ternyata orang yang ada di dalam adalah Lisa, dia tampak kacau dengan botol minuman di tangan nya.
"Lisa apa yang kau lakukan disini? Kau mabuk?"
"Kau? Kenapa kau kemari?"Lisa hendak bangun tapi dia hampir terjatuh, dengan spontan aku memegangi tubuhnya.
"Lepaskan aku" dia mendorong ku lalu dia terjatuh ke lantai
"Lisa kau tidak apa-apa?"Tiba-tiba Lisa memeluk ku dengan erat
Seorang Lisa yang angkuh sekarang dia memeluk ku? Aku merasa sangat terkejut.
Dia menangis dipelukan ku
"Aku merindukan ibuku.." bicara nya tersedu-sedu
Aku mencoba membalas pelukannya agar dia bisa tenang,
Aku tidak melihat Lisa yang angkuh, yang kulihat sekarang hanya seorang gadis remaja yang sedang kacau karena merindukan kasih sayang dari ibunya.
"Jangan menangis Lisa, ayo kita pulang.. aku akan mengantarkan mu"
Lisa melepaskan pelukannya dariku
"Tidak mau" dia memecahkan botol minuman yang ada ditangan nya
Lalu darah mengalir di tangannya
"Lisa kau terluka" aku memegang tangannya
Mata nya yang merah karena mabuk kini sedang menatap ku
"Astaga bagaimana ini.. aku akan mengambil perban di ruang UKS, tunggu sebentar"
aku buru-buru keluarSaat aku melihat pintu utama, aku merasa heran karena pintu nya tertutup padahal tadi saat aku masuk aku tidak menutupnya.
Aku mencoba membuka pintunya tapi pintunya terkunci.
"Seseorang tolong buka pintunya" aku berteriak dari dalam
Aku kembali menghampiri Lisa
"Lisa pintunya terkunci, bagaimana ini? Aku bingung"
"Telpon satpam"
"Ponselku tertinggal di dalam mobil"Lisa menyodorkan ponselnya padaku.
Saat aku melihat kontak ponsel nya, hanya ada satu nomor di dalam nya yaitu nomor ayahnya
"Lisa tidak ada nomor satpam disini"
"Aku lupa.. itu ponsel baru ku, semua nomor ada di ponsel lama ku"
"Astaga lalu bagaimana?"Lisa tidak menjawab pertanyaan ku
"Apa tanganmu sakit?"
Dia menggelengkan kepalanya
Aku melihat sekeliling siapa tahu ada kain yang bisa di jadikan untuk perban sementara, tapi disini hanya ruangan kosong, tidak ada barang sama sekali.
Mataku tertuju pada dasi yang dipakai oleh Lisa, aku langsung melepaskan dasi yang sedang ku pakai.
"Sini tanganmu"
"Mau apa?"
"Sementara pakai ini dulu agar darahnya tidak terus mengalir"
aku memakaikan pada tangannya yang terluka"Terima kasih" dia mengucapkan dengan ragu
"Senyumlah Lisa aku ingin melihatnya"
"Untuk apa aku tersenyum sedangkan tidak ada hal yang bisa membuatku bahagia"
"Masih ada ayahmu, dia sumber kebahagiaan mu sekarang kan?""Justru dia yang telah merusak segalanya, dia yang membuat sumber kebahagiaan ku hilang"
"Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan?"Lisa menangis lagi
"Saat ibuku sakit dia malah bermain wanita lain di belakang ibuku"
Aku berpikir jika Lisa sedang meracau karena mabuk
"Saat ibuku sakit, aku yang menemani nya, aku yang mengurus nya, aku tahu ibuku tidak hanya sakit fisik saja.. tapi batin nya juga sakit karena ayah telah berkhianat.. aku sangat membenci pria, itu sebabnya sekolah ini hanya khusus untuk perempuan saja.. saat ibu sedang sakit parah ayahku tidak memperdulikan nya, dia masih tetap menjalin hubungan dengan wanita lain.."
Sorot matanya mengatakan bahwa yang dia katakan semua itu benar
"Apa ayahmu sekarang masih seperti itu?"
"Saat ibuku meninggal, aku sangat marah padanya.. aku mengancam nya jika dia sampai menikahi wanita lain, aku akan mengakhiri hidupku""Kau membencinya tapi kenapa di ponselmu hanya tersimpan nomor ayahmu saja?"
"Aku tidak tahu, ku bilang kan itu ponsel baru, mungkin saja dia sengaja menyimpan nomor nya sendiri di ponsel ku"
"Telpon saja ayahmu supaya dia menyuruh satpam untuk membukakan pintu nya""Sudah kubilang kan aku membenci nya !! Aku sedang bercerita tentang ibu ku padamu, tapi kenapa kau tidak menunjukkan rasa respect mu sedikit pun? Kau malah memikirkan bagaimana caranya keluar dari sini" Lisa marah
"Astaga Lisa maafkan aku, aku.."
"Aku apa hah? Semua orang sama saja"
Lisa bangun dengan sempoyongan"Kau mau kemana Lisa? Maafkan aku.."
Lisa berjalan menuju arah pintu
Dia mencoba mendobrak pintu dengan kaki nya"Lisa jangan ,itu akan menyakiti dirimu"
Lisa tidak mendengarkan aku, dia terus saja mencoba mendobrak pintu nya dengan marah
"Maaf Lisa aku pikir kau hanya asal bicara karena mabuk"
Lisa berhasil membuka pintunya, dia berjalan tanpa memperdulikan aku.
"Akan ku bantu agar kau tidak terjatuh" aku meraih tangannya
Lisa menyingkirkan tanganku darinya, dia berhenti sejenak lalu melepaskan dasi yang ku jadikan perban di tangannya lalu dia membuang nya ke lantai.
Dia menghampiri satpam untuk menamparnya setelah itu dia pergi dengan mobilnya.
Aku sangat merasa bersalah padanya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Storie d'amoreaku tidak perlu mendeskripsikan bagaimana inti dari cerita ini, kalian akan mengetahui nya jika kalian sudah membaca nya.