirku, hangat nya terasa seperti saat dia akan melakukan nafas buatan untuk ku.

Dia melumat bibirku, aku hanya diam menikmati nya..dia terus saja melakukan nya dengan lembut.. entah kenapa jantungku sekarang yang berdegup kencang
Karena terbawa suasana aku menggigit bibirnya..

"Ruby slowly.."

Aku menggigit bibirnya dengan keras

"Ruby jangan seperti ini, aku sudah bilang pelan-pelan.."

Semua ini tidak berlangsung lama

"Terima kasih" dia berbisik padaku
"Aku melakukan nya karena kau memaksa, jika saja kepalaku tidak pusing pasti aku akan menolak nya"
"Jika kau tidak mau kau akan diam saja tapi tadi kau... Untung saja luka di bibirku ini tidak semakin parah"
"Salah siapa tadi kau merengek memintanya padaku"
"Ya itu karena pengaruh obat itu jadi aku bisa berbuat seperti tadi" Lisa terus menyentuh bibirnya

"Apa bibirmu berdarah lagi?"

Lisa menggelengkan kepala nya

"Mana coba ku lihat" aku menarik dagu nya
"Ah besok juga pasti sembuh" kata ku
"Kenapa panas sekali sih, aku akan mandi dulu, kau tidur saja"
"Pergilah"

Sementara Lisa mandi, aku mencoba untuk tertidur.

Tapi aku tidak bisa tidur, rasanya gelisah sekali

Ponsel lisa berdering

Aku tidak mempedulikan nya karena aku malas jika harus bangun untuk melihat siapa yang menelpon nya. Tapi ponselnya terus saja berdering

"Astaga siapa sih.. mengganggu saja"

Aku melihat siapa yang menelpon Lisa beberapa kali, dan itu ternyata rose. Aku mengangkat telponnya karena jika tidak dia akan terus saja menelpon Lisa.

"Kenapa lama sekali ishhh? Kau dimana sekarang? Kenapa tadi kau tidak kembali ke kelas?"

Aku diam tidak menjawab nya

"Hey kenapa diam saja, katakan sesuatu jangan membuat ku khawatir"

Aku menutup telpon nya lalu ku matikan ponsel lisa agar rose tidak menelpon nya lagi.

Aku kembali berbaring ke tempat tidur.

"Kau sudah tertidur?" Lisa selesai mandi
"Kenapa kau bertanya, aku baru saja akan terlelap"
"Yasudah tidur saja, apa susahnya"
"Justru susah"

Lisa berbaring ke tempat tidur lalu dia memeluk ku

"Lisaaaa"
"Diamlah aku akan membuat mu tertidur" Lisa menggelitiki perutku

Aku tertawa karena merasa geli

Lisa tiba-tiba terdiam seperti memikirkan sesuatu

"Ponselku" dia berlari menuju meja tempat ia menyimpan ponsel nya

"Kenapa ponsel ku mati ya?" Lisa mengecek ponselnya dengan serius

Wajahnya terlihat kebingungan sekarang

"Kenapa dia marah-marah sih?!"
Lisa menatapku dengan penuh kecurigaan

Aku menutup tubuhku dengan selimut

"Hey kau menyentuh ponsel ku ya? Ayo jawab jangan pura-pura tidur"
"Ponselmu terus saja berdering itu membuat ku semakin pusing jadi aku angkat saja telpon nya

Ekspresi wajahnya menunjukkan jika dia kecewa

"Ya maaf, memang nya kenapa? Apa dia marah padamu?"
"Kau bicara apa padanya?"
"Aku tidak mengatakan apapun, aku mengangkat telponnya lalu diam saja lalu aku matikan telponnya"

"Apa kau yakin?"
"Iya,untuk apa aku berbohong"
"Dia sedang menuju kesini"
"Oh ya? Kalau begitu aku akan pulang"
"Jangan, kau tidur saja disini"
"Tidak, aku takut mengganggu mu dan rose"
"Tidak ishhh" suara bel berbunyi

Lisa buru-buru membuka pintunya

"Kau baik-baik saja kan?" Aku mendengar suara rose dari kejauhan

Aku ingin pulang, tapi bagaimana? kepalaku masih terasa pusing, aku tidak bisa menyetir mobil sendiri.

Lisa dan rose masuk ke dalam kamar

"Kau? disini? Lisa kenapa kau tidak memberitahu ku kalau dia ada disini?" Rose terkejut melihatku

"Aku baru saja membaca pesan darimu, dan kau sedang menuju kesini, jadi aku tidak sempat memberitahu mu" jawab Lisa

"Santai saja aku akan segera pulang"
"Tidak, itu tidak penting yang aku ingin tahu kenapa kau bisa disini bersama Lisa?"

"Aku mabuk, dia mengantar ku kesini dan aku mengajaknya untuk masuk" Lisa menjelaskan nya

"Kenapa kau tidak minta antar padaku saja?"
"Sudah lah ini sudah terjadi mau bagaimana lagi?"

"Aku sudah mengirim pesan pada bodyguard ku untuk segera menjemput ku kesini"
"Itu tidak perlu" jawab Lisa
"Tidak papa, aku ingin istirahat dirumah saja"

"Aku sudah bilangkan istirahat saja disini !! Kenapa kau membantah ku?!" Lisa berteriak padaku

"Kenapa kau marah? Ini hak ku, kau tidak berhak untuk mengaturnya"

"Sudahlah lisa kenapa kau marah seperti itu? Biarkan saja dia pergi"

Lisa mengunci pintu kamar

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang