Lisa pergi menemui Jisoo

1K 79 0
                                    


"Kapan kau akan pergi ke Australia?"
"Sepertinya besok, itu pun jika tidak ada lagi pekerjaan disini"

" Kenapa kau tidak menetap saja disini?"
"Itu tidak mungkin Lisa, aku sudah membangun karir ku disana"
"Baiklah, apa yang kau mau katakan padaku?"
"Begini.. kemarin aku menemui rose"
"Kenapa? Apa ada masalah lagi?"
"Tidak, aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja"
"Apa dia menyakitimu?"

"Tidak, dia hanya membentak ku saja.. Lisa aku mempunyai permintaan padamu"

"Apa itu? Katakanlah"
"Jangan jauhi rose.. maafkan kesalahan nya"
"Apa permintaan mu itu tidak salah? untuk memaafkan nya saja aku tidak ingin, apalagi jika aku harus dekat dengan nya lagi.. aku tidak bisa jisoo"
"Apa kau sudah melupakan semua kebaikan nya?"

"Aku tidak akan lupa Jisoo, aku tidak menghukum nya dengan kejam, aku hanya tidak ingin berhubungan dengan nya lagi, itu saja.. kau tahu kan aku tidak bisa mengendalikan emosi ku? Tapi untuk rose, aku bisa sedikit menahan nya"

"Entah kenapa dia sangat terikat padamu, aku saja yang temannya sejak kecil kalah oleh mu"
"Sudah.. jangan pedulikan dia lagi"
"Tapi kan.."
"Sebentar, ada yang mengirim ku pesan.. pesan ini dari rose, dia mengirim kan foto padaku"
"Foto? Foto apa?"
"Sebentar..ini kan Jennie dengan sekertaris nya"

(Seperti ini kah orang yang kau banggakan?) Isi pesan dari rose

"Dia tidak tahu saja itu adalah sekertaris Jennie" Lisa tertawa
"Kenapa? Jelaskan padaku, aku tidak mengerti"
"Bukan apa-apa, rose hanya sedang mencoba mempengaruhi ku saja"

"Apa sekarang Jennie lebih istimewa dari pada rose?"

"...Apa kau tidak mempunyai hal lain yang ingin kau sampaikan? Jika tidak, aku akan pergi, aku harus ke kantor"
"Aku hanya ingin kau, rose dan aku bisa berkumpul lagi"
"Semoga itu bisa terjadi"

Sementara itu..

Rose menghampiri sekertaris Jennie

"Permisi..apa aku boleh duduk disini?"
"Maaf, apa aku mengenal mu?"
"Aku rose, teman Jennie"
"Oh teman Jennie, silahkan duduk lah"
"Terimakasih, apa kau tidak akan memperkenalkan dirimu padaku?"

"Oh tentu saja, nama ku Taehyung.. apa aku boleh tahu tujuan mu menghampiri ku?"

"..oh iya..t-tadi aku melihat mu disini dengan Jennie, dia tampak sangat marah, apa ada masalah antara kau dengan nya?"
"Dia marah karena tidak mau di jodohkan dengan ku"

"Apa?! Kalian sudah di jodohkan?"
"Ya begitulah, tapi dia menolak nya"
"Oww kasihan sekali kau..aku bisa kok membujuk Jennie"

"Aku tidak suka di kasihani"
"Bukan begitu.. maksud ku aku bisa membantu mu jika kau mau? Tapi ada syaratnya"

"Maaf aku tidak bisa melakukan kesepakatan dengan orang asing, permisi"
"Sombong sekali, dia pikir dia itu siapa"
Rose menggerutu

Aku pulang ke rumah tanpa kembali ke kantor, karena aku tidak mau bertemu dengan sekertaris palsu itu.

Aku menghubungi papa, untuk memastikan semua ini tidak benar.

"Hallo Jennie? Ada apa? Kau baik-baik saja disana kan?"
"Aku tidak baik-baik saja papa, kenapa papa menjodohkan ku tanpa persetujuan dariku?"
"Kau sudah menemui nya? Baguslah, dia sangat tampan bukan? Dan juga sukses"

"Aku tidak peduli dia tampan ataupun tidak, sukses ataupun tidak, aku hanya ingin tahu..kenapa papa tidak membicarakan hal ini dulu padaku? Papa mengambil keputusan tanpa memberitahu ku dulu!!"

"Apa kau lupa waktu papa memberikan jabatan mu sebagai direktur, papa kan sudah memberi mu syarat untuk menemui putra dari rekan bisnis papa, dan kau pun menyetujui nya bukan?"

"Tapi papa tidak mengatakan jika papa akan menjodohkan aku dengan dengannya!!"

"Jennie turunkan nada bicara mu itu !! Papa tidak akan merubah keputusan nya, jika kau membantah, papa tidak akan menganggap mu sebagai anak lagi"

Aku benar-benar ingin marah, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang, pikiranku benar-benar kalut.

Aku sering menghadapi berbagai masalah, tapi kali ini masalahnya cukup serius, aku tidak mempunyai solusi untuk masalah ini.

"Aku ingin menemui Jennie"
Lisa berbicara dengan pelayan Jennie

"Nyonya ada di kamar, tapi sepertinya nya nyonya tidak mau di ganggu oleh siapa pun"
"Biarkan aku menemui nya"
"Silahkan"

Lisa pergi ke kamar Jennie

"Ruby?"
"Kau?"
"Iya aku, kenapa?"

Lisa melangkah mendekati ku

"Aku tadi pergi ke kantormu tapi ternyata kau ada disini"

Aku tidak mau bicara ketika dekat dengannya, karena jika aku bicara, Lisa akan mencium bau alkohol dari mulutku..aku minum hany untuk menenangkan pikiran ku.

"Kenapa kau tidak mengatakan apapun?" Lisa menyentuh wajahku

"Jangan dekati aku"
"Kenapa? Apa kau marah padaku? Maafkan aku"
"Tidak, aku tidak marah!!"

"Kau? Mabuk?" Lisa menutupi hidung nya

Aku terdiam

"Kenapa kau mabuk?"
"Pikiranku sedang kalut Lisa, aku tidak tahu harus bagaimana, jadi aku minum sedikit saja"

"Kenapa kau tidak bercerita padaku jika kau sedang mempunyai masalah? Kenapa kau harus mabuk seperti ini?"

Aku menangis dipelukan Lisa

"Kau kenapa? Jangan membuatku takut"
"Aku bingung Lisa.."
"Iya kenapa? Katakan padaku, jangan menangis seperti ini"

Lisa menghapus air mata ku

"Orang tua ku..dia sudah menjodohkan aku"

"Kau pasti melantur ya? Kau kan sedang mabuk"
"Tidak Lisa, aku serius"
"Siapa orangnya?"
"Sekertaris ku"
"Sekertaris mu? Kenapa bisa orang tua mu menjodohkan mu dengan seorang sekertaris?"
"Dia hanya berpura-pura menjadi sekertaris, dia itu anak dari rekan bisnis papa"

Lisa terdiam, aku melihat raut wajahnya yang berbeda

"Bagaimana dengan aku?" Suaranya terdengar lirih

"Aku tidak menyetujui perjodohan itu, tapi papa mengancam ku jika dia tidak akan menganggapku sebagai anaknya lagi jika aku menolak"
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Aku tidak mau Lisa.."

Lisa memeluk ku dengan erat

"Kau akan pergi jauh lagi dariku Ruby.."

"Jangan berpikir seperti itu..aku tidak akan pergi lagi darimu Lisa"
"Lalu bagaimana dengan ayahmu?"
"Aku tidak tahu, aku bisa stres memikirkan ini semua Lisa"
"Tenangkan dirimu, kita cari bersama solusi untuk masalah ini"

Tubuhku hampir terjatuh ke lantai

"Ruby? Kau kenapa?"
"Kepala ku pusing Lisa"

Lisa mengangkat tubuhku lalu membaringkan nya ke tempat tidur

"Aku tidak mau melihat kau seperti ini lagi, jangan coba-coba untuk minum lagi"

"Kau sering minum, kenapa aku tidak boleh?"

"Tidak ada alasan, ini terakhir kali nya aku melihat mu mabuk, jika kau sampai seperti ini lagi, aku tidak akan memaafkan mu"
"Baiklah"

Lisa membelai rambut ku dengan lembut, tatapan matanya menetap memperhatikan wajahku.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang